Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, April 7, 2019

Percikan Nas Senin, 08 April 2019

Hari biasa Pekan V Prapaskah
warna liturgi Ungu

Bacaan-bacaan:
Kis. 4:32-35; Mzm. 118:2-4,16ab-18,22-24; 1Yoh. 5:1-6; Yoh. 20:19-31. BcO Ibr. 11:1-19.

Bacaan Injil:
19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" 20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. 21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." 22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. 23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." 24 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. 25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." 26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" 27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." 28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." 30 Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, 31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu

Memetik Inspirasi:
Umumnya orang percaya ketika ia melihat sendiri apa yang disampaikan kepadanya. Bila belum melihat ia sulit untuk percaya. Namun akhir-akhir ini sekalipun sudah melihat bahkan merasakan orang tetep saja tidak percaya karena pilihannya yang berbeda. Tidak sedikit pula mereka yang pinter pun seakan tidak melihat dan buta terhadap fakta. Yang provokatif dan menebar janji yang lebih dipercaya. Sungguh aneh ya?
Thomas sering diidentikkan dengan orang yang tidak percaya sebelum melihat. Ia tidak percaya bahwa Yesus bangkit, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya” (Yoh 20:25). Namun setelah ketemu Yesus sendiri ia berubah percaya dan melambungkan kalimat pujian kepada Yesus.
Ada banyak kemajuan yang dibuat oleh bangsa ini. Konektivitas antar manusia makin gampang. Bangsa pun makin berprestasi. Dalam aneka bidang terjadi perubahan yang signifikan bahkan dihargai oleh bangsa-bangsa lain. Namun pasti ada pula bangsa lain yang ketakutan dan ingin supaya bangsa kita tidak lebih maju. Mari kita terbuka seperti Thomas. Kita buka mata hati kita dan kita puji perkembangan-perkembangan yang ada. Kita layak berbangga dan berbesar hati. Kita jangan terkecoh oleh janji yang tidak pasti.

Refleksi:
Apa aku mampu menilai sesuatu secara objektif?

Doa:
Tuhan kami bersyukur atas bangsa kami. Berkat rahmat-Mu bangsa kami makin berkembang dan meraih aneka prestasi. Semoga semua anak bangsa dengan jujur mengakui dan tidak membutakan diri. Amin

Melihat dan berubah
MoGoeng
Wates

0 comments:

Post a Comment