Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, April 20, 2019

MINGGU PASKAH PAGI Yoh 20:1-9 DAN SORE – Luk 24:13-35

diambil dari https://unio-indonesia.org posted on April 15,2019 by WEB-ADMIN


DIA SUDAH BANGKIT!
Rekan-rekan yang budiman!
Tidak ada laporan bagaimana persisnya kebangkitan itu terjadi, dengan cara apa, kapan saatnya dan siapa-siapa yang pertama melihat peristiwa itu. Jalannya peristiwa akan tetap tersembunyi, hanya jejak-jejak peristiwa itu sajalah yang dikenali. Namun demikian, ada pokok yang mendasari kepercayaan bahwa Yesus telah bangkit. Yang pertama ialah ia tak ada di tempat ia dimakamkan setelah diturunkan dari salib, dan yang kedua ialah keyakinan orang-orang yang terdekat bahwa ia tidak lagi berada di antara orang mati. Amat besar peran kesaksian orang-orang yang datang mencari dia yang tadinya wafat dan dimakamkan seperti disampaikan dalam Luk 24:1-12 (Malam Paskah); Yoh 20:1-9 (Minggu Paskah pagi ); dan Luk 24:13-35 (Minggu Paskah sore).
MINGGU PASKAH PAGI –  Yoh 20:1-9
Menurut Injil Yohanes, pada hari perama minggu itu, pagi-pagi benar, Maria Magdalena datang ke makam Yesus. Ia melihat batu penutup telah diambil dari kubur. Segera ia berlari mendapatkan Petrus dan murid lain yakni “murid yang dikasihi” Yesus dan menyampaikan berita bahwa Yesus diambil orang dan tak diketahui di mana sekarang. Maka Petrus dan murid yang lain itu berlari ke makam. Murid yang lain tadi sampai terlebih dahulu, menjenguk ke dalam kubur dan melihat kain kafan terletak di tanah. Petrus juga datang, lalu masuk dan mendapati juga kafan terletak di tanah, tapi kain peluh terlihat di tempat lain. Kedua murid ini mendapati makam kosong. Kesimpulan pembaca Injil: dia sudah bangkit. Seandainya jenazahnya cuma dipindahkan atau disembunyikan, mestinya kafan dan kain peluh tidak dilepas dan ditinggalkan di makam.
Murid yang lain, yang tadi ada di luar itu, menyusul masuk ke makam, dan disebutkan, “ia melihatnya”, maksudnya, ia melihat bekas-bekas Yesus di situ, tapi kini sudah bangkit. Ditambahkan dalam ay. 8, “Dan ia percaya.” Pengalaman pembaca Injil Yohanes dulu masih bisa kita ikuti pula. Ia akan pertama-tama menyimpulkan bahwa Yesus sudah bangkit dan baru sejenak kemudian percaya, seperti murid yang lain tadi. Ini cara berkisah Yohanes yang melibatkan pembaca. Ia membuat siapa saja yang mengikuti kisahnya merasa seolah-olah ikut berlari ke makam, dan boleh jadi datang mendahului Petrus dan bahkan murid yang dikasihi itu sendiri. Dan mendahului percaya Yesus sudah bangkit!
Mari kita bandingkan dengan Injil Lukas. Dalam Luk 24:35 ketika dua murid melaporkan kepada kesebelas murid di Yerusalem mengenai penampakan Yesus di Emaus, mereka yang di Yerusalem itu juga menegaskan bahwa “Tuhan telah bangkit dan menampakkan diri kepada Simon”. Akan tetapi, Lukas tidak menceritakan Petrus secara khusus mendapat penampakan Tuhan. Memang dalam 1Kor 15:5, Paulus menyebut bahwa Yesus menampakkan diri kepada Kefas, yaitu Petrus, dan menyebutkan murid-murid lain. Namun demikian, apa yang dialami Petrus sesungguhnya? Rupa-rupanya Lukas sengaja hanya menyebut Petrus “heran memikir-mikirkan apa yang telah terjadi”. Lukas mengajak pembaca ikut serta dalam pengalaman Petrus mengenai “apa yang telah terjadi itu”, yakni Yesus tidak lagi berada di tempat orang mati dan hanya kain kafannya masih di situ. Begitulah Petrus nanti juga sampai pada kesadaran bahwa Yesus sudah bangkit.
MINGGU PASKAH SORE – Luk 24:13-35
Dalam konteks kisah kebangkitan Lukas (Luk 24:1-12), ditekankan pengalaman para perempuan di makam yang kosong yang teringat akan perkataan Yesus dahulu. Juga digambarkan pengalaman Petrus menemukan makna peristiwa ini seperti disinggung di atas. Dua jalan itu membawa mereka sampai pada keyakinan bahwa Yesus telah bangkit.
Ada jalan lain, yakni penampakan, seperti yang dialami kedua murid yang menuju Emaus yang diceritakan di dalam Luk 24:13-35. Kedua murid itu tidak segera menyadari bahwa orang yang menyertai mereka dalam perjalanan ke Emaus ialah Yesus yang telah bangkit. Bagi mereka, Yesus yang kelihatan sebagai musafir itu menjelaskan kejadian-kejadian mengenai dirinya yang telah dikatakan dalam Kitab Suci. Jadi, sepanjang perjalanan itu kedua murid tadi “membaca kembali” warta Kitab Suci mengenai Yesus. Mereka tidak sadar bahwa Yesus ada bersama mereka dan menolong mereka agar mengerti lebih dalam warta Kitab Suci. Mata mereka baru terbuka ketika ia makan bersama mereka dan melakukan hal yang sama seperti yang terjadi pada perjamuan terakhir. Akan tetapi, saat itu juga Yesus lenyap. Yang tinggal ialah kesadaran bahwa ia kini hidup. Kesadaran inilah yang membuat mereka bergegas mengabarkan kepada kesebelas murid di Yerusalem dan orang-orang lain yang beserta mereka.
Satu hal lagi. Kedua murid yang berjalan ke Emaus itu disertai oleh dia yang telah bangkit dalam ujud yang tidak segera mereka kenali. Perjumpaan dengan orang yang tak dikenal, tapi dalam suasana dialog tadi menjadi jalan yang setapak demi setapak membuat mereka siap mengenali siapa dia itu sesungguhnya. Banyak perjumpaan yang memperkaya batin yang tak segera disadari. Biarkan dia sendiri yang ada dalam pengalaman itu menunjukkan diri. Dan saat itu juga mereka – kita juga – akan menyadari kenapa tadi “hati kita berkobar-kobar…!” (ay. 32).
Selamat Paskah!
A. Gianto

0 comments:

Post a Comment