Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, September 18, 2013

Sabda Hidup


Kamis, 19 September 2013
Yanuarius, Alfons dr Orozco, Fransiskus Maria dr Camporosso
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
1Tim. 4:12-16; Mzm. 111:7-8,9,10; Luk. 7:36-50

Lukas 7:36-50
7:36 Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan.
7:37 Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
7:38 Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
7:39 Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."
7:40 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru."
7:41 "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.
7:42 Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"
7:43 Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."
7:44 Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.
7:45 Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku.
7:46 Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
7:47 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
7:48 Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni."
7:49 Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?"
7:50 Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"


Renungan
Ada banyak hal yang bisa kita renungkan dari bacaan ini: Yesus menghadiri undangan orang Farisi, perempuan berdosa mengurapi kaki Yesus dengan minyak dan air mata, Yesus mengampuni dosa si perempuan atau pun sikap orang Farisi sebagai tuan rumah dll. Anda bisa memilih mana yang akan anda kembangkan dalam permenunganmu. Dalam kesempatan ini saya ingin mengajak anda merenungkan "perempuan berdosa mengurapi kaki Yesus dengan minyak dan air mata".
Dalam tradisi Yahudi seorang tamu sebelum masuk rumah orang dia akan membasuh kakinya dari tempat dan air yang disiapkan tuan rumah. Namun hal itu tidak terjadi dalam kisah ini. Bukan tuan rumah, orang Farisi, tapi si perempuan berdosa itulah yang membasuh kaki Yesus dengan minyak wangi dan air mata serta menyekanya dengan rambutnya. Perempuan itu dengan penuh penyesalan atas dosanya, membiarkan mahkotanya (rambut) untuk menyeka kaki Yesus. Airmatanya menegaskan penyesalannya. Dan ia pun berharap namanya dibersihkan dan boleh diharumkan lagi dengan olesan minyak wanginya. Rasa saya ini menjadi gambaran lengkap suatu pertobatan. Pertobatan memerlukan suatu kerelaan untuk menyerahkan mahkota keangkuhannya, memurnikan diri dengan airmata tetesan kehidupannya dan kembali menuju hidup yang harum. Pertobatan yang tulus seperti ini diterima oleh Yesus. ""Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!" (Luk 7:50).

Kontemplasi
Duduklah dengan tenang dan mata terpejam. Hadirkan peristiwa yang dikisahkan dalam Injil Luk 7:36-50. Ikuti seluruh kisah tersebut dengan cermat.

Refleksi
Tulislah pengalamanmu dalam membangun sikap pertobatanmu.

Doa

Tuhan ajarilah aku untuk menjadi pribadi yang tulus menerimaMu dan ajaran-ajaranMu. Amin.

Perutusan

Aku akan berjuang menuju keharuman hidup selaras dengan kehendakNya.

0 comments:

Post a Comment