Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, April 30, 2013

Sabda Hidup
Rabu, 01 Mei 2013
St. Yusuf Pekerja
Warna Liturgi Putih
Bacaan
Kis. 15:1-6; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Yoh. 15:1-8

Bacaan Injil Yoh. 15:1-8
1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. 3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. 4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. 6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. 7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. 8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

Renungan
Suatu kali Pak Tukiran, karyawan Domus Pacis, menggunakan parangnya memotongi beberapa dahan pohon. "Kenapa dipotongi Pak, " tanya saya. "Supaya subur lagi dan besok buahnya makin bagus, " jawabnya. Dia pun melanjutkan memotong dahan-dahan kering dan yang dirasa mengganggu pertumbuhan pohon itu. Benalu yang tumbuh liar pun dibersihkan. Dan benar, di musim berikutnya tanaman itu berbuah lebih baik dari musim sebelumnya.
Ada banyak ranting dalam hidup kita yang seringkali mengganggu tumbuhnya buah-buah hidup. Kalau kita biarkan ranting-ranting tersebut bukan hanya menggangu munculnya buah baik, namun juga bisa mematikan aneka kemungkinan yang bisa kita miliki. Ranting kemalasan, ranting mengeluh, ranting boros, ranting dosa, ranting egoisme yang berlebihan dan lain-lain. Ranting-ranting itu bisa menghambat dan mematikan ranting daya hidup, ranting penataan ekonomi, ranting hidup suci, ranting persaudaraan, ranting religiusitas dll.
Hidup bersama (jw:nemplok) pada Sang Pokok Kehidupan memuat panggilan untuk terus menjaga kehidupan itu sendiri. Dibutuhkan pula untuk rela membuang, memangkas yang menghantar pada kematian.
 
Kontemplasi
Pejamkan sejenak matamu. Lihatlah dalam dirimu ranting-ranting apa yang harus kaubersihkan untuk keperluan hidupmu. Ambilah parang dan pangkaslah dengan tega.

Refleksi
Tulislah pengalaman tegamu memangkas hal-hal yang mematikan hidupmu.

Doa
Yesus pokok kehidupanku,
Ajarilah aku untuk berani melepaskan diri dari ranting-ranting yang menghambat dan mematikan rahmatMu hidup dalam diriku. Amin.

Perutusan
Aku akan memangkas ranting-ranting kering dalam hidupku.

Monday, April 29, 2013

Lamunan Pekan V Paskah
Selasa, 30 April 2013

Yohanes 14:27-31a

14:27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
14:28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.
14:29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.
14:30 Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.
14:31 Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa
.

Butir-butir Permenungan
  • Katanya, sebenarnya tidak ada orang yang tidak merindukan kedamaian, yaitu suasa tanpa perseteruan dan terbebasnya orang segala ancaman. Orang mengalami keselarasan atau hubungan harmoni dengan sesama, lembaga, barang benda, Tuhan, dan dirinya sendiri.
  • Katanya, untuk menjaga kedamaian orang dapat berhati-hati justru dengan mewaspadai orang-orang lain sehingga orang dapat menyiapkan jebakan-jebakan untuk yang mengancam dirinya. Dalam hubungan antar negara, setiap negara demi suasana damai menjaga keamanan dengan memperkuat tentara dengan peralatan perang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa kedamaian anugerah ilahi bukanlah damai model dunia yang justru dapat membuat pencari damai menjadi ancaman kedamaian pihak lain. Dalam yang ilahi kedamaian adalah ketenangan batin karena keyakinan akan penyertaan ilahi sekalipun orang berada dalam susah dan derita serta ancaman pihak-pihak yang merasa terganggu akan kehadirannya.
Wah, kalau hanya tenang-tenangan kan malah dapat selalu jadi korban.

Sunday, April 28, 2013

JADI DUA ROMBONGAN

Kemarin, Minggu 28 April 2013, Komunitas Rama Domus Pacis sempat agak kebingungan. Ini berkaitan dengan kunjungan umat di Domus Pacis. Sudah sejak sebulan sebelumnya Persekutuan Doa Karismatik Katolik Pekerja Muda Katolik yang berbasis di Kotabaru memberikan informasi akan berkunjung di Domus Pacis. Dua minggu sebelum hari kunjungan ada dua orang datang untuk orientasi tempat dan berembug tentang acara. Ada tiga acara pokok yang direncanakan: persekutuan doa, misa kudus, dan sambung rasa. Kelompok ini juga minta duduk lesehan (bawah) dengan tikar. Salah satu wakil beberapa hari sebelum pelaksanaan juga menjalin komunikasi dengan Rama Bambang lewat telepon. Kelompok ini juga menyiapkan oleh-oleh sembako dan akan membawa makan siang untuk disantap bersama para rama Domus. Mereka bertanya jumlah rama dan karyawan serta diet rama-rama tertentu.

