Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, November 9, 2019

Santo Theodorus Tiro

diambil dari katakombe.org Hits: 4936 Diterbitkan: 09 Augustus 2013 Diperbaharui: 02 November 2016

  • Perayaan
    09 November
  •  
  • Lahir
    Hidup pada akhir abad ke-3
  •  
  • Kota asal
    Euchantum (Romawi Kuno)
  •  
  • Wafat
    Tahun 319 | Martir. Mati dibakar hidup-hidup di kota Heraclea, Thrace
  •  
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation

Theodorus  adalah seorang Jendral yang disegani dalam ketentaraan Romawi pada masa itu. Setelah  dibabtis ia beralih menjadi seorang Kristen yang saleh.  Meskipun masih muda, Theodorus tahu bagaimana menjaga agar jiwanya bersih dan kudus. Ia seorang yang bijaksana yang sungguh mengganggap setan sebagai musuh utamanya. Ketika pasukannya berkemah selama musim dingin di daerah Pontus, semua prajurit ikut ambil bagian dalam upacara penyembahan dewa-dewi kafir. Karena ia seorang Kristen, ia tahu bahwa dewa-dewi itu tidak ada. Jadi, Theodorus menolak ikut serta dalam upacara-upacara mereka. Maka, Theodorus ditangkap.  
“Berani benar engkau menganut agama yang diancam oleh kaisar dengan hukuman mati!” tuntut sang gubernur. Tanpa ragu, jendral yang gagah berani ini menjawab, “Saya tidak mengenal dewa-dewi tuan. Yesus Kristus, Putra Tunggal Allah, Dia-lah Tuhan-ku. Jika tuan menganggap jawaban saya sebagai suatu penghinaan, silakan tuan potong lidah saya. Setiap bagian tubuh saya siap menderita jika Tuhan menghendaki demikian.”
Para Hakim pengadilan militer memutuskan bahwa ia adalah seorang Jendral yang baik yang telah membuat kesalahan, karena itu  mereka membebaskannya.  Tapi beberapa hari setelah bebas ia ditangkap kembali karena membakar sebuah kuil pagan tempat penyembahan dewa-dewi. Para hakim mula-mula masih berusaha membujuknya dengan lemah-lembut. Ketika usaha tersebut gagal, mereka berusaha menakut-nakutinya dengan menyebutkan segala siksa dan aniaya yang harus ia tanggung.  Theodorus tetap tidak bergeming dengan imannya hingga pada akhirnya, mereka menyerahkan Theodorus kepada para algojo.  Ia kemudian disiksa dengan keras sampai dagingnya robek, namun ia tidak berteriak kesakitan. Malah orang mendengar ia memadahkan Mazmur selama para algojo menyiksanya.
Ketika Jendral yang telah disiksa dengan aniaya itu dibawa kembali ke penjara, beberapa orang mengatakan bahwa malaikat-malaikat datang untuk menghiburnya. Setelah diinterogasi tiga kali, akhirnya Theodorus dijatuhi hukuman mati dengan dibakar hidup-hidup pada tahun 306. Sebuah gereja yang indah kelak didirikan untuk menghormatinya. Banyak orang datang ke sana untuk mohon bantuan doa sang martir.  

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

0 comments:

Post a Comment