Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, September 20, 2013

Sabda Hidup

Sabda Hidup
Sabtu, 21 September 2013
Pesta St. Matius
Warna Liturgi MerahBacaan
Ef. 4:1-7,11-13; Mzm. 19:2-3,4-5; Mat. 9:9-13

Matius 9:9-13
9:9 Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.
9:10 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.
9:11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
9:12 Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.
9:13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."


Renungan
Suatu kali ada seorang teman mengatakan begini, "Goeng, ada teman melarang aku bergaul denganmu." Waktu mendengar itu hatiku makjleb. Kaget. Sedih. Dalam kondisi seperti itu saya bertanya, "Mengapa dia mengatakan begitu? Dan apa yang akan kaulakukan?" Dia menjawab: "Aku gak menangkap dengan jelas alasannya." "Lalu kau masih mau bergaul denganku atau tidak?" tanyaku. Dia menjawab, "Ya mending aku tidak mendengarkan dia, aku tahu siapa kamu." "Terima kasih masih mau bergaul denganku. Dan terima kasih kejujuranmu. Aku akan berinstrospeksi dengan pernyataan itu," kataku.
Beberapa hari berikutnya, larangan itu terasa mengusik hatiku. Gundah dan tidak nyaman. Beberapa waktu aku mengurung diri di kamar. Aku pun mencari tahu siapa yang mengatakan larangan itu. Akhirnya ketemu dan orang itu pun kudatangi dan kutanyai apa maksudnya dia ngomong begitu. Dari pertemuan itu kutemukan akar masalahnya: iri.
Dicap buruk dan berdosa sangatlah tidak enak. Mateus, seorang pemungut cukai, dicap sebagai orang berdosa, bahkan penjahat karena menjadi pegawai penjajah. Namun ternyata kondisi itu tidak menyurutkan niat Yesus untuk memanggilnya.
Maka marilah kita tidak mudah mencap buruk orang lain dan menyingkirkannya karena bisa jadi dalam diri mereka Allah bekerja. Dan tetaplah tenang ketika kondisi buruk lagi melingkupimu.

Kontemplasi
Bayangkan dirimu seperti Mateus. Rasakan hati dan ikuti pikiranmu yang berkembang kala dicap buruk dan juga dipilih Yesus.

Refleksi
Tulislah pengalamanmu kala tidak diterima oleh orang di sekitarmu.

Doa
Tuhan semoga aku tetap tenang dan percaya pada PuteraMu dalam kondisi apa pun, juga dalam kondisi paling buruk sekalipun. Amin.

Perutusan
Aku akan menjaga ketenangan hatiku dalam kondisi apa pun.

-bacalah Kitab Suci setiap hari-

0 comments:

Post a Comment