Hari pelaksana tiba, rombongan Kotabaru dengan 28 orang anggota sudah datang pada jam 09.30. Mereka mempersiapkan alat-alat elektrik seperti organ, LCD dan laptopnya. Acara pertama adalah misa kudus. Ketika misa hampir dimulai, seorang karyawan Domus memberi tahu ada rombongan ibu-ibu dan bapak serta anak datang dari Paroki Salam. Ternyata mereka dari Wilayah Salam yang baru saja merayakan Santo Markus sebagai pelindung. Salah satu program peringatan santo pelindung adalah kunjungan ke rama-rama Domus Pacis. Tetapi orang yang diserahi untuk berkoordinasi dengan rama Domus Pacis tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Tampaknya orang tersebut hanya menyampaikan pesan ke rama Domus lewat orang atau rama tertentu bukan dari Domus bahwa mereka akan berkunjung pada Minggu 28 April 2013.

Puji Tuhan. Rombongan dari Salam mau mengikuti acara misa sementara rombongan Kotabaru terbuka dan mau menerima perubahan acara. Sesudah misa dan sedikit omong-omong tanya-jawab tamu dengan rama Domus, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Ternyata rombongan Salam yang berjumlah 34 orang membawa nasi dengan lauk-pauk dan gudhangan (macam-macam sayuran dengan bumbu dan kelapa) yang dapat disantap oleh semua termasuk rombongan Kotabaru dan seluruh penghuni Domus. Dos nasi yang dibawa rombongan Kotabaru dapat "diselamatkan" beberapa anggotanya yang tinggal di rumah kos, sehingga dapat untuk oleh-oleh teman-teman serumah. Hari itu terjadi temu akrab penuh persaudaraan antara rombongan tamu Kotabaru, tamu Salam, dan rama-rama Domus Pacis.
Sabda Hidup
Senin, 29 April 2013
Peringatan Wajib St. Katarina dr Siena
Warna Liturgi Putih
Bacaan
Kis. 14:5-18; Mzm. 115:1-2,3-4,15-16; Yoh. 14:21-26

Bacaan Injil Yoh. 14:21-26
21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." 22 Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" 23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. 24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. 25 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; 26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Renungan
Wayne Rooney seorang pemain sepakbola dari MU dikenal sebagai pemain yang sangat Katolik. Isterinya seorang katolik taat juga. Di aneka macam pembatasan mengekspresikan iman katoliknya dia menggunakan kalung rosario pada saat latihan, dan selalu menyempatkan diri berdoa setelah latihan pemanasan. Di dalam doanya dia tidak berdoa agar mencetak banyak gol tapi agar semua pemain dapat bermain dengan baik dan sehat.
Di antara mayoritas agama lain dan fasilitas pada agama lain, dia sebagai orang katolik berusaha menyatakan kekatolikannya pada diri dan keluarganya. Ia tidak berpretensi membawa teman-temannya menjadi Katolik, tapi berdoa agar mereka selamat. Soal mereka akan tertarik atau tidak dipasrahkan pada Roh Kudus yang bekerja.
Yesus dalam rangkaian perpisahanNya pun lebih menyatakan diri kepada para murid, tidak kepada dunia sebagaimana disampaikan Yudas yang bukan Iskariot. Saat-saat akhir itu menjadi masa intimNya dengan orang-orang yang dikasihi dan mengasihiNya. Saat pernyataan pada dunia akan hadir kala Roh Kudus hadir pada para murid. Marilah kita juga menyediakan masa-masa intim iman bersama keluarga kita sambil bermohon Roh Kudus mengabarkan dan mengobarkannya.
 
Kontemplasi
Bayangkan Wayne Rooney seorang pemain bola yang bergelimang harta duduk berdoa di hadapan Tuhan. Ia percaya pada Tuhan. Ia percaya Tuhan menjaga diri dan semua pemain yang berlaga bersamanya baik teman maupun lawan.

Refleksi
Tulislah pengalamanmu ketika harus mendoakan lawanmu.

Doa
Tuhan, semoga aku mampu menyatakan imanku kepada orang-orang yang ada di dekatku dengan tindakan dan kasihku. Lunakkanlah hati mereka yang tidak mempercayaimu.

Perutusan
Aku akan mendoakan teman, saudara atau orang lain yang sampai sekarang masih memusuhiku karena imanku kepada Tuhan Yesus.

