Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, November 9, 2019

Jadi Sahabat Rohani Antar Lansia


Setiap murid Kristus mendapatkan amanat Tuhan “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. “ (Mrk16:15) Kalau dipadukan dengan dokumen Tentang Gereja Dalam Dunia Modern (band GS 1), amanat itu dapat menjadi nyanyian sebagai berikut :

1 = D    4/4    Bersemangat
                ____    ____    ____                                  ____     ____    ____
  g  |  1    .    g    1    g    1    3  |  5  .  .  5  |  6    .    5    6    5    6    5  |  3  .  0
 Per- gi    -    lah  ke slu-ruh du- nia         war- ta     -    kan ka-bar gembi - ra.
                 ____    ____     ____                                  ____     ____    ____
  g  |  1    .    g    1    g    1    3  |  5  .  .  5  |  6    .    5    3    5    3    2  |  1  .  0  ?
War-ta    -   kan  ka-bar gembi -  ra          ke - pa    -     da  se - ga-la   bangsa..
                                                                                                                              SELESAI
                 ____      ____    ____                                  ____    ____    ____
   0 |  3    .    3    2    3    2    1 |  3  .  .  0  |  3    .    3    2    3    2    1 |  2  .  .  0  |
         Ki     -     ta  tlah mene – ri-ma                war    -     ta  ke – se- la-matan.
                 ____      ____    ____                                  ____    ____     ____
   0 |  3    .    3    2    3    2    1 |  3  .  .  0  |  3    .    5    3    5    3    2 |  1  .  .  0  ?
        Un    -     tuk  di   -   sampaikan                 ba     -     gi   se-mu - a    o-rang.
                                                                                                     Kembali sampai SELESAI


Dunia Kita

Mewartakan kabar gembira ke seluruh dunia tidak begitu saja sama dengan pergi ke berbagai negara dan bangsa. Kata orang ahli ilmu misi ini adalah dunia dimana kita berpijak. Bagi saya ini juga berarti kehidupan kongkret kita. Yang paling kongkret melekat dalam diri kita adalah masa hidup sebagai kaum lanjut usia. Sebagai orang yang mau sungguh ikut Tuhan Yesus Kristus kita dipanggil untuk selalu mengolah dan mengembangkan keceriaan batin serta berjuang ikut mengembangkan iklim kegembiraan relung hati siapapun yang kita jumpai.


Bersahabat adalah Sikap Dasar

Pewartaan iman akan terjadi kalau kita menjalani yang dikatakan oleh Tuhan “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.” (Mat 28:20) Perintah Yesus tak lain dan tak bukan adalah seperti yang difirmankan-Nya “supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” (Yoh 15:12) Dan bagi Kristus “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yoh 15:13)

Sekalipun ada istilah “ajarlah” untuk melakukan kasih, hal ini tidak berarti perintah untuk berbicara menjelaskan tentang apa dan bagaimana kasih itu. Bagi saya itu berarti amanat agar siapapun yang menjadi murid Kristus adalah sosok dalam menjalani kasih. Dan tindakan kasih yang paling berbobot adalah yang dilandasi oleh sikap bersahabat. Dalam bersahabat orang akan mendudukkan orang lain menjadi setara.


Persahabatan Rohani Kaum Lansia

Menjadi sahabat rohani antar kaum lansia termasuk bagian dari pewartaan iman. Satu hal yang harus disadari adalah bahwa hal kerohanian tidak begitu saja dikaitkan dengan hidup keagamaan. Persahabatan rohani amat terbuka dalam pergaulan dengan siapapun tanpa sekat-sekat agama. Bahkan dapat dikatakan bahwa persahabatan rohani mengatasi tataran keagamaan. Ini berkaitan dengan hati yang terbuka pada bimbingan Roh Kudus yang karya-Nya menyentuh bahkan menerobos siapapun dan apapun. Bahkan Roh Kudus adalah nafas ilahi yang dihembuskan oleh Allah dalam diri manusia, karena “TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” (Kej 2:7) Inilah yang menjadikan semua orang menjadi ciptaan sebagai gambaran Allah (lih Kej 1:26-27). Dalam hal ini Santo Paulus menyebut bahwa setiap orang beriman adalah bait Roh (band 1Kor 6:19).

Di dalam praktek ketika menghadapi teman lansia termasuk yang tampaknya bermasalah, pada hemat saya ada beberapa hal yang dapat menjadi pegangan :

1.      Mendengarkan dalam Tuhan. Bagi saya di sinilah peran dasar dari Neng (kependekan meneng yang berarti diam) dan Ning (kependekan wening yang berarti hening). Dengan Neng-Ning, kita bertindak diam mendengarkan tetapi disertai sambung dengan Tuhan dalam hati. Dengan diam dalam Tuhan, kita akan mampu mendengarkan dengan jernih apapun yang dikatakan oleh teman lansia. Kita juga akan mengalami berbagai macam perasaan dan diri kita. Berbagai hal juga muncul dalam benak kita. Dari satu sisi kita dapat menjadi bingung karena kita tidak tahu harus omong apa menanggapi yang diomongkan teman. Dari sisi lain kita bisa pula menemukan jawaban atau tanggapan atas yang disampaikan oleh teman. Kita dapat meneguhkan atau megoreksi atau memberikan penjelasan-penjelasan. Tetapi, apapun yang kita rasakan, kita dituntut untuk diam dan sekali-sekali omong dengan Tuhan dalam hati.
2.      Menemukan yang berharga. Ini adalah buah dari sikap diam dalam Tuhan yang kita lakukan. Kita dapat menemukan hal yang sungguh bernilai dalam diri teman. Dengan mendengarkan dalam Tuhan secara alami kita mampu merendahkan diri dan dengan demikian melihat hal yang mengagumkan dalam diri teman.
3.      Wawan hati. Lewat proses dua langkah di atas saya yakin bahwa hawa atau udara rohani terjadi. Kita bisa mulai omong dan kemudian menghayati omong-omong. Kita dapat sama-sama bingung, dapat saling mengajukan pertanyaan, dapat saling memberi pertimbangan. Pokoknya terjadi suasana sharing. Dan paling tidak dari pihak kita semuanya diletakkan pada landasan sambung batin dengan Tuhan. Sehingga muncul iklim Ning.


Puren, 27 Oktober 2019

0 comments:

Post a Comment