Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, August 26, 2018

Pesta Pelindung


Jam belum sampai pada angka 16.00. Tetapi, sekalipun masih kurang hampir 25 menit, cukup banyak orang sudah masuk Domus Pacis pada Minggu 29 Juli 2018. Pada hari itu Mas Handoko dan Sri, istrinya, serta Bu Rini sudah mulai sibuk sejak jam 13.30. Selain menyiapkan penataan soundsystem, bersama para karyawan (Mas Abas, Mas Ardi, dan Tono) Mas Handoko juga menata banyak kursi. Ada kursi-kursi yang ditata di Kapel untuk menambah jumlah tempat duduk dan di luar sebelah selatan Kapel untuk tempat duduk kor. Sementara itu banyak kursi juga ditata berhadap-hadapan menjadi deretan yang cukup panjang di teras depan kamar mandi Rm. Bambang hingga depan ruang pertemuan dalam. Menurut informasi jumlah tamu yang datang ada 83 orang yang terdiri dari 54 orang tua dan 29 anak dan remaja. Ketika mereka masuk, para tamu banyak yang kemudian duduk-duduk dan omong-omong, tak sedikit yang kemudian melihat kolam yang berisi ikan koi mendampingi anak-anaknya yang tampak amat kegirangan menyaksikan lenggak-lenggoknya ikan-ikan yang besar-besar itu.

Tepat pada jam 16.00 Rm. Bambang dengan pengeras suara berkata "Sadaya mawoooon, mangga lajeng ngunjuk rumiyin lan dhahar snak" (Semua saja, sekarang silahkan minum dan menikmati snak). Dan ketika sebagian besar sudah selesai minum dan snak yang disiapkan oleh Bu Rini, acara duduk-duduk di teras diisi dengan jumpa santai antara para tamu dan para rama Domus Pacis. Para rama Domus yang hadir adalah Rm. Harto, Rm. Yadi, Rm. Tri Hartono, Rm. Bambang, dan Rm. Ria. Ada juga Rm. Gito yang tinggal di Pastoran Pringwulung yang datang diantar oleh pramurukti dan satu ibu. Pak Yanto, Ketua Lingkungan Santa Ana Paroki Bintaran, tampil memberikan sambutan. Dari sambutan itu Pak Yanto mengatakan bahwa semua yang datang adalah anggota Lingkungan Santa Ana. Mereka datang ke Domus Pacis untuk merayakan pesta Pelindung Lingkungan bersama para rama tua di Domus Pacis. Sambutan ini menjadi amat lucu karena setiap kali ada serobotan kata-kata dari Rm. Bambang sehingga bercorak dialogal penuh nuansa humor. Rm. Bambang kemudian mengenalkan rama-rama yang hadir. Satu bapak mengajukan pertanyaan tentang Rm. Slamet Wito yang ditanggapi oleh Rm. Yadi.

Sesuai dengan jadual yang direncanakan, pada jam 17.00 acara dilanjutkan dengan Misa Minggu di Kapel Santo Barnabas Domus Pacis. Rm. Bambang memimpin misa dan petugas-petugas lain termasuk kor sudah disiapkan oleh Lingkungan Santa Ana. Mukjizat lima roti dan dua ikan dari bacaan Injil menjadi fokus isi bagian homili yang dijadikan semacam pengajian oleh Rm. Bambang. Semangat syukur yang menjadikan kondisi kurang jadi kelimpahan dihubungkan dengan kisah Santa Ana, ibunda Santa Perawan Maria. Dari sini ditarik pelajaran bagaimana mengembangkan kehidupan jemaat Lingkungan justru dengan memberdayakan warga sehingga Lingkungan menjadi laboratorium kehidupan. Seusai misa semua langsung menikmati makan malam yang sudah disiapkan oleh Bu Tatik dan Mbak Sri dari Ambarrukmo. Sebagaimana yang kini terjadi, sementara acara makan ada kain-kain batik digelar untuk mencari dana bagi SMK Sanjaya Pakem yang berada dibawah Yayasan Bernardus pimpinan Rm. Deny.

0 comments:

Post a Comment