Saturday, April 27, 2013

Lamunan Pekan V Paskah
Minggu, 28 April 2013

Yohanes 13:31-33a.34-35

13:31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
13:32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.
13:33a Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu.
13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Butir-butir Permenungan
  • Katanya, di era global orang dituntut memiliki kualitas individual untuk diperhitungkan. Orang harus mampu mandiri dengan kemampuan setinggi-tingginya dan kerja keras karena kompetensi dan komitmen Aadalah andalan kesuksesan.
  • Katanya, karena tuntutan kemandirian di era global, orang harus masuk dalam dunia yang penuh persaingan untuk dapat unggul. Model lomba dan kompetisi adalah hal yang menggairahkan untuk menikmati dan melihat kemenangan, bahkan sejak di bangku sekolah pun anak sudah biasa dengan rangking kemampuan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa keluhuran atau popularitas seseorang tidak datang dari upaya individual tetapi dari gerak hati orang-orang lain yang muncul karena dihargai oleh orang tersebut. Maka dalam yang ilahi orang menghayati kewajiban untuk peduli kaisih pada orang-orang lain sebagaimana hidupnya sendiri yang mendapatkan napas karena pemberian cuma-cuma dari alam.
Wah, kalau suka kasih-kasih dapat jadi sapi perah dooong.

Friday, April 26, 2013

BUTUH SETENGAH JAM

Pagi kemarin, Jumat 26 April 2013, Rama Tri Wahyono adalah yang paling akhir masuk kamar makan. Rama-rama lain praktis tinggal menunggu doa penutup makan sambil melihat TV. "Aku meh setengah jam nganggo kaos" ((Hampir setengah jam aku harus mengenakan Tsirt) Rama Tri berkata. Teman-teman rama bertanya apa sudah kesulitan untuk berpakaian. Rama Tri mengiyakan.

Rama Agoeng pada suatu hari juga pernah berceritera bahwa untuk mengenakan celana panjang Rama Tri juga meminta bantuan pada beliau. Rama Bambang pun jadi sadar mengapa hari Kamis sebelumnya Rama Tri bersuara memanggil-manggil dari dalam kamarnya. Suaranya memang masih dapat terdengar dari luar tetapi sudah tidak sekeras dulu. Para karyawan yang sedang asyik bekerja terlena dan tidak mendengar. Rama Bambang kemudian berteriak ke karyawan bahwa Rama Tri memanggil-manggil dari kamar. Maka pagi itu diputuskan agar salah satu karyawan memberikan perhatian khusus pada Rama Tri. Beliau ditanya oleh Rama Agoes "Sapa sing paling kokcocoki?" (Siapa yang paling kaucocoki?). "Pak Tukiran," jawab Rama Tri. Terhadap hal ini Rama Bambang kemudian memberikan informasi ke Pak Tukiran agar memberi perhatian khusus pada Rama Tri. Bel panggil pun dicek, ternyata hanya nyala lampu tanda panggil yang masih hidup. Pagi ini Rama Yadi memberi informasi bahwa Rama Tri sudah dibelikan bel panggil oleh Rama Jaka
seperti yang disediakan untuk Rama Harto.
Sabda Hidup
Sabtu, 27 April 2013
Louis-Marie Grignion De Montfort
Warna Liturgi Putih
Bacaan
Kis. 13:44-52; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Yoh. 14:7-14

Yoh. 14:7-14
14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."
14:8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."
14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
14:12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
14:13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
14:14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."


Renungan
Ketika kita bertemu dengan seseorang, misalnya anak muda, seringkali ingatan kita melintas pada orang yang kita kenal. Wajah anak itu mengingatkan kita pada wajah orang tuanya. Tingkahnya pun demikian pula. Setiap gerak dan bahasa tubuhnya pun memberi tanda. Dari anak kita bisa mengenal orang tuanya. Dari satu pribadi kita mengenal pribadi lain yang berhubungan erat.
Yesus mengatakan (Yoh. 14:7), "Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Pengenalan akan Pribadi Putra mencukupi untuk mengenali Pribadi Bapa karena Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah satu kodrat. Apa yang dikatakan dan dilakukan ada dalam satu pola dan tujuan.
Namun sekalipun ada kemiripan antara anak dan bapak atau Pribadi Bapa dan Anak ada juga yang tak gampang mengenal. Filipus contohnya. Apakah kita juga mengenal Tuhan dengan baik? Apa kita merasakan kehadiran Tuhan dalam keseharian kita?
 
Kontemplasi
Pejamkan sejenak matamu. Kenanglah kembali peristiwa-peristiwa yang menandakan kehadiran Tuhan dalam hidupMu. Amin

Refleksi
Siapa Yesus bagiku dan bagaimana mengasah diri untuk semakin mengenalnya?

