Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, April 23, 2019

Percikan Nas Selasa, 23 April 2019

HARI SELASA dalam OKTAF PASKAH
warna liturgi Putih

Bacaan-bacaan:
Kis. 2:36-41; Mzm. 33:4-5,18-19,20,22; Yoh. 20:11-18.
BcO 1Ptr. 1:22-2:10.

Bacaan Injil: 
11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, 12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. 13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." 14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." 16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. 17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." 18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.

Memetik Inspirasi:
Orang yang dikuasai oleh rasa sedih sering sulit melihat kegembiraan yang di depannya. Yang terpapar di depannya hanyalah kegelapan tanpa cahaya. Hal-hal yang umumnya bisa membuat gembira pun sering terasa menyakitkan. Canda tawa orang di sekitar pun sering dirasa sindiran atau ejekan kepadanya.
Maria Magdalena sedih karena Tuhan Yesus tidak ia temukan di makamnya. Kesedihannya begitu mendalam. Saat Yesus menyapanya pun ia tidak menyadari bahwa Yesus di hadapannya. Ia baru sadar ketika Yesus menyebut namanya.
Mungkin kita pun pernah mengalami kesedihan. Mungkin juga sekarang ini lagi ada yang sedih. Apa yang bisa membuat kita bangkit dari kesedihan itu? Maria bisa lepas dari kesedihannya ketika Tuhan memanggil namanya. Kita pun mungkin mempunyai orang, peristiwa, suasana yang bisa membangunkan kita dari kesedihan. Setiap orang mempunyai caranya untuk bangkit. Dan yang perlu disadari kesedihan yang berlarut akan membuat kita makin tak berdaya. Mari bangkit.

Refleksi:
Bagaimana caramu mengatasi kesedihanmu?

Doa:
Tuhan, hiburlah mereka yang sedang bersedih. Sudilah datang menyapa mereka sebagaimana Engkau menyapa Maria Magdalena. Semoga aku pun bisa segera bangkit dari kesedihan-kesedihanku
 Amin.

Sedih
MoGoeng
Wates

0 comments:

Post a Comment