Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, April 15, 2019

Percikan Nas Selasa, 16 April 2019

HARI SELASA DALAM PEKAN SUCI
warna liturgi Ungu

Bacaan-bacaan:
Yes. 49:1-6; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17; Yoh. 13:21-33,36-38; BcO Yer. 11:18-12:13.

Bacaan Injil: 
21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 22 Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. 23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. 24 Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!" 25 Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?" 26 Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. 27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." 28 Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. 29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. 30 Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. 31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. 32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. 33 Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. 36 Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." 37 Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" 38 Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

Memetik Inspirasi:
Rasa sedih sering menghiasi wajah kita kala ada orang yang kita percaya malah mengkhianati kita. Sekuat apapun orang kala mengalami hal tersebut pasti akan terluka dan kecewa. Apalagi mereka berkhianat atas perkara-perkara yang remeh dan masih berupa kecurigaan. Rasanya bangunan kokoh kepercayaan runtuh dan hancur.
Bacaan hari ini mengisahkan pengalaman duka Yesus. Dua orang murid-Nya mengkhianatinya. Satu Yudas akan menjual-Nya. Satu lagi Petrus akan menyangkal-Nya. Dua orang yang dididik dan dikasihi tega membalas dengan tindakan tersebut. Pedang tajam menusuk hati-Nya.
Kata, omongan dan rasanan, dan pastinya tindakan bisa terasa sebagai pengkhianatan pada mereka yang terkena. Kita patut berpikir lebih dalam sebelum mengatakan sesuatu yang buruk tentang orang lain. Kalau kita tidak ingin dikhianati kita pun jangan sampai mengkhianati yang lain. Mari kita yang tak mau dilukai, jangan sampai kita melukai.

Refleksi:
Bagaimana kita menghindarkan diri supaya tidak mengkhianati?

Doa:
Tuhan hati-Mu bersedih karena pengkhianatan dua murid-Mu. Walau berduka Engkau tetap tenang. Semoga aku mampu menjaga kata dan tindakanku agar tidak menjadi bentuk pengkhianatan. Amin

Menghindari pengkhianatan
MoGoeng
Wates

0 comments:

Post a Comment