Doa
Tuhan, ampunilah aku yang seringkali masih luput mengenaliMu. Utuslah RohMu membimbingku agar aku makin mudah melihat aneka karya kebaikanMu. Amin.

Perutusan
Aku akan membantu memperkanalkan Tuhan Yesus.

Thursday, April 25, 2013

Lamunan Pekan IV Paskah
Jumat, 26 April 2013

Yohanes 14:1-6

14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
14:3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
14:4 Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."
14:5 Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.


Butir-butir Permenungan
  • Katanya, era global juga disebut dengan istilah era megatren karena munculnya amat banyak sekali tawaran pilihan. Perasaan orang dapat direkayasa sehingga jutaan produksi barang dan jasa adalah kebutuhan yang harus dinikmati.
  • Katanya, kebingungan karena banyak keinginan yang dirasa menjadi kebutuhan telah menjadikan stres sebagai penyakit utama yang mengancam manusia. Kehidupan yang amat diwarnai oleh persaingan amat mudah menyuburkan kegelisahan dan kebingungan seseorang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa dalam yang ilahi orang akan membangun dan mengembangkan hati hening. Dalam yang ilahi orang dapat menemukan kebenaran jalan yang menghadirkan kehidupan dengan jaminan fasilitas yang sungguh dibutuhkan oleh manusia.
Ah, hening-heningan dapat membuat orang jadi malas! Hidup itu kerja.

Wednesday, April 24, 2013

SUK MENEH AJA NGUTANGI

Makan bersama pagi ini, Kamis 25 April 2013, mempertemukan Rama Yadi, Rama Tri Wahyono, Rama Harto, Rama Agoeng, dan Rama Bambang. Kehadiran Rama Agoeng biasanya membuat banyak topik dapat menjadi bahan pembicaraan yang menyemarakkan makan bersama. Beberapa hal yang dibicarakan seperti kendaraan dan fasilitas perjalanan Rama Yadi ikut Paskahan di Wisma Uskup, rencana pertemuan Komunitas Domus 8 Mei 2013, motor ayah Rama Agoeng di bengkel binaan Karina KAS, kantor yayasan pendidikan yang dipimpin oleh Rama Deny.

Salah satu pembicaraan menyangkut salah satu ibu muda yang beberapa kali datang ke Domus. Ibu itu memiliki 2 anak yang pernah di bawa ke Domus. Biasanya dia hanya membawa 1 anak balita. Ibu itu sudah pernah ke Rama Agoeng bermaksud meminjam uang Rp. 10.000.000,00. Karena tidak berhasil, dia datang lagi untuk kali kedua. Pinjaman yang diinginkan turun menjadi Rp. 2.000.000,00. Tidak berhasil juga. Lewat beberapa kali SMS ibu itu marah pada Rama Agoeng. Dia juga bilang kalau ada tokoh agama yang tidak sesama Katolik malah membantu. Rama Agoeng berkata pada rama-rama semeja makan bahwa Rama Bambang pun pernah didatangi. "Dia datang ceritera macam-macam dan lalu mau pinjam uang Rp. 8.000.000,00. Tapi aku dengan tegas bilang 'Saya tidak mau memberi hutang. Datang aja ke pastor paroki minta rekomendasi cari bantuan ke APP.' Aku merasa dia itu orang yang sudah biasa berlaku seperti itu", Rama Bambang sedikit berceritera.

Rama Agoeng berbicara tentang ibu yang mau pinjam uang itu karena pada Senin 22 April 2013 melihatnya berbicara dengan Rama Tri Wahyono di ruang tamu Domus. Waktu itu si ibu membawa 2 anaknya. Dia agak terkejut karena melihat Rama Agoeng dan Rama Bambang lewat. Itu terjadi di pagi hari sekitar jam 09.00. "Sorene piyambake ugi ke Rama Harto lan ndherek misa Domus" (Sore harinya dia juga ke Rama Harto bahkan ikut misa di Domus) Rama Bambang berkata. "Rama Harto ditembungi (diminta pinjaman)?" tanya Rama Agoeng pada Rama Harto. Rama Harto menjawab "Mboten (Tidak)." Ibu itu memang tidak sempat berbicara berdua dengan Rama Harto karena ada tamu lain. "Nek Rama Tri?" Rama Agoeng mengalihkan pertanyaan ke Rama Tri Wahyono. Rama Bambang menyahut "Dia mau pinjam Rp. 3.000.000,00." "Dinehi ora?" (Dikasih tidak?) Rama Agoeng menyelidik. "Takutangi telung yuta?" (Takpinjami tiga juta) kata Rama Tri. Rama Agoeng berkata "Ra sah ngenteni disaur" (Jangan nunggu dilunasi). Yang jelas uang yang diberikan oleh Rama Tri adalah dana kesehatan pemberian seorang donator. "Suk meneh aja ngutangi. Nek pengin mbantu, sokong wae saeklasmu" (Besuk lagi jangan kasih hutang. Kalau mau bantu, bantu saja seikhlasmu) kata Rama Bambang.
Sabda Hidup
Kamis, 25 April 2013
Pesta St. Markus
Warna Liturgi Putih
Bacaan
1Ptr. 5:5b-14; Mzm. 89:2-3,6-7,16-17; Mrk. 16:15-20

Mark. 16:15-20
16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
16:18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.
16:20 Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.


