Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, November 30, 2019

Lamunan Pekan Adven I

Minggu, 1 Desember 2019

Matius 24:37-44

24:37 "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
24:38 Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,
24:39 dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
24:40 Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan;
24:41 kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.
24:42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
24:43 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
24:44 Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."

Butir-butir Permenungan
  • Katanya, tak ada orang yang tak tahu bahwa kematian adalah salah satu kepastian yang masuk dalam pengalaman siapapun. Semua orang mau tidak mau akan meninggalkan dunia berpisah dengan orang-orang dekat.
  • Katanya, walau ada kepastian kematian orang tetap berusaha untuk menangkalnya. Dalam keadaan sakit yang amat berat pun orang mencari jalan untuk menghindarinya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun kematian merupakan hal paling berat untuk dihadapi, orang menyadari bahwa untuk kesiagaan menghayatinya cukuplah menyediakan sekecil apapun ruang dalam hati untuk menerima apabila hadir. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu siap sedia menerima apapun dalam hidup termasuk saat meninggalkan dunia fana.
Ah, kematian adalah musuh sejati manusia.

0 comments:

Post a Comment