Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, September 17, 2013

ALKALINE


Pada hari Senin 16 September 2013 ada pertemuan beberapa rama 60 tahun ke atas di Domus Pacis. Ini adalah program Komunitas Rama Domus Pacis untuk merintis "Format Pastoral Rama Tua". Ketika pertemuan baru saja dimulai, Rama Kirjito (Rama Paroki Kebonarum) datang. Pada waktu itu Rama Bambang yang memandu pertemuan baru mencatat menu makan siang yang dipesan oleh beberapa rama. Rama Kirjito menggamit Rama Agoeng untuk sesuatu hal. Dari kejauhan Rama Bambang melihat Rama Kirjito membawa 2 tabung dari kaca, satu besar dan satu kecil. Rama Agoeng kemudian mengambil perpanjangan kabel. "Ooooo, kae mesthi tentang banyu sehat" (Ooooo, itu tentu tentang air sehat) kata Rama Bambang dalam hati. Beberapa hari sebelum tanggal 16 September Rama Kirjito memang mengirim SMS kepada Rama Bambang "Kowe gelem takgawekke alat nggo gawe banyu alkali?" (Apakah kamu mau saya buatkan alat untuk membuat air alkali?). Dalam SMS Rama Bambang menjawab "Ya, gelem" (Ya, mau). "Nek pengin keterangan bukaken google tentang air alkali" (Kalau ingin penjelasan bukak saja google tentang air alkali) anjur Rama Kirjito dalam SMS. Waktu itu Rama Bambang memang membuka internet dan menemukan beberapa penjelasan.

Itulah sebabnya kini ada tabung pembuatan air alkalin di kamar makan Domus Pacis. Rama Kirjito sebenarnya juga memberikan tiga artikel berbahasa Inggris. Rama Kirjito juga memberikan penjelasan secara lisan baik kepada semua rama yang ikut pertemuan maupun kepada Rama Bambang secara pribadi. Tetapi ketika Rama Yadi di pagi hari Selasa 17 September bertanya "Pripun le memanfaatkan toya niku?" (Bagaimana cara pemanfaatan air itu?), Rama Bambang menjawab "Kula nggih dereng cetha, je" (Saya juga belum tahu dengan jelas). Untunglah beberapa saat kemudian Rama Agoeng datang dan kemudian menjelaskan "Bar diisi, kabel kudu tetep tersambung listrik. Le ngombe nek pun 24 jam. Bar niku diisi malih terus ditunggu malih 24 jam lagi isa diombe" (Sesudah diisi, sambungan listrik dengan kabel harus tetap. Minumnya sesudah 24 jam. Sesudah itu diisi air dan ditunggu lagi 24 jam untuk diminum). Rama Bambang menyambung "Istilah alkalin marahi bayangan kula teng batu batre" (Istilah alkalin membuat saya terbayang batu batrey).

0 comments:

Post a Comment