Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, August 23, 2018

Pelihara Kesehatan Fisik dan Mental Lansia dengan Media Sosial

diambil dari https://www.kompasiana.com/www.akhlis-purnomo.com

Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)

Ada yang mengagumkan tatkala saya menemukan seorang teman memamerkan di Facebook bahwa neneknya sedang belajar menggunakan sebuah produk teknologi informasi. "Beliau sedang sibuk tanya bagaimana caranya menggunakan Facebook, Twitter, BBM (BlackBerry Messenger) dan WhatsApp lho!" Ia mengunggah neneknya memandangi layar ponsel pintar baru miliknya dengan antusias.

Raut muka gembira itu bukan karena ia menggenggam ponsel terkini yang didapatnya secara cuma-cuma dari cucunya di hari ulang tahunnya tapi karena ia bahagia bisa menghubungi orang-orang terkasihnya kapan saja dan dari mana saja (sepanjang masih ada sinyal seluler tentunya). 
Saya jadi ingat dengan semua mendiang kakek dan nenek saya yang sepanjang hayat mereka tidak pernah bersentuhan dengan produk teknologi semacam ponsel cerdas sebagaimana yang dialami oleh nenek teman saya tadi. Padahal jika mereka mau, mereka bisa tinggal meminta pada anak-anaknya untuk membelikan.

Namun lain dari nenek teman saya tadi, almarhum kakek dan nenek saya merasa sudah terlalu uzur dan repot untuk menggunakan ponsel lagi. "Sudahlah, itu kan mainannya anak-anak muda," begitu mungkin kilah mereka. Ponsel yang dibelikan untuk kakek saya, misalnya, dibiarkan teronggok begitu saja. Tidak pernah diotak-atik. Seakan tidak ada keinginan untuk belajar menggunakannya.
Saya masih ingat keengganan mereka untuk belajar menggunakan hal baru yang membutuhkan waktu dan pikiran untuk menggunakan ponsel dan beragam fitur dan aplikasi pintar di dalamnya. Sungguh sangat disayangkan sekali memang mengingat begitu banyaknya waktu yang tersedia karena mereka tidak memiliki kesibukan lain selain tidur dan makan serta tinggal di rumah sepanjang waktu dan menunggu akhir pekan datang saat kami anak dan cucunya berkunjung sejenak mengobati rindu mereka.

Bagi Anda yang masih memiliki kakek atau nenek yang sekarang sudah kebingungan karena di rumah sendiri sepanjang hari atau sudah tidak memiliki banyak kesibukan karena telah masuk masa pensiun dan tidak memiliki kesempatan untuk keluar rumah lebih sering sebagaimana mereka saat masih muda dulu, ada baiknya memperkenalkan media sosial pada kaum lansia ini. 

Apa pasal?

Ternyata bagi mereka yang sudah berusia lanjut, menggunakan media sosial ada manfaat yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, yakni mencegah perasaan kesepian dan meningkatkan kesehatan. Menurut temuan sebuah studi ilmiah yang dilaksanakan tim peneliti Michigan State University dan dimuat di jurnal Cyberpsychology, Behavior and Social Networking ini, diketahui bahwa para manula yang menggunakan situs jejaring sosial, surel, pesan singkat, dan bentuk media sosial lainnya memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami kesepian dan mempertinggi peluang mereka mempertahankan kesehatan yang makin berharga di usia tua. Studi ini melibatkan 591 subjek yang berusia rata-rata 68 tahun.

Bila bagi generasi muda media sosial bisa berdampak negatif karena membuat mereka lupa belajar dan berisiko terpapar konten-konten tidak senonoh, bagi generasi tua tampaknya efeknya sebaliknya. Mereka justru menikmati lebih banyak manfaat. Ditandaskan oleh William Chopik (assisten pengajar ilmu psikologi di Michigan State University) bahwa penggunaan teknologi ini (teknologi sosial) bisa memberikan manfaat bagi kesehatan mental dan fisik lansia.

Lebih lanjut lagi dijelaskan peneliti bahwa yang dimaksudkan dengan teknologi sosial di sini ialah surat elektronik, jejaring sosial misalnya Facebook dan Twitter; panggilan video atau suara seperti Skype; pesan instan atau percakapan daring seperti WhatsApp dan Line; dan ponsel cerdas.
Sekali lagi ditegaskan memang kelompok usia lanjut ini memiliki tantangan dalam belajar tetapi tidak berarti semua lansia sangat kolot dan malas. Bahkan ada sekelompok lansia yang memiliki minat tinggi belajar teknologi sosial. Kegigihan itu tidak sia-sia karena mereka menjadi merasa lebih terhibur, tidak kesepian dan merana meski di rumah atau terbaring di ranjang karena tubuh mulai melemah. 

Chopik dan timnya juga menggarisbawahi mengenai tingkat kepuasan hidup dan turunnya intensitas gejala depresi dan kondisi kronis seperti tekanan darah tinggi dan kencing manis pada lansi pengguna teknologi sosial. Jelas sudah bahwa hubungan sosial yang intens meski itu berbentuk virtual sekalipun bisa mendekatkan manusia dan inilah yang menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya. 

Jadi, jika Anda masih memiliki kakek atau nenek atau orang tua yang lansia, cobalah untuk menyarankan agar mereka melakukan rutinitas positif, selalu hubungi jika ada waktu luang agar pikiran dan tubuh mereka selalu aktif dan jauh dari rasa kesepian.

Karena bagi mereka kesepian itu membuat stres dan depresi karena merasa sudah tidak berguna lagi, atau kesepian karena sudah tidak memiliki teman yang bisa diajak bicara dari hati ke hati (bayangkan teman sebaya Anda satu persatu meninggal dan hanya Anda yang masih hidup). Kebutuhan untuk dipahami dan didengarkan itulah yang jauh lebih penting dari apapun. Dan kebetulan teknologi sosial membantu memudahkan mereka memenuhi kebutuhan satu ini. 

0 comments:

Post a Comment