Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, November 5, 2019

Percikan Nas Selasa, 05 November 2019

Fransiskus de Campillas, fransiska Ambosiam Mariani de la Mata, Guido M COnforti
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Rm. 12:5-16a; Mzm. 131:1,2,3; Luk. 14:15-24.
BcO Yer. 32:6-10,26-40.

Bacaan Injil:
15 Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." 16 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. 17 Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. 18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. 19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. 20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. 21 Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. 22 Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. 23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. 24 Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."

Memetik Inspirasi: 
Diundang orang untuk menghadiri perjamuan nikah merupakan suatu penghargaan. Biasanya orang akan mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadiri undangan tersebut. Namun ada juga yang karena aneka macam alasan berusaha menghindarinya. Sering tanpa kata dan ucapan ia mengabaikan begitu saja undangan tersebut.
Orang-orang pun menyampaikan aneka macam alasan ketika menerima undangan perjamuan. Yang dikisahkan Yesus tampak bahwa orang menolak karena baru saja membeli ladang, lembu dan ada yang nolak karena baru menikah. Mungkin ada aneka macam alasan lain. Penolakan ini tentu membuat marah sang pengundang.
Kiranya kita pun perlu belajar dalam menyikapi suatu undangan. Pertama, kita diundang berarti dihormati. Kiranya kita perlu memperhatikan sungguh undangan tersebut. Kedua, kala tidak bisa menghadiri pada harinya kita bisa datang di hari lain atau memberi kabar untuk tidak hadir. Kiranya kita tidak menjadi orang yang abai terhadap penghormatan.

Refleksi: 
Apa yang anda lakukan ketika menerima undangan?

Doa:
Tuhan Engkau selalu mengundang kami dalam perjamuan-Mu. Semoga kami tidak abai dan bisa menanggapinya. Amin.

Menanggapi undangan
MoGoeng
Wates

0 comments:

Post a Comment