Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, November 18, 2019

Santa Rosa Philippine Duchesne

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 3260 Diterbitkan: 10 Augustus 2013 Diperbaharui: 16 November 2016

  • Perayaan
    18 November
  •  
  • Lahir
    29 August 1769
  •  
  • Wilayah karya
    Amerika Serikat
  •  
  • Kota asal
    Grenoble, Perancis
  •  
  • Wafat
    18 November 1852 di Biara Saint Charles, Missouri | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    12 Mei 1940 oleh Paus Pius XII
  •  
  • Kanonisasi
    3 Juli 1988 oleh Beato Paus Yohanes Paulus II

Wanita kudus ini berasal dari sebuah keluarga Perancis yang kaya-raya.  Ayahnya, Pierre Francois Duchesne, adalah seorang pengacara, pengusaha, dan pemimpin sipil terkemuka di Grenoble, Perancis; dan ibunya, Rose Perier, adalah anggota dari keluarga terkemuka dari wilayah Dauphine dari Perancis. Dari umur delapan tahun Rose sudah memiliki keinginan untuk menjadi missionaris di dunia baru Amerika. Keinginan ini muncul karena ia sering mendengar kisah para misionaris Jesuit berbicara tentang karya mereka di sana.
Pada usia 19 tahun Rosa bergabung dengan  para biarawati Visitasi di Grenoble, tanpa sepengetahuan keluarganya. Ketika mengetahui hal ini ayahnya berusaha keras menentang pilihannya, tapi Rosa tetap teguh dengan pendiriannya hingga akhirnya sang ayah merestui keinginan putrinya itu.  Namun ketika saatnya tiba, ia tidak dapat mengucapkan kaulnya karena Revolusi Perancis meletus.
Selama Pemerintahan Teror dari Revolusi Perancis melarang kegiatan keagamaan dan biara-biara ditutup; termasuk biara Rosa yang ditutup pada tahun 1792. Rosa pun kembali ke keluarganya dan menghabiskan sepuluh tahun berikutnya hidup sebagai seorang wanita awam lagi. Tapi walaupun sebagai seorang wanita awam Rosa berhasil menjaga kehidupan religiusnya seturut aturan biaranya. Ia tetap bertindak seperti anggota yang baik dari biaranya; walau biaranya sendiri sudah ditutup pemerintah.  Dia mendirikan sekolah bagi anak-anak miskin, memberikan pelayanan kepada orang sakit, dan memberi perlindungan kepada para imam yang dikejar-kejar dan bersembunyi selama Pemerintahan Revolusioner berkuasa.
Ketika Teror berakhir, Rosa mereklamasi biaranya dan mencoba untuk membangun kembali Biara dengan sekelompok kecil suster yang ia pertahankan di Grenoble selama Revolusi. Namun, sebagian besar suster sudah lama pergi, dan pada 1804  komunitas kecil ini  kemudian  bergabung dengan Biara Suster Hati Kudus Yesus yang saat itu dipimpin oleh Santa Madeline Sophie Barat. Mereka kemudian kembali membuka biara Sainte-Marie-d'en-Haut sebagai rumah kedua susteran Hati Kudus. Rosa menjadi postulan pada bulan Desember 1804, dan mengucapkan kaul kekalnya pada tahun 1805.
Kerinduan Moeder Rosa Philippine Duchesne untuk menjadi seorang misionaris ke Dunia baru akhirnya terkabul ketika ia telah berusia hampir lima puluh tahun. Ia sangat gembira ketika atasannya mengumumkan bahwa ia akan diutus untuk berkarya di Amerika.  Pada 14 Maret 1818 pada usia 49 tahun ia dan empat saudara dikirim sebagai misionaris ke wilayah Louisiana untuk membangun biaranya di Amerika.
Dalam perjalanannya ke Amerika ia menderita penyakit yang hampir membunuhnya, dan setelah dia sembuh di New Orleans, ia menderita sakit parah yang juga hampir merenggut nyawanya ketika ia dalam perjalanan ke Mississippi. Namun semua rintangan itu tidak dapat memadamkan semangat missionarisnya yang bernyala-nyala. Di Mississippi, ia dan sekelompok kecil para biarawati berhasil mendirikan sebuah sekolah bebas biaya bagi kaum miskin.
Pekerjaan mereka amat berat oleh karena perbedaan bahasa serta adat-istiadat. Walaupun demikian, Moeder Duchesne tidak pernah kehilangan semangat dan harapannya. Ia selalu bersandar pada Yesus dalam segala hal.  Sementara ia bertambah tua, ia semakin menjadi lembut dan kudus. Moeder Duchesne sungguh merupakan seorang pahlawan yang tegar menghadapi tantangan perjalanan yang berbahaya. Ia bahkan hampir mati karena demam kuning; namun Yesus kembali menyembuhkannya dan menuntunnya untuk berkarya lagi.  Moeder Duchesne kemudian berhasil mengatasi berbagai macam halangan dan mendirikan 6 biara baru di Amerika.
Ketika berusia 71 tahun, Moeder Duchesne mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Superior lalu pergi ke pedalaman dan berkarya di tengah-tengah suku Pottowatomies; dimana ia membantu mereka dalam bidang kesehatan dan juga mengajarkan pendidikan bagi gadis-gadis muda dari suku ini.  Karya ini, walau cuma berlangsung setahun tapi berhasil dengan sangat gemilang. Sampai saat ini Moeder Duchesne tetap dikenang oleh suku ini sebagai "Wanita-Yang-Selalu -Berdoa".
Moeder Rosa Duchesne wafat pada tahun 1852 pada usia delapan puluh tiga tahun dan dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1988.

0 comments:

Post a Comment