Renungan
Sebelum berangkat  naik ke sorga Yesus memberikan aneka macam pembekalan kepada para muridNya. Ia menerangkan aneka macam hal, memberi berbagai tanda yang meneguhkan dan pada saatnya Dia mengutus mereka untuk mewartakan Injil.
Bekal dan pengajaran menjadi kebutuhan setiap manusia agar ia sanggup menjalankan tugas hidupnya. Ia mesti menyelesaikan beberapa tahap pendidikan. Kemampuan-kemampuan dasar sampai aneka macam pengembangannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Membaca-menulis, tambah berhitung dsb adalah kebutuhan sangat-sangat dasar untuk bertahan pada masa sekarang.
Perutusan hidup, perutusan mewartakan Injil menjadi tugas dan panggilan setiap orang yang percaya pada Kristus. Bekal dan kemampuan-kemampuan apa saja yang telah kita siapkan dan miliki untuk mewujudkan tugas perutusan tersebut?
 
Kontemplasi
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan kisah di injil Mrk 16:15-20. Dengarkan kata-kata Yesus dan rasakanlah getaran rasa pada saat Yesus terangkat ke sorga.

Refleksi
Tulislah pengalamanmu mempersiapkan diri sebagai utusan Tuhan.

Doa
Tuhan, sertailah kami menjadi saksi InjilMu. Semoga banyak orang makin mengenalMu. Amin.

Perutusan
Aku akan membekali diriku dengan aneka pengalaman dan pengetahuan iman.

Tuesday, April 23, 2013

SERBA-SERBI MAKAN PAGI

Pagi ini, Rabu 24 April 2013, makan pagi bersama di Domus Pacis hanya dimulai oleh Rama Harto dan Rama Bambang. Rama Harto bertanya "Kunjungan sing paling cedhak njing napa?" (Kapan kunjungan umat di Domus yang paling dekat?) Pertanyaan seperti ini kerap muncul dari Rama Harto. Rama Bambang menjawab "Njing Minggu, saking Persekutuan Doa Karismatik Kotabaru" (Besuk Minggu dari Persekutuan Doa Karismatik Kotabaru). Ketika makan sudah selesai, sambil bersama melihat TV, Rama Harto mengetengahkan pembicaraan tentang gagasan Komunitas Rama Domus Pacis akan mengadakan Gathering Day untuk para rama tua (mungkin juga dengan bruder) yang ada di Keuskupan Agung Semarang. Rama Harto bertanya besuk bagaimana acaranya. Rama Bambang berkata "Suk kudu ngangge fokus" (Besok harus ada fokusnya). Ketika Rama Harto meneruskan bertanya tentang maka Rama Bambang menjawab "Sebaiknya ada surve."

Ketika Rama Bambang menjawab Rama Harto, Rama Tri Wahyono masuk kamar makan. Beliau bertanya "Surve apa?" (Surve tentang apa?). Kemudian, sambil makan, Rama Tri Wahyono ikut terlibat omongan tentang gagasan temu rama (dan bruder?) tua di Domus yang rencananya akan dilaksanakan pada 16 September 2013. Tiba-tiba Rama Yadi datang dan juga langsung meminum susu kedelai dan menyantap makan pagi.

"Wau dalu tidak Klaten teng kampung pundi?" (Tadi malam ke Klaten kampung mana?) tanya Rama Bambang pada Rama Yadi. "Teng Sangkal Putung" jawab Rama Yadi. "Oooooo, tumut studi Unio, ta? Tentang politik nggih?" (Ooooo, ikut studi rama-rama praja, ta? Tentang politik, ya?" Rama Yadi kemudian berceritera bahwa yang mengisi adalah tokoh-tokoh bahkan ada anggota DPR segala. Sesudah selesai makan, Rama Yadi memimpin doa penutup makan. Sesudah itu semua masih berhenti sejenak menyelesaikan melihat acara TV. Rama Yadi keluar ruang makan akan kembali ke kamarnya. Rama Bambang menyusul. Tetapi Rama Bambang masih sempat melihat Rama Tri membuat tanda salib akan menutup makan. Rama Bambang berseru "Lho, kok sembahyang meneh?" Rama Tri berkata dengan suara yang sudah terkesan alot tersendat "Lali, jeeee" (Aku lupaaaa).


