Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, November 13, 2019

Kalau Masuk Rumah Tua Sudah Berkebutuhan Khusus?


Pada Rabu 6 November 2019 jam 15.29 Rm. Bambang mendapatkan pesan WA dari Rm. Noegroho Agoeng "Rama, manawi rm ... wonten mriku punapa karyawanipun cekap?" (Rama, apakah jumlah karyawan Domus Pacis Puren cukup kalau Rm. .... masuk?). Sebenarnya Rm. Agoeng menyebut nama rama, tetapi di dalam tulisan ini diganti titik-titik oleh Rm. Bambang yang menjawab "Sementara dipun cekap2aken. Yen wonten ingkang pas libur dados rekaos. Yen dipun tambah nggih lumayan" (Sementara dapat dicukup-cukupkan. Kalau ada yang ambil libur memang jadi cukup berat. Kalau ditambah memang lumayan). Pada saat ini jumlah tenaga Domus memang ada 8 orang: 3 orang honorer mengurus rama dan satu di antaranya merangkap urusan kebun; 1 orang urusan cuci dan setrika yang jumlah per harinya cukup banyak; 1 orang karyawan Keuskupan yang difokuskan untuk kebersihan rumah termasuk WC dan kamar mandi tetapi juga membantu melayani kebutuhan rama; dan 3 orang pramurukti RS Panti Rini yang satu di antaranya berada di bawah wewenang Seminari Tinggi Kentungan. Sebenarnya masih ada 1 orang pramurukti lain yang ditanggung oleh Domus ada di Pastoran Pringwulung untuk Rm. Sugito, karena ada 2 orang rama tinggal di situ tetapi ada dalam tanggungan Domus Pacis Puren.

Rama yang ada di Domus Pacis Puren ada 8 orang: Rm. Yadi, Rm. Ria, Rm. Jaya, Rm. Suntara, Rm. Tri Hartono, Rm. Bambang, Rm. Harto, dan Rm. Tri Wahyono. Sekalipun sudah berkursi roda Rm. Bambang masih bisa melayani diri dalam banyak hal. Yang harus dijaga 24 jam adalah Rm. Tri Wahyono dan Rm. Suntara. Bahkan karena kondisi yang lebih berat dari pada Rm. Tri Wahyono, Rm. Suntara membutuhkan pelayanan yang lebih rumit dengan ketrampilan khusus. Rm. Yadi memang masih dapat ke sana-sini dalam rumah dan kebun dengan memutar roda kursinya dengan tangannya yang masih kokoh. Tetapi kakinya sudah tidak dapat untuk mobilitas. Naik dan turun tempat tidur dan mobil harus dibantu. Demikian juga untuk urusan kamar mandi dan WC. Untung saja beliau untuk sore dan malam biasa ada yang jadi relawan menemani. Sedang untuk Rm. Harto, Rm. Ria dan Rm. Jaya, secara praktis untuk segala kebutuhan harus dilayani sekalipun kalau malam tidak harus ditemani di dalam kamar. Memang Rm. Ria dan Rm. Jaya sudah masuk dalam kepikunan. Kalau Rm. Jaya hanya dilayani dalam pengawasan umum, Rm. Riya masih kerap mau berinisiatif sendiri sehingga kerapa mengalami kekacauan untuk urusan kamar mandi dan WC serta sering terjatuh. Kalau Rm. Jaya hanya ikut saja pada yang melayani, Rm. Ria sering akan berperan padahal sudah kehilangan orientasi hari bahkan jam. Sedang Rm. Tri Hartono sekalipun tertatih-tatih masih sering mandiri. Hanya dalam keadaan lemah akan minta dilayani dengan kursi roda. Selain Rm. Jaya dan Rm. Tri Wahyono, semua masih dapat memencet bel untuk minta bantuan pelayanan.

Untuk melayani 8 orang rama yang ada di Domus Pacis Puren, 3 orang pramurukti hanya terfokus pada Rm. Suntara dan Rm. Tri Wahyono. Bahkan satu di antaranya hanya untuk Rm. Tri Wahyono sebagai petugas malam. Sementara itu satu pramurukti terfokus pada Rm. Suntara disamping harus memperhatikan Rm. Jaya. Sedang Rm. Ria, Rm. Yadi, Rm. Harto, dan Rm. Tri Hartono lebih ditopang oleh 3 orang tenaga yang selalu siap kalau ada panggilan lewat bel kamar. Tiga tenaga ini juga mengurus sajian makan, yang diantar oleh 89 orang relawan masak, dan urusan umum lain seperti "Asisten Rumah Tangga ASN". Bahkan 2 orang di antaranya juga mengurus kebutuhan-kebutuhan yang harus berhubungan dengan dokter dan rumah sakit termasuk urusan BPJS. Sedang yang satu juga harus mengurus kebun. Satu hal yang ternyata membawa hawa cukup segar terjadi ketika Rm. Bambang meliburkan salah satu dari 3 orang tenaga "ASN". Tenaga itu diliburkan 3 bulan dari Agustus sampai dengan Oktober untuk mengikuti pelatihan mengurus lansia di rumah tua yang diselenggarakan oleh Bruder CSA di Banyumanik. Dalam pelatihan itu dia harus hidup dalam asrama. Ternyata dalam hal mengurus orang yang lanjut usia, termasuk juga membantu urusan kalau memiliki penyakit. Ketika dia sudah kembali di Domus pada 4 November 2019, ternyata dia juga dapat ikut mengurus kondisi Rm. Suntara. Rm. Bambang hanya mampu mengucap syukur pada Gusti. Memang, dia dalam hati mengatakan bahwa "Sebenarnya Rm. Yadi, Rm. Ria, Rm. Harto dan rama yang disebut oleh Rm. Agoeng dalam WA sudah membutuhkan masing-masing 1 orang tenaga." Bagi Rm. Bambang sebenarnya itu adalah konsekuensi kalau seorang rama masuk rumah tua ketika sudah berkebutuhan khusus.

0 comments:

Post a Comment