Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, September 14, 2013

MAU LAUK?



Tadi malam, Sabtu 14 Septenmber 2013, yang berada di meja makan hanyalah Rama Tri Wahyono, Rama Harta, dan Rama Bambang. Rama Jaka seperti biasa memiliki saat sendiri untuk makan sesuai dengan aturan kesehatannya. Rama Harjaya dilayani dan disuapi dalam kamarnya. Tetapi ada 4 orang yang malam itu tidak akan menyantap jatah makan Domus Pacis. Rama Yadi seperti biasa setiap Sabtu malam menjelang Minggu ganjil melayani misa di salah satu kapel Paroki Klepu. Rama Agoeng tugas luar dan dan memberi informasi baru pulang Minggu 15 September 2013 sekitar jam 09.00 malam. Pak Tukiran masih istirahat di rumah sesudah opname di RS Panti Rapih. Dan Mas Raharjo pamit pulang sore sekitar jam 05.00. Maka pada malam itu jatah makan 10 porsi hanya akan disantap oleh 6 orang termasuk Mas Santosa, salah satu pramurukti.

Rama Bambang melihat hidangan yang ada di meja makan dan berpikir “Sing arep dhahar kari Rama Jaka. Paling nek tambah ya mung Rama Yadi sing kundure jam sepuluhan” (Yang akan makan tinggal Rama Jaka. Kalau akan tambah paling Rama yadi yang akan datang sekitar jam 10.00 malam). Dalam pikiran Rama Bambang untuk ukuran 2 orang jatah lauk dan sayur masih akan sisa banyak. Dengan persetujuan Rama Tri Wahyono dan Rama Harta, Rama Bambang mengirim SMS ke Bu Titik, ibu tua yang tinggal di depan Domus Pacis “Bu, kersa lawuh kalih sayuran? Niki ing Domus tesih kathah” (Bu, apakah ibu mau lauk dan sayuran? Di Domus masih tersedia banyak). Bu Titik membalas “Njih dalem sowan Romo. BD” (Ya, Rama, saya datang. Berkat Tuhan). “Nek ngaten sakniki mawon” (Kalau begitu sekarang saja) sambung SMS Rama Bambang. “Njih Romo” (Ya, Rama) SMS balasan Bu Titik datang.

Bel kamar tamu Domus berdering. “Nika mesthi Bu Titik” (Itu pasti Bu Titik) kata Rama Bambang dan Mas Santosa, yang sedang menyuapi Rama Harta, segera pergi membukakan pintu. “Wah tesih kathah nggih, Rama?” (Ternyata masih banyak, ya Rama) kata Bu Titik ketika sampai di kamar makan dan melihat hidangan di meja. Dengan pinjaman 3 rantang Domus Bu Titik diminta Rama Bambang mengambil sayuran, bakmi, 3 tahu dan 3 iris telor dadar. “Niku rak saget kagem panjenengan lan ingkang ngancani ta? Bu Tika mbokmenawi ugi saget dibagehi” (Itu dapat untuk Anda dan teman serumah. Barangkali Bu Tika juga dapat diberi bagian) kata Rama Bambang. Bu Titik, yang tetap lajang sampai kini usia lebih 70 tahun, memang ditemani oleh seorang ibu tua yang juga tak pernah bersuami. Demikian juga Bu Tika tetangga sebelah yang juga lajang sampai usia tuanya.



0 comments:

Post a Comment