Lamunan Pekan IV Paskah
Rabu, 24 April 2013

Yohanes 12:44-50

12:44 Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku;
12:45 dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.
12:46 Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.
12:47 Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.
12:48 Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.
12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.
12:50 Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."


Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, kata-kata adalah jembatan utama dalam komunikasi antara orang dengan orang, orang dengan kelompok, kelompok dengan kelompok dan bahkan antara orang dengan dirinya sendiri. Kata-kata dapat terungkap secara lisan maupun tulisan, dan secara jelas maupun terselubung.
  • Tampaknya, dengan kata-kata dan dalam kata-kata orang dapat saling merasakan jadi duta kebaikan dan sasaran pesan kebaikan. Meskipun berada dalam aura kebaikan pesan kata-kata, bagi orang-orang tertutup orang yang jadi sumber kata kebaikan dapat dianggap jadi penilai baik-buruk kehidupan.
  • Di situ BISIK LUHUR berkata bahwa orang-orang yang menyampaikan kata-kata bernuansa pesan kebaikan adalah sosok pengejawantahan ilahi di tengah-tengah kehidupan bersama. Kata-katanya adalah sumbangan cahaya bagi orang lain untuk membuat keputusan pekerjaan yang akan dilakukan.
Ah, ngapain perhatikan kata-kata orang lain? Kini kan zaman mandiri.

Monday, April 22, 2013

SADAR TANGAN TAK KUAT

Kemarin, Senin 23 April 2013, ada adegan menarik di teras depan kamar-kamar para rama Domus Pacis. Rama Tri Wahyono mengendarai motor roda 3 pelan-pelan sementara Bu Rini berlari-lari kecil di sebelah kanannya. Kalau sampai pojok belokan, Bu Rini membantu membelokkan stang motor. Ini terjadi dalam tiga kali putaran. Sesudah itu Bu Rini ganti menaiki motor Rama Tri sekali keliling.

Bu Rini adalah warga Katolik Paroki Medari yang tinggal di Dusun Beteng. Dia sering datang ke Domus Pacis karena secara praktis menjadi relawati Domus. Sesudah motoran roda 3 Bu Rini, Rama Agoeng dan Rama Bambang duduk-duduk di teras depan kamar rama Bambang. Ternyata yang meminta Bu Rini bermotor roda 3 keliling teras adalah Rama Agoeng. "Ternyata tidak mudah, ya. Stangnya bergetar terus" kata Bu Rini. Rama Agoeng menyahut "Karena Bu Rini sudah tidak muda. Ketika mengambil dari Muntilan bersamaan dengan milik Rama Yadi, Wisnu dan Ega yang masih muda-muda dapat dengan cepat mengendarainya dengan kecepatan 60an KM per jam. Tetapi yang pokok untuk melatih, Bu Rini harus mengalami sendiri lebih dahulu." Kemudian Bu Rini berceritera "Tadi saya lihat Rama Tri pegang-pegang motornya. Lalu menghidupkannya dan hanya membesarkan dan mengecilkan gas. Lalu saya minta beliau mencoba menaiki dan saya mengiringi di sampingnya. Ternyata Rama Tri tak dapat membelokkan stang." Rama Agoeng menyambung dengan kata-kata "Tetapi tadi Rama Tri bilang 'Tanganku wis ora kuwat' (Tanganku sudah tidak kuat). Rama Tri sudah menyadari keadaannya."   * Rama Bambang
Sabda Hidup Selasa, 23 April 2013
Georgius, Egidius dr Assisi, Helena dr Udin
Warna Liturgi Putih
Bacaan
Kis. 11:19-26; Mzm. 87:1-3,4-5,6-7; Yoh. 10:22-30

Yoh. 10:22-30
10:22 Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin.
10:23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.
10:24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami."
10:25 Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
10:26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
10:29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
10:30 Aku dan Bapa adalah satu."


Renungan
Berjalan-jalan. Dalam bacaan Injil dikisahkan Yesus lagi jalan-jalan di dekat bait Allah. Ia bergaul dan bercakap-cakap dengan orang-orang.
Perjumpaan dengan orang-orang memungkinkan mengenal dan mengerti pemikiran, kesulitan maupun perasaan orang-orang. Sekaligus kita bisa memperkenalkan siapa diri kita.
Kalau kita pingin mengenal dan dikenal kita mesti hadir di antara banyak orang. Bertegur sapa dengan mereka. Bertukar pikiran, dll. Kehadiran dan keterbukaan bertukar pikiran memungkinkan pendalaman banyak hal yang memunculkan dialog hidup yang produktif.
 
