Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, August 22, 2018

Percikan Nas Kamis, 23 Agustus 2018


Kamis, 23 Agustus 2018
Rosa dr Lima, Berardus dr Offida, Filipus Benizi
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Yeh. 36:23-28; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 22:1-14. BcO Pkh. 6:12-7:28.
Nas Injil:
1 Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: 2 “Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. 3 Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. 4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. 5 Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, 6 dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. 7 Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. 8 Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. 9 Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. 10 Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. 11 Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. 12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. 13 Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. 14 Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Percikan Nas:
Ada banyak orang bercerita kala dulu mahasiswa mereka kalau tidak punya uang mereka dandan rapi lalu datang ke hajatan nikah. Modal baju batik atau baju pesta yang dimiliki dan gaya yakin (plus amplop kosong kali ya) mereka bisa menikmati hidangan pernikahan sampai kenyang. Pakaian pantas untuk pesta membuat mereka tidak ditolak.
Dalam perumpamaan Yesus menggambarkan kerajaan Allah seperti raja yang mengadakan perjamuan nikah. Makanan dan minuman telah disediakan. Tapi yang diundang tidak datang. Maka raja pun mengundang semua orang lain. Namun kemudian dari yang datang ada yang tidak memakai pakaian yang pantas. Orang itu pun ditangkap dan dihukum.
Mungkin kita pun bukan undangan pertama dalam perjamuan Tuhan, bahkan mungkin tidak diundang. Namun kiranya Tuhan tetap mengijinkan kita masuk asal mengenakan pakaian yang pantas. Maka kiranya kita pun perlu selalu memantaskan diri dan mau antri masuk dalam perjamuan Tuhan. Tuhan tidak akan pernah menolak yang pantas.
Doa:
Tuhan, dandanilah aku supaya pantas datang ke perjamuan-Mu. Perkenankanlah diriku untuk masuk dalam perjamuan yang Kauadakan. Aku percaya Engkau tidak akan menolak kehadiranku. Amin.
Memantaskan Diri
(goeng).

0 comments:

Post a Comment