Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, November 6, 2018

Percikan Nas Rabu, 07 November 2018

Assunta Pallota, Gratia dr Kotar, Fransiskus Palau y Quer,
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Flp. 2:12-18; Mzm. 27:1,4,13-14; Luk. 14:25-33. BcO Keb. 11:20b-12:2,11b-19.

Nas Injil:
25 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: 26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? 29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, 30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. 31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? 32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. 33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Percikan Nas:
Suatu kali saya bercakap-cakap dengan seorang petani. Saya bertanya dia menanam apa? Dia menjawab bahwa saat itu dia tidak menanam apa-apa karena saluran air sedang diperbaiki dan sedang musim kemarau. Dia juga merasa tidak mampu kalau harus menyedot air tanah. Maka daripada nanti gagal dan ruginya banyak maka dia memilih tidak menanam padi terlebih dahulu.
Apa yang dilakukan petani tersebut selaras dengan sabda Tuhan hari ini. “Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?” (Luk 14:28).  Perhitungan yang cermat perlu dibuat sebelum melakukan suatu tindakan.
Banyak orang umumnya mau duduk terlebih dahulu untuk membuat perhitungan sebelum melakukan tindakan. Namun tidak sedikit pula yang tidak sanggup untuk melakukan itu entah karena ingin segera bertindak, entah karena terdorong ingin segera mendapat hasil, entah karena apa (anda bisa menambahkan). Duduk sejenak untuk membuat perhitungan matang bukan menghambat usaha kita. Langkah tersebut akan memacu, memberi orientasi sekaligus menjadi bidang evaluasi langkah-langkah kita selanjutnya. Maka mari kita “berhitung" terlebih dahulu sebelum bertindak.

Doa:
Sabda-Mu mengingatkanku dalam menjalani hidup ini. Semoga aku selalu bisa wening terlebih dahulu sebelum menjalani sebuah aksi. Berkatilah aku untuk berani berdiam untuk bisa berlari. Amin.

Berdiam untuk berlari

November bulan untuk mendoakan mereka yang telah meninggal.
(goeng).

0 comments:

Post a Comment