Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, September 19, 2013

DHAHAR RIYIN, RAMA


Kemarin sore, Kamis 19 September 2013, sekitar jam 05.00 Rama Sapta Margana tampak sudah berkemas dan sekarang duduk di teras dalam Domus Pacis. Bu Rini, yang kebetulan berada di Domus, bertanya kepada Rama Bambang "Siapa itu?" "Beliau adalah Rama Sapta Margana. Rama Keuskupan Agung Semarang yang diperbantukan di Keuskupan Banjarmasin, Kalimantan" jawab Rama Bambang yang meneruskan permintaan ke Bu Rini "Kana nyalami" (Sana kasih salam). Bu Rini menghampiri Rama Sapta yang diiringi suara Rama Bambang "Rama, niku relawati Domus" (Rama, itu salah satu relawati Domus). Rama Sapta bersalaman dan berkenalan dengan Bu Rini yang juga bertanya "Rama, kok sudah siap koper mau ke mana, ta?" "Mau pulang ke Banjarmasin" jawab Rama Sapta. "Ini kan hampir malam, nanti kemalaman, lho" kata Bu Rini yang disambung komentar dari Rama Bambang "Ha ha ha .... lha dikon kapan kondure?" (Ha ha ha .... Lalu diminta kapan pulang beliau?). Bu Rini mendebat "Ya besuk saja. Kan tidak kemalaman." Rama Sapta menyela "Jan-jane montor mabure esuk kalih dalu. Niki entuke tiket bengi" (Sebetulnya ada flight pagi dan malam. Tetapi saya dapat tiket malam).

"Yen ngaten, ngga sakniki dhahar riyin, Rama" (kalau begitu baiklah kita makan dulu, Rama) ajak Rama Bambang. Rama Sapta menyambung "Napa pun enten?" (Apa santapan sudah tersedia?). "Pun enten je. Pun teka, sebab sonten niki nggih Bu Rini niku sing masakke" (Sudah ada. Sudah datang, karena sore ini giliran Bu Rini yang mengantar masakan). Akhirnya Rama Sapta menuju kamar makan bersama Rama Bambang. "Njenengan mboten kesoren le dhahar" (Apa Rama tidak terlalu awal untuk makan?) tanya Rama Sapta. "Kula nggih ajeng kesah. Misa arwah. Nek kesah dalu kula biasa nedha rumiyin" (Saya akan pergi misa. Kalau pergi malam, saya biasa makan lebih dahulu). Di tengah-tengah makan Rama Agoeng pun datang. Rama Agoeng akan mengantar Rama Sapta ke Bandara Adisutjipto. Ketika bersama menuju kamar tempat menginap Rama Sapta untuk mengambil tas dan bawaan lainnya, Rama Agoeng berteriak "Bu Rini, sini foto-foto dulu!" Bu Rini muncul dan bilang "Mboten, Rama, kula mboten mawon" (Tidak, Rama, saya tidak ikut berfoto). Tetapi ketika Rama Agoeng selesai diambil gambarnya bersama Rama Sapta, Bu Rini pun ditarik oleh Rama Sapta. Maka walau ogah, tapi akhirnya Bu Rini mau juga difoto berdampingan dengan Rama Sapta.

0 comments:

Post a Comment