Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, April 10, 2019

Santo Stanislaus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 4102 Diterbitkan: 05 Agustus 2013 Diperbaharui: 20 April 2017

  • Perayaan
    11 April
    7 Mei (sebelumnya - Roman Martyrology)
    8 May (di Keuskupan Kracow)
  • Lahir
    26 July 1030
  • Kota asal
    Kraków - Polandia
  • Wafat
    8 Mei 1079 - Martir 
    Dibunuh didalam chapel of Saint Michael di Kraków, Polandia
  • Beatifikasi
    -
  • Kanonisasi
    Tahun 1253 oleh Paus Inosensius IV Sumber : Katakombe.Org

Menurut tradisi, Santo Stanisłaus lahir di Szczepanów, sebuah desa kecil dekat kota Krakow Polandia. Ia adalah anak tunggal pasangan bangsawan Polandia yang saleh Wielisław dan Bogna. Kedua orangtuanya telah berdoa tiga puluh tahun lamanya agar dikaruniai seorang anak. Ketika Stanislaus lahir, mereka mempersembahkannya kepada Tuhan dengan penuh rasa syukur. Ia dididik di sekolah katedral di Gniezno lalu melanjutkan ke Paris Perancis.
Setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, Stanislaus kembali ke Polandia dan memutuskan untuk menjadi seorang imam.  Ia mendermakan semua harta warisannya kepada fakir miskin, lalu masuk biara. Beberapa waktu kemudian ia ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Kraków Lambertus II Sula. Tugas pertamanya sebagai seorang imam adalah menjadi pastor paroki di Paroki Czembocz.
Pada tahun 1072 uskup Lambertus tutup usia. Stanislaus kemudian terpilih sebagai Uskup Kraków yang baru dan ditahbiskan pada tahun itu juga.  Uskup Stanislaus sangat dicintai umatnya. Mereka terutama sekali menghargai caranya memberikan perhatian kepada kaum miskin, para janda dan anak-anak yatim piatu. Seringkali ia sendiri turun tangan melayani mereka.  
Pada waktu itu Bolesław II menjadi raja Polandia. Ia seorang yang kejam dan tidak bermoral. Rakyat takut kepadanya dan juga muak dengan gaya hidupnya. Mula-mula Uskup Stanislaus menasehatinya secara pribadi. Bapa Uskup seorang yang lemah lembut dan disegani. Tetapi, ia juga seorang yang jujur pula, dinyatakannya kepada raja segala perilakunya yang keliru. Tampaknya raja menyesal, namun sebentar saja ia sudah kembali pada cara hidupnya semula. Ia bahkan melakukan lebih banyak dosa yang mengerikan.
Bapa Uskup kemudian dengan berani meng-ekskomunikasi raja Bolesław II dari Gereja. Pengucilan ini membuat Bolesław II murka. Ia memerintahkan dua orang pembunuh untuk menghabisi nyawa uskup Stanislaus. Namun para pembunuh itu gagal membunuh Stanislaus karena mereka tidak mampu mengangkat senjata terhadap uskup yang lemah-lembut dan murah hati tersebut. Pagi hari tanggal 11 April 1079, raja Bolesław II dalam angkara murkanya bergegas menuju kapela Skalka, tempat dimana Uskup Stanislaus berada. Ia menghunus pedangnya dan membunuh sang uskup saat beliau tengah mempersembahkan kurban misa. Jenasah uskup malang tersebut kemudian dicincang lalu dijadikan makanan binatang buas.
Peristiwa ini menuai kecaman dari semua kerajaan Kristen di seluruh penjuru Eropa.  Dari Roma, Paus Gregorius VIImengutuk keras pembunuhan keji tersebut. Umat Polandia yang marah kemudian bangkit melawan Boleslaw II. Mereka memburu raja lalim tersebut hingga ia melarikan diri ke Hungaria. Umat dan para Bangsawan Polandia kemudian mengangkat pangeran Władysław I Herman yang terkenal saleh sebagai Raja Polandia yang baru.
Tuhan melakukan banyak mukjizat melalui Santo Stanislaus. Karena itu umat Polandia menyebutnya sebagai martir. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Inosensius IV pada tahun 1253.

 Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment