Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, November 24, 2018

Santa Katarina dari Alexandria

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits8824 Diterbitkan10 Agustus 2013 Diperbaharui29 April 2015

  • Perayaan
    25 November
  • Lahir
    Hidup pada Abad ke-4
  • Kota asal
    Alexandria - Mesir
  • Wafat
    Martir, Dipenggal kepalanya di tahun 305 di Alexandria, Mesir
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Santa Katarina dari Alexandria, menurut tradisi adalah seorang perawan yang menjadi martir pada awal abad ke-4 pada masa penganiayaan kaisar Maxentius. Dia adalah seorang putri bangsawan yang sangat terpelajar dan menjadi Kristen pada usia sekitar empat belas Tahun.  Lebih dari 1.100 tahun setelah kemartirannya, Santa Joan of Arc mengidentifikasi Santa Katarina sebagai salah satu dari para suci yang menampakkan diri dan menasihati dia. Gereja Katolik Ortodoks menghormati  Santa Katarina sebagai Martyr besar, dan merayakan hari pestanya pada tanggal 24 atau 25 November (tergantung pada tradisi lokal masing-masing Metropolis Orthodox).  
St.Katarina baru berusia delapan belas tahun ketika Kaisar Maxentius mulai melakukan penganiayaan terhadap umat Kristen. Tanpa gentar sedikit pun, gadis Kristen yang cantik ini menghadap raja untuk mengatakan pendapatnya tentang perbuatan raja yang kejam. Ketika raja berbicara tentang berhala-berhala, Katarina dengan gamblang menunjukkan kepadanya bahwa berhala-berhala itu adalah bohong. Kaisar Maxentius tidak dapat membantah penjelasan Katarina. Oleh karenanya, ia memerintahkan agar dipanggil lima puluh orang ahli filsafat kafir yang terbaik. Sekali lagi, Katarinalah yang berhasil membuktikan kebenaran imannya. Kelimapuluh ahli filsafat itu menjadi yakin bahwa Katarina benar.  Karena amat murka, Maxentius membunuh semua ahli filsafat itu.
Kemudian, raja yang sebenarnya juga terpesona dengan kecantikan putri kristen itu membujuknya dengan menjanjikan mahkota ratu baginya.  Katarina dengan tegas menolak dengan menyatakan bahwa suaminya adalah Yesus Kristus, kepada siapa ia mempersembahkan kesuciannya. Penolakan Katarina ini membuat Kaisar murka. Ia  memerintahkan agar Katarina dicambuk dan dipenjara.
Selama dalam penjara banyak orang datang untuk melihatnya, termasuk istri Maxentius, seorang pejabat istana dan  dua ratus pasukan pengawal. Pada awalnya mereka hanya penasaran dan ingin mendengar gadis Kristen yang menakjubkan ini berbicara. Namun setelah bertemu dengan Katarina  mereka semua bertobat. Semua menjadi Kristen dan kemudian martir.
Katarina sendiri dihukum mati dengan cara digilas pada roda berduri besar hingga tewas. Ketika roda mulai berputar, secara misterius roda berduri itu terbelah menjadi dua dan hancur berantakan.  Pada akhirnya, St. Katarina menemui ajalnya dengan dipenggal kepalanya.  
Pada masyarakat Kristen perdana di Timur Tengah terdapat "mitos" yang mengatakan bahwa setelah kematiannya para malaikat kemudian membawa jenazah St. Katarina ke puncak Gunung Sinai, di mana, di abad ke-6, Kaisar Timur Yustinus kemudian mendirikan sebuah biara yang indah yang sampai saat ini disebut Biara Santa Katarina, Gunung Sinai. 
Gereja utama Biara ini dibangun antara tahun 548 dan tahun 565, dan biara ini menjadi situs ziarah terutama bagi pemeluk Kristen Timur dan Barat. 
Biara Santa Katarina dapat bertahan sampai hari ini, dan merupakan warisan seni dan arsitektur dari kebudayaan Kristen perdana. Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment