Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, November 23, 2019

Ecclesia Supplet?


“Ini gimana, ta? Kok tak pakai tanda salib?” seorang imam berbisik kepada teman imam yang duduk di sampingnya ketika sedang mengikuti Misa Harian. Imam yang memimpin ketika memulai langsung memberikan pengantar dan langsung masuk ke “Saya mengaku ...” Sebenarnya jalannya Misa banyak tersendat. Dan ketika sampai pada ritus penutup tanpa berkat sang pemimpin mengatakan “Marilah kita pergi, kita diutus”. Dalam suasana seperti itu imam yang berbisik itu berkali-kali menggerutu. Dan apa yang dikatakan temannya? “Ecclesia supllet”, yang artinya Gereja melengkapi. Di dalam Hukum Gereja Katolik itu berarti kesalahan bahkan dosa seorang imam tidak membuat pelayanan sakramen tidak sah.

Peristiwa di atas terjadi di antara rama tua yang tinggal di rumah tua. Memang, ada rama yang sebenarnya sudah mengalami banyak disorientasi sehingga kalau memimpin misa selalu ada kekurangan bahkan secara liturgis kesalahan. Yang lucu adalah yang kerap gelisah karena ada kesalahan dalam Misa. Pada suatu hari dia mendapatkan giliran memimpin misa. Pada saat memimpin dia marah karena merasa terganganggu oleh ulah salah satu teman imam. Teman itu setiap kali mengangkat lengan hanya sampai bahu. “Ada apa?” sang pemimpin Misa tanya. Tetapi teman imam hanya mengangkat lengan sampai bahu. Dia tidak mengatakan apapun. Maklumlah, kondisinya membuat dia tidak mampu bersuara dengan volume memadahi. Ulahnya berhenti kala mendapatkan bisikan “Ecclesia supplet” dari imam yang sama seperti di atas.

Imam, yang selalu menenangkan teman-teman yang gelisah melihat kekeliruan dalam Misa dengan jurus “Ecclesia supplet”, memang masih segar dalam memimpin misa walau sudah masuk golongan lansia. Tetapi pada suatu saat ketika makan bersama dia berkata “Mengapa tadi tidak ada Doa Syukur Agung dalam Misa? Sesudah Kudus-kudus langsung Bapa Kami”. Salah satu imam yang sulit berbicara berkata “Soale njenengan wau saré” (Masalahnya, tadi Anda tertidur). Kemudian terdengarlah suara salah seorang teman imam “Ec-cle-sia Sup-plet”.

0 comments:

Post a Comment