Kontemplasi
Pejamkan matamu sejenak. Hadirkan wajah-wajah tetanggamu. Perkenalkan dirimu secara mendalam pada mereka. Kenali harapan mereka.

Refleksi
Tulislah pengalamanmu berdialog dengan tetanggamu.

Doa
Tuhan, PuteraMu selalu berkeliling mewartakan KerajaanMu. Ia bertegur sapa, bersoal jawab tentang aneka macam dimensi hidup. Semoga semangat tersebut tumbuh di dalam diriku. Amin.

Perutusan
Aku akan menyediakan diri bersapa dengan tetangga.

Sunday, April 21, 2013

RAMA YADI TINDAK?

Ketika saya masuk kamar makan pagi ini, Senin 22 April 2013, yang ada baru Rama Harto ditemani Mas Kris salah satu pramurukti. Hari Senin pagi memang saat tersedikit yang biasa ikut makan pagi. Rama Tri Wahyono biasa masih tidur. Rama Harjaya selalu dilayani di kamarnya karena kondisinya. Rama Jaka mempunyai jam makan sendiri sesuai dengan petunjuk dokter demi kesehatannya. Rama Agoeng biasa berada di luar Domus Pacis dari Sabtu sesudah makan siang sampai Senin pagi.

Pimpinan doa makan terutama adalah Rama Yadi. Dan karena saat itu beliau belum ada, saya bertanya "Rama Yadi tindak?" (Apakah Rama Yadi bepergian?). Rama Harto menjawab dengan volume suaranya yang rendah sehingga saya tidak mendengar. "Tindak?" Saya mengulang pertanyaan. Rama Harto berjuang mengeraskan suaranya "Enggih, criyose teng Semarang" (Ya, katanya ke Semarang). "Ooooo, inggih, wonten Paskahan Rama sepuh teng Keuskupan je" (Oooo, benar, ada Paskahan Rama Tua di Keuskupan). Ternyata Rama Harto tidak mendengar program Paskahan Rama Tua di Keuskupan. Saya kemudian menceriterakan bahwa Bapak Uskup mengundang para rama tua hadir paskahan pada tanggal 22 April 2013. Yang menanggapi undang datang diantar oleh rama pimpinan rumah para rama tua tinggal. Ukuran tua bagi para rama adalah yang sudah masuk usia pensiun, yaitu 65 tahun keatas. Saya mengatakan kepada Rama Harto bahwa rombongan Yogyakarta berangkat bersama dari Seminari Tinggi Kentungan. Rama Rektor Seminari mengusahakan bus beserta fasilitas santap pagi bersama dalam bus. *Rama Bambang
Lamunan Pekan IV PaskahSenin, 22 April 2013

Yohanes 10:1-10

10:1 "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;
10:2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
10:5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."
10:6 Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka.
10:7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.
10:8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.
10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.


Butir-butir Permenungan
  • Katanya, zaman sekarang adalah zaman orang dalam bekerja dituntut berdasarkan kompetensi. Kemampuan sekecil apapun kalau diasah menjadi keahlian dapat menjamin kesejahteraan hidup seseorang.
  • Katanya, pada zaman sekarang kepemimpinan dalam bidang urusan apapun juga harus dilandasi oleh kemampuan berpandangan ke depan dan kemampuan menemukan tahapan dan cara meraihnya. Uji kelayakan menjadi amat penting untuk memilih pemimpin.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa yang ilahi adalah segala pintu untuk orang mampu bersahabat dengan segala orang dan barang yang jadi urusannya. Kebiasaan hati orang sampung kata dengan yang ilahi membuatnya mampu sambung dengan yang diurus dan mampu menjadi pelaku pertama dan utama dari segala ajakannya.
Lho, gimana to ini? Pemimpin kan harusnya dengan statusnya enakan tinggal jalani jalur nyuruh dan memerintah.

