Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, April 22, 2019

Percikan Nas Senin , 22 April 2019

HARI SENIN dalam OKTAF PASKAH
warna liturgi Putih

Bacaan-bacaan:
Kis. 2:14,22-32; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Mat. 28:8-15. BcO 1Ptr. 1:1-21.

Bacaan Injil: 
8 Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. 9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. 10 Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." 11 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. 12 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu 13 dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. 14 Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." 15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

Memetik Inspirasi:
Persekongkolan selalu ada mengikuti aliran jaman. Tidak jarang persekongkolan itu dibumbui dengan uang. Kondisi semacam itu sangat terasa kala diadakan pemilu atau bahkan pilihan perangkat desa. Selalu saja ada orang yang menggunakan uang untuk persekongkolan mereka. Dan ternyata uang yang tidak seberapa pun mampu membeli seseorang. Orang rela menjual haknya demi uang 100 atau bahkan 25 ribu.
Imam-imam kepala menghadapi situasi yang tidak nyaman. Yesus yang mereka bunuh telah bangkit dan tidak ada di makamnya. Maka untuk menutupi kekalahan mereka pun menyuap para serdadu. Para tentara itu dibayar untuk mengisahkan bahwa jenasah Yesus dicuri (lih. Ay. 13-14). Tentara pun takluk dengan uang tersebut. Imam dan tentara pun masuk dalam persekongkolan jahat.
Rasanya memang tidak mudah mengatasi yang namanya politik uang. Memang ada yang tertangkap, tapi tidak sedikit yang lolos. Yang penting adalah kesadaran kita sendiri. Kita mempunyai suara yang khas dan mahal. Suara itu bisa menentukan sejarah kehidupan ke depan. Kita jangan sampai merendahkan diri dan terlibat dalam persekongkolan busuk.

Refleksi:
Apa yang akan kulakukan untuk mengatasi persekongkolan jahat?

Doa:
Tuhan semoga makin banyak orang yang memilih kebaikan dan menolak persekongkolan jahat. Semoga orang pun makin sadar akan bernilainya dirinya dan tidak membiarkan diri jatuh karena sogokan. Amin.

Persekongkolan Jahat.
MoGoeng
Wates

0 comments:

Post a Comment