Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, September 8, 2013

SAGET KADOS NGATEN NIKI?


Ini terjadi pada hari Sabtu 7 September 2013. Dua kelompok (presidium) Legio Maria dari Paroki Minomartani berkunjung di Domus Pacis. Salah satu presidium berbasis di Condongcantur dan yang lain di Minomartani. Pada jam 09.00 mereka sudah datang dan ada lebih dari 25 orang yang ikut. Mayoritas dari mereka adalah ibu-ibu tua dan hanya ada 3 orang bapak tua yang ikut. Rama Lala MSF, pastor paroki Minomartani, juga menyertai. Ketika datang, yang pertama-tama mereka lakukan adalah menata konsumsi yang mereka bawa di meja di teras dalam Domus Pacis.

Pada jam 09.30 Rama Yadi memberikan kata-kata selamat datang dan seperti biasa mengenalkan sekilas Domus Pacis dan para penghuninya. Sesudah itu kedua presidium secara bergantian memperkenalkan anggota-anggotanya. Rama Lala juga memberikan sambutan singkat. Menjelang jam 10.00 diadakam misa yang dipimpin oleh Rama Yadi. Rama Bambang mengiringi nyanyian dengan keyboard. Rama Lala ikut menjadi konselebran. Sedang rama Domus yang lain ikut menjadi umat.

Sesudah misa, ternyata Rama Yadi membuka tanya jawab. Beberapa tamu bertanya dan dijawab oleh Rama Yadi. Tetapi ketika ada pertanyaan "Bagaimana harus berdoa yang benar agar permohonan-permohonan cepat dikabulkan?" Rama Yadi memberikan microphone kepada Rama Bambang. Rama Bambang berkata "Sing penting doa kudu dibedakke ro ibadat. Ibadat kuwi sowan Gusti bebarengan, mula biasa nganggo pedoman utawa panduan. Sembahyang kuwi omong-omong pribadi ro Gusti" (Yang penting doa harus dibedakan dengan ibadat. Ibadat itu menghadap Tuhan bersama-sama, maka biasa ada panduannya. Sembahyang itu omong-omong personal dengan Tuhan). Ibu penanya menyela "Ning angel banget konsentrasine. Pikiran mesthi dugi pundi-pundi, je" (Tetapi sulit untuk berkonsentrasi. Pikiran pasti  kesana sini). "Ra sah konsentrasi-konsentrasian. Pokoke pendhak dina sekitar 30an menit meneng. Atine nyebut asma Dalem berkali-kali. Nek muncul pikiran atau perasaan atau bayangan, ngomongke wae ro Gusti" (Tak usah konsentrasi-konsentrasian. Pokoknya setiap hari diam sekitar 30an menit. Sebuat namaNya berkali-kali. Bila muncul pikiran atau perasaan atau bayangan, omongkan saja dengan Tuhan) sergah Rama Bambang. "Nek ngaten isa kaya omong-omong kalih njenengan ngaten niki? Saget ngaten ini?" (Kalau begitu dapat seperti omong-omong dengan rama sekarang ini? Dapat seperti ini?) Ibu itu menegaskan. Rama Bambang berkata "Lha iya. Bahkan nek arep diselani neng WC sik ya papa. Kaya awae dhewe pas omong-omong terus nyuwun pangapunten badhe sene rumiyin" (Benar. Bahkan kalau akan berhenti sejenak ke toilet ya tak apa. Seperti kalau kita sedang omong-omong lalu minta maaf akan kencing dulu). Orang-orang tertawa terbahak-bahak. Dan ketika acara makan bersama ada banyak ibu sambil merubung Rama Bambang bertanya maca-macam sekitar kumpulan-kumpulan.

0 comments:

Post a Comment