Suasana pertemuan para rama Domus Pacis dengan Paguyuban Timbalan Senakel dari Paroki Santo Pius X Karanganyar berlangsung dengan amat segar. Paguyuban ini beranggotakan keluarga-keluarga yang memiliki anggota rumah atau saudara atau saudari yang menjadi imam atau calon imam dan biarawan atau biarawati. Mereka datang berkunjung ke Domus pada hari Minggu 24 Juni 2018 di pagi hari. Dalam perjumpaan itu muncul pertanyaan-pertanyaan dari para tamu tentang acara dan kehidupan para rama tua yang ada di Domus. Dengan dipandu oleh Rm. Bambang, para rama Domus menyampaikan sharing masing-masing. Secara umum sharing para rama menggambarkan suasana hati bahagia mengalami masa tua di Domus. Ungkapan-ungkapan keceriaan batin kerap terumuskan dalam kata-kata yang membuat para tamu tertawa. Apalagi bila Rm. Bambang dalam panduan memberikan komentar lucu-lucu, gelak tawa pun dapat berderai-derai.
Tiba-tiba dari para tamu ada yang berkata "Rama, sebetulnya pada awal sebelum sampai di sini kami berbicara tentang suasana yang akan kami hadapi. Rumah para rama tua akan terasa sepi. Kondisi para rama sakit-sakitan dan menderita karena harus berada di rumah tua. Kami akan berjumpa dengan rama-rama yang kurang lebih tampak susah karena kesepian". Ternyata kata-kata ini disaut dengan berbagai kata-kata yang bernada mengiyakan. Menanggapi kata-kata itu kemudian Rm. Bambang menceriterakan kondisi Domus Pacis tempo dulu dan proses perjalanan hingga kini. Dari hanya diserahkan pada karyawan hingga munculnya para relawan relawati. Dari hanya diurus sampai dengan munculnya program-program inisiatif. Dari suasana seperti rumah sakit atau tahanan hingga kini menjadi tujuan dari banyak kelompok pengunjung.
Suasana pertemuan para rama Domus Pacis dengan Paguyuban Timbalan Senakel dari Paroki Santo Pius X Karanganyar berlangsung dengan amat segar. Paguyuban ini beranggotakan keluarga-keluarga yang memiliki anggota rumah atau saudara atau saudari yang menjadi imam atau calon imam dan biarawan atau biarawati. Mereka datang berkunjung ke Domus pada hari Minggu 24 Juni 2018 di pagi hari. Dalam perjumpaan itu muncul pertanyaan-pertanyaan dari para tamu tentang acara dan kehidupan para rama tua yang ada di Domus. Dengan dipandu oleh Rm. Bambang, para rama Domus menyampaikan sharing masing-masing. Secara umum sharing para rama menggambarkan suasana hati bahagia mengalami masa tua di Domus. Ungkapan-ungkapan keceriaan batin kerap terumuskan dalam kata-kata yang membuat para tamu tertawa. Apalagi bila Rm. Bambang dalam panduan memberikan komentar lucu-lucu, gelak tawa pun dapat berderai-derai.
Tiba-tiba dari para tamu ada yang berkata "Rama, sebetulnya pada awal sebelum sampai di sini kami berbicara tentang suasana yang akan kami hadapi. Rumah para rama tua akan terasa sepi. Kondisi para rama sakit-sakitan dan menderita karena harus berada di rumah tua. Kami akan berjumpa dengan rama-rama yang kurang lebih tampak susah karena kesepian". Ternyata kata-kata ini disaut dengan berbagai kata-kata yang bernada mengiyakan. Menanggapi kata-kata itu kemudian Rm. Bambang menceriterakan kondisi Domus Pacis tempo dulu dan proses perjalanan hingga kini. Dari hanya diserahkan pada karyawan hingga munculnya para relawan relawati. Dari hanya diurus sampai dengan munculnya program-program inisiatif. Dari suasana seperti rumah sakit atau tahanan hingga kini menjadi tujuan dari banyak kelompok pengunjung.
0 comments:
Post a Comment