Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, August 29, 2018

Dibaca, Ya .....


Ketika mengadakan omong-omong dengan beberapa orang untuk menyiapkan program Novena Ekaristi Seminar 2019, yang biasa terjadi di Domus Pacis Puren setiap tahun pada bulan Maret hingga November, salah satu topik yang menjadi pembicaraan adalah tentang kepikunan untuk lansia. Tetapi topik ini diletakkan dalam kerangka bagaimana seorang lansia dapat berperan membantu sesama kaum lansia. Ternyata hal ini menyentuh hati Rm. Bambang sehingga muncul pertanyaan "Sebagai sesama imam lansia di Domus, apa yang dapat kulakukan?" Di dalam pikiran-pikiran lebih lanjut dia kemudian teringat dan terbayang rama Domus yang kadang-kadang bertanya "Iki dina apa?" (Sekarang hari apa?). Beliau sering mengeluhkan dan agak menyalahkan kalau ada rombongan kunjungan tidak diinformasikan lebih dahulu. Padahal Rm. Bambang sudah beberapa kali mengatakan di kamar makan. Terhadap acara yang menarik akan terjadi, beliau kerap bertanya beberapa kali "Kapan?" Padahal rama ini memiliki usia yang bukan tertinggi di antara para rama Domus.

Itu hanya salah satu yang terjadi di kalangan rama-rama tua penghuni Domus Pacis Puren. Karena ada yang menurut Rm. Bambang masih berpikiran jernih tetapi punya soal yang itu-itu saja. Selain itu beliau banyak terlalu memperihatinkan diri dengan kesulitan-kesulitannya. Terhadap omongan-omongan di luar yang diketahui, beliau merasa gelisah dan tidak kerasan. Dari dua pengalaman itu Rm. Bambang merasa ada bahaya kepikunan mudah melanda Komunitas Rama Tua Domus Pacis. Kalau merebak pasti dapat merepotkan kiri kanan dan yang menderita pun dapat mengalami kefrustrasian. Kebetulan di dalam membuat renungan harian Rm. Bambang menemukan ayat Kitab Suci "Tetapi Ia menjawab: "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jaripun."" (Luk 11:46) "Wadhuh, aja-aja suk aku ngajak para lansia dha nggatekke pepadhaning lansia, ning aku dhewe ora nglakoni" (Aduh, jangan-jangan aku besok mengajak para lansia memperhatikan sesama lansia, tetapi aku sendiri tidak menjalaninya). Inilah yang melatarbelakangi mengapa pada makan malam pada Rabu 29 Agustus 2018 dia membagikan buku untuk Rm.Ria, Rm. Yadi, Rm. Harto, dan Rm. Tri Hartono. Ada dua buku: 1) Nota Pastoral Konferensi Waligereja Indonesia 2018, dan 2) Senja Nan Indah Menjadi Lansia Bahagia dan Bijaksana. Sebelum membagi Rm. Bambang omong bernada sembrono "Diwaca, ya, ben ora pikun he he he" (Dibaca, ya, agar tidak pikun he he he).

0 comments:

Post a Comment