Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, August 6, 2018

Percikan Nas Selasa, 07 Agustus 2018


Selasa, 07 Agustus 2018

Sistus II, Kayetanus, Gaetano Thiene, Albertus dr Trapani, Agatangelus dan Kasiuanus
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Yer. 30:1-2,12-15,18-22; Mzm. 102:16-18,19-21,29,22-23; Mat. 14:22-36. BcO Yl. 2:12-17.
Nas Injil:
22 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. 24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. 25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. 26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut. 27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” 28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” 29 Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” 31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” 32 Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. 33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.” 34 Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. 35 Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya. 36 Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.
Percikan Nas:
Pekerjaan memang banyak. Kadang terasa waktu 24 jam sehari tidak cukup. Memang pekerjaan tidak akan pernah habis. Ketika satu pekerjaan diselesaikan pekerjaan yang lain muncul.
Tuhan Yesus telah melakukan banyak pekerjaan. Dari satu kota desa ke kota desa yang lain. Dia selalu mengajar dan mengadakan mukjijat. Kemarin dikisahkan Dia mengajak 3 murid-Nya ke gunung. Kini Ia sendirian ke gunung dan berdoa. Yesus mengambil waktu untuk sendiri dan meninggalkan pekerjaan-Nya sejenak.
Kalau kita turuti mungkin kita tidak akan sempat untuk ambil waktu sendiri. Alasannya bisa bermacam-macam. Mobil pun butuh waktu untuk istirahat sejenak. Kadang malah harus turun mesin. Manusia sangat perlu untuk pamit sejenak dari segala kesibukannya lalu berdiam di hadapan Tuhan. Kalau kita turuti terus tuntutan kerja kita akan kehilangan masa-masa indah bersama Tuhan. Mari kita sediakan waktu untuk mendiri bersama Tuhan.
Doa:
Bapa aku bersyukur boleh berkarya dalam hidup ini. Aku bersyukur karena pekerjaan yang Kauberikan. Semoga aku selalu ingat pada-Mu dan berkonsultasi pada-Mu. Amin.
Waktu bersama Tuhan
(goeng).

0 comments:

Post a Comment