Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, August 28, 2018

Percikan Nas Rabu, 29 Agustus 2018

Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis
warna liturgi Merah

Bacaan-bacaan:
Yer. 1:17-19; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17; Mrk. 6:17-29. BcO Am. 1:1-2:3.

Nas Injil:
17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. 18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" 19 Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, 20 sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. 21 Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarny perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. 22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", 23 lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" 24 Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" 25 Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" 26 Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. 27 Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. 28 Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. 29 Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

Percikan Nas:
Kata-kata bisa menjebak seseorang. Bukan hanya kata-kata salah yang bisa membawa seseorang terkena hukuman. Kata-kata benar pun bisa membawa seseorang harus menerima hukuman. Di negeri kita pun kejadian seperti itu terjadi. Orang yang berkata benar berdasarkan fakta yang ada dijatuhi hukuman penjara.
Yohanes berkata benar atas tindakan Herodes. “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" (Mrk 6:18). Kata-kata ini menyakiti hati Herodes dan Herodias yang dia ambil sebagai isteri. Herodes pun menangkap Yohanes dan memenjarakannya, meski ia tahu bahwa kata-kata Yohanes ini benar. Tidak sampai di situ. Rasa sakit hati Herodias tega menghilangkan nyawa Yohanes.
Berhadapan dengan orang gampang panas dan penuh dendam memang tidak mudah. Mengatakan yang benar pun beresiko. Segala kalimat yang kita lontarkan bisa dipakai menjadi senjata yang mematikan. Diperlukan kemampuan yang luar biasa untuk menghadapi orang-orang ganas dan jahat. Maka marilah kita terus belajar untuk merangkai kata kebenaran dengan resiko minimal. Kita tidak mudah terpancing untuk mengeluarkan kata yang akan menjadi senjata yang mengancam nyawa kita.

Doa:
Tuhan jagailah kata-kata kami. Semoga kami tetap bisa menyampaikan kebenaran dalam bahasa yang baik. Limpahkanlah berkat-Mu pada orang-orang baik yang diincar kesalahannya oleh orang-orang jahat. Amin.

Merangkai kata kebenaran
(goeng).

0 comments:

Post a Comment