Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, April 2, 2013

Sabda Hidup Rabu, 03 April 2013
HARI RABU DLM OKTAF PASKAH
Warna Liturgi Putih

Bacaan
Kis. 3:1-10; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Luk. 24:13-35

Bacaan Injil Luk. 24:13-35
13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, 14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. 15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. 16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. 17 Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. 18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" 19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. 20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. 21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. 22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, 23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. 24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat." 25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! 26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" 27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. 28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. 29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. 30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. 31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. 32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" 33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. 34 Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." 35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Renungan
Melihat Dia. Saya tertarik untuk merenungkan point ini lagi. Dua murid yang ke Emaus tidak bisa melihat Yesus karena ada sesuatu yang menghalangi. Kepedihan yang mendalam dalam diri mereka menghalangi untuk melihat Tuhan yang sebenarnya sudah lama mereka kenal.
Ada banyak sekali penghalang untuk melihat Tuhan. Misalnya, kepedihan yang terlalu dalam seperti 2 murid tadi, ketakutan, amarah, kedengkian, keputuasaan, bahkan juga kegembiraan, hobi, kesenangan, pikiran sendiri, ideologi dan lain-lain. Banyak orang bergulat dengan pikirannya sendiri. Mereka yang seperti itu biasanya sulit untuk menerima pikiran orang lain, bahkan sekedar membuka diri untuk menerima gagasan dari yang lain. Sebagaimana 2 murid Emaus. Di pikiran mereka adalah bahwa Yesus hilang, mayat Yesus sudah tidak ada di makam. Mereka tidak mampu menerima warta bahwa Yesus bangkit karena sudah dibelenggu pikirannya sendiri.
Kegelapan hidup seringkali bukan karena orang lain tapi malah sering disebabkan oleh dirinya sendiri yang telah dikungkung oleh kesedihan, pikiran sendiri dll. Terang akan datang kala ia mampu melihat tanda-tanda. Dua murid Emaus yang tak dapat melihat Yesus, namun akhirnya bisa karena mereka mulai membuka diri menerima kenyataan yang berbeda dengan yang mereka pikirkan.

Kontemplasi
Duduklah dalam suasana hening. Pejamkan matamu. Telusuri hal-hal yang menghalangiMu melihat Tuhan, melihat kebaikan-kebaikan Tuhan di dalam diri sesama dan ciptaan.

Refleksi
Tulislah pengalaman-pengalaman yang menutupi mata dan hatiMu untuk melihat Tuhan.

Doa
Tuhan, semoga aku terbuka atas tanda-tanda kebaikanMu supaya bisa melihat kehadiranMu. Amin.

Perutusan
Aku akan lebih terbuka menerima yang berbeda dengan pikiran-pikiranku.

0 comments:

Post a Comment