Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, April 12, 2013

CAPEK TAPI BAHAGIA

Kemarin, Jumat 12 April 2013, Domus Pacis cukup ramai dan semarak karena kunjungan. Kira-kira jam 11.15 Mas Raharja, pramurukti Domus, mengetok pintu Rama Bambang. Dia bersuara "Wonten tamu, rama" (Ada tamu, rama). Rama Bambang berseru "Manggaaaa, tindak mlebet" (Silakan masuk). Tiba-tiba ada orang-orang berbondong-bondong datang dan kemudian Rama Bambang keluar. Itu rombongan dari Ibu-ibu Paroki Kelor dengan beberapa bapak dan anak kecil. Para karyawan menyilakan mereka masuk ruang rumah yang cukup besar. Ketika Rama Bambang sampai depan ruang, ternyata Rama Yadi dan Rama Harto sudah berada di tempat. Rama Bambang langsung SMS ke Rama Agoeng memberikan informasi kedatangan rombongan dari Kelor yang berjumlah sekitar 80-90 orang. Mereka bilang mau kerja bakti. Tetapi Rama Yadi langsung memegang mikropone dan omong sana-sini. Kemudian wakil dari pengunjung juga berbicara. Setelah itu Rama Yadi meminta Rama Bambang juga berbicara. Akhirnya, ketika Rama Agoeng tampak, Rama Bambang pun meminta beliau berbicara sebagai pengurus Domus. Suasana memang jadi meriah dan menyenangkan. Ketika masuk jam 12.45an Rama Yadi meminta acara makan dilaksanakan. Rombongan memang membawa nasi, sayur-sayuran, dan lauk-pauk untuk makan bersama. Ada ibu yang khusus menyuapi Rama Harto. Rama Tri Wahyono yang ketiduran bangun dan bergabung makan bersama. Diam-diam Rama Yadi, Rama Agoeng dan Rama Bambang berbicara bisik-bisik. Ketiga rama ini bingung "rombongan akan diberi lahan kerja bakti apa". Tak ada satu pun dari para rama, yang ikut menyambut, tahu sebelumnya bahwa akan ada rombongan kunjungan dari Paroki Kelor. Tiba-tiba Mas Tukiran, karyawan Domus, memberi tahu kalau rombongan murid dan guru Katolik dari SMAN 2 Sleman datang. Mereka akan kunjungan paskahan di Domus. Rombongan Kelor ikut tahu kalau akan ada tamu lain dan ketika hampir jam 2 siang mereka berpamitan.

Para rama Domus kemudian duduk di ruang bersama dengan 16 murid dan 2 guru dari SMAN 2 Sleman. Jumlah warga katolik sekolah ini memang sedikit. Rama Yadi membuka dengan ucapan selamat datang dan menjelaskan sedikit tentang Domus Pacis. Sesudah itu ada Ibadat singkat yang dipimpin oleh para siswa. Rama Bambang, tanpa diberi tahu lebih dahulu, diminta untuk homili. Sesudah Ibadat ada pidato dari guru agama dan Rama Agoeng. Tampaknya acara memang seremonial. Tetapi karena para rama Domus sering clemongan (mengungkapan kata-kata celetukan spontan), suasana diwarnai banyak ketawa dan terasa menyenangkan. Para tamu, yang sudah membawa snak, "dipaksa" menyantap makanan yang tersedia (yang sebetulnya sisa oleh-oleh dari rombongan Kelor tetapi jumlahnya masih cukup untuk 30an orang). Sehabis makan para murid keliling-keliling luar dan dalam rumah induk Domus. Mereka lari sana lari sini. Melihat ayam-ayam dan main-main dengan beberapa anjing Domus. Diam-diam Rama Tri Wahyono masuk kamar. Rama Harto berkata "Kula tak istirahat, nggih" (Saya mau istirahat). Jam memang sudah menunjukkan jam 3 sore. Rama Yadi sudah hilang sebelumnya. Tiba-tiba ada tamu untuk Rama Agoeng. Maka hanya Rama Bambang yang menunggu keasyikan para tamu. Dua guru yang menyertainya juga tampak senang berada di Domus Pacis. Jam 4 sore para tamu berpamitan.

Rama Bambang melihat Rama Yadi, Rama Tri Wahyono dan Rama Harto ceria sekali. Padahal mereka biasanya sudah masuk peraduan paling lambat jam 1 siang. Rama Agoeng pun tampak tersenyum-senyum riang. Rama Bambang, yang pada jam 4.30 berjanji menerima tamu dan jam 5.30 berangkat pelayanan Misa Paskahan Lingkungan juga merasa senang.

0 comments:

Post a Comment