Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, September 6, 2013

Sabda Hidup


Sabtu, 07 September 2013
Hari Biasa
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Kol. 1:21-23; Mzm. 54:3-4,6,8; Luk. 6:1-5

Lukas 6:1-5
6:1 Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya.
6:2 Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
6:3 Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar,
6:4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?"
6:5 Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."


Renungan
Hari ini ada seruan dari Bapa Suci Fransiscus untuk berdoa dan berpuasa bagi terwujudnya perdamaian di Suriah. Perang saudara di negeri itu makin hari makin memilukan. Banyak korban berjatuhan. Satu, sepuluh, seratus bahkan ribuan orang telah menjadi korban perang. Satu dengan yang lainnya mengklaim diri sebagai yang benar. Dalam hati kecil aku bertanya, "Siapa yang diuntungkan dalam peperangan itu? Mungkinkah para penjual senjata (yang maaf kadang-kadang merasa gagah ingin menghentikannya) bersorak gembira karena dagangannya laris?" Bisa jadi demikian adanya.
Ya tampaknya suatu perang membawa kepedihan pada hati rakyat yang terpaksa menjadi korban dan terusir dari kedamaian rumahnya. Namun di lain sisi menjadi (maaf) kegembiraan para penjual senjata yang seringkali (pura-pura) berteriak menghojat mereka yang melakukannya dan ingin hadir sebagai pahlawan pendamai. Ironis memang.
Gerakan kemanusiaan Bapa Suci kiranya bisa menjadi bagian hidup kita hari ini. Dan syukur-syukur puasa dan doa yang kita lakukan berlanjut pada suatu gerakan solidaritas kemanusiaan. Hasil puasa hari ini bisa dikumpulkan untuk bersolider pada rakyat yang sungguh-sungguh teraniaya oleh perang dan keangkuhan para penguasa. Kita tidak hanya menjadi Farisi dan penjual senjata yang berteriak atas kesalahan dan kejahatan, namun bersolider pada mereka yang sedang dalam duka.

Kontemplasi
Pejamkan sejenak matamu. Bayangkan camp pengungsi korban perang. Bangkitkan rasa solider dalam dirimu untuk mereka yang tidak berdosa.

Refleksi
Apa yang akan kaulakukan hari ini untuk mereka yang menjadi mainan para penguasa yang angkuh?

Doa
Tuhan, jagailah umatMu yang menjadi korban perang. Semoga aku pun sanggup bersolider pada mereka yang sedang menderita.  Amin.

Perutusan
Aku akan mengkhususkan doa dan puasaku hari ini untuk para korban perang, khususnya rakyat Suriah.

0 comments:

Post a Comment