Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, August 12, 2018

Percikan Nas Senin, 13 Agustus 2018


Senin, 13 Agustus 2018

Pontianus, Hipolitus, Markus dr Aviano
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Yeh. 1:2-5,24-2:1a; Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd; Mat. 17:22-27. BcO Yun. 3:1-4:11.
Nas Injil:
22 Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia 23 dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali. 24 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: “Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?” 25 Jawabnya: “Memang membayar.” Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: “Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” 26 Jawab Petrus: “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya: “Jadi bebaslah rakyatnya. 27 Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.”
Percikan Nas:
Uang. Makin hari uang makin berkuasa. Orang mengejar kekuasaan demi uang juga. Orang pun berani mengeluarkan uang demi kuasa. Seringkali uang yang dikeluarkan tidaklah sedikit. Kalau dulu orang menggunakan uang dengan sembunyi-sembunyi. Sekarang ini orang menggunakan uang dalam jumlah yang besar secara terang-terangan. Tidak tahu apakah penegak hukum punya daya untuk menindak atau malah lumpuh karena uang juga.
Yesus dan para murid pun ditanya soal membayar pajak. Pajak sebenarnya dikenakan kepada orang asing. Namun Tuhan tidak ingin menjadi batu sandungan. Ia pun membayar pajak. Ia menyediakan uang di mulut ikan yang akan ditangkap Simon. Yesus pun memerlukan uang untuk memenuhi kewajibannya.
Uang memang multi nilai. Pada kebanyakan orang uang diperlukan untuk hidupnya. Bagi sebagian orang uang sebagai mainannya untuk berkuasa dan memainkan orang lain. Mengikuti Yesus kiranya kita perlu mengerti dan menggunakan uang dengan semestinya dan tidak menimbulkan sandungan. Mari kita sungguh cermat dan tepat dalam menyikapi uang.
Doa:
Bapa semoga bangsa kami bisa dipimpin orang-orang yang bisa mengelola uang dengan baik dan menyejahterakan masyarakat. Semoga warga pun tidak terkecoh dengan orang-orang yang tampaknya berbagi uang namun beragenda merampas hartanya. Jernihkanlah hati kami semua. Amin.
Bukan sandungan
(goeng).

0 comments:

Post a Comment