Saturday, April 20, 2013

DAPAT BUKU SATU DOS

Kemarin, Sabtu 20 April 2013, Pak Bowo dari Paroki Pringgolayan mengunjungi Rama Bambang. Ketika ikut berkunjung bersama Lingungannya pada Minggu 14 April 2013, Pak Bowo tanya ke Rama Bambang "Rama senang baca buku apa?" Rama Bambang menjawab "Novel jenis apa saja." Ternyata Pak Bowo kerja di Gramedia Sala. Dia setiap hari pergi pulang berkendaraan dari rumahnya di Pringgolayan, Yogya. Katanya Pak Bowo mengajukan permintaan ke pengurus Gramedia Yogya buku-buku yang sudah mau ditarik. Ternyata permintaannya dikabulkan. Maka kemarin sekitar jam 10.30 Pak Bowo datang membawa 1 dos berisi banyak buku dengan judul bermacam-macam masing-masing 2 eksemplar. Tentu saja Rama Bambang amat senang sekali. Kini Rama Bambang baru menimbang-nimbang judul-judul mana saja yang akan dibagikan ke Rama Harto, Rama Yadi, Rama Tri Wahyono, Rama Jaka dan Rama Agoeng. Mungkin bagi perusahaan itu semua sudah barang afkiran. Tetapi untuk Rama Bambang tetap jadi rahmat yang amat disyukuri.
Sabda Hidup Minggu, 21 April 2013
HARI MINGGU
PASKAH IV, Hari Minggu Panggilan
Warna Liturgi Putih
Bacaan
Kis. 13:14,43-52; Mzm. 100:2,3,5; Why. 7:9,14b-17; Yoh. 10:27-30

Bacaan Injil Yoh. 10:27-30
27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, 28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. 29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. 30 Aku dan Bapa adalah satu."

Renungan
Saya tidak punya kambing. Tapi di komunitas saya ada beberapa anjing, ayam dan burung. Tiap malam ketika aku membuka kunci kamar Poenthet, Kunthi dan Yayuk selalu mendekati lalu mengikuti ke mana aku pergi. Ketika aku masuk ruang makan mereka setia menunggu jatah di depan pintu. Rasanya tidak tega kalau keluar ruang makan tidak memberi apa-apa pada mereka. Maka sering kuambilkan makanan sisa untuk mereka bertiga.
Mungkin begitu gambaran kedekatan dan pengenalan domba dan gembala. Domba kenal tindakan gembalanya dan gembala tahu kebutuhan dombanya. Sikap saling mengenal ini memudahkan setiap pribadi untuk saling mendukung, memberi dan meneguhkan. Walau di antara gembala dan domba sering terdapat jurang bahasa namun hal itu tidak akan membatasi daya saling berkomunikasi dan memahami.

Kontemplasi
Bayangkan dirimu menjadi seorang pemimpin. Jenjang pendidikanmu dengan anak buahmu sangat jauh. Ingatlah bagaimana dirimu berbahasa dan saling mengenal dengan mereka.

Refleksi
Tulislah pengalamanmu dalam mengenali anak buah dan rekan-rekanmu.

Doa
Tuhan semoga aku semakin mengenalMu dan terbuka mendengarkan sabda-sabdaMu. Utuslah RohMu mendampingiku agar menghasilkan buah yang berlimpah. Amin.

Perutusan
Aku akan makin mengenal orang-orang di dekatku dan berusaha berbahasa secara pas dengan mereka.

Friday, April 19, 2013

BISA BELI MAKAN

Kemarin, Jumat 19 April 2013, kelompok Kerabat MSF Paroki Kudus datang mengunjungi Komunitas Rama Domus Pacis. Mereka datang pada sekitar jam 11.15. Enam rama (Rama Yadi, Rama Harto, Rama Tri Wahyono, Rama Harjaya, Rama Agoeng dan Rama Bambang) dapat ikut menyambut. Rama Jaka sedang ke Semarang untuk kontrol dokter di RS Elisabet. Jumlah anggota pengunjung ada 30 orang dan hanya beberapa bapak sebagai peserta laki-laki. Rama Andika MSF, pastor Paroki Kudus, ikut menyertai. Kebetulan Rama Andi dan Rama Tri Wahyono pernah bersama-sama menjadi tenaga pastoral di Keuskupan Tanjung Selor, Kalimantan.

Rama Yadi tampil dengan microphone menyambut para tamu dengan menjelaskan kata Domus Pacis yang menjadi nama rumah para rama praja tua di Puren. Rama Yadi juga memperkenalkan rama-rama Domus Pacis dengan menjelaskan kamar-kamar tempat masing-masing rama. Selanjutnya pimpinan rombongan memberikan kata-kata sambutan. Rama Agoeng sebagai anggota pengurus Domus Pacis menyusul memberikan sambutan. Tetapi Rama Agoeng kemudian berkeliling ke rama-rama Domus untuk memberikan kesempatan sharing tentang kegiatan yang dilakukan. Karena Rama Yadi sudah berceritera sambil membuka dalam kata-kata sambutan, maka yang mendapat kesempatan adalah Rama Harto, Rama Tri Wahyono dan Rama Bambang. Rama Agoeng masih menambahkan berceritera kekhasan yang dilakukan oleh masing-masing rama. Dalam tanya-jawab dan tanggapan, banyak yang mengatakan bahwa suasana rama-rama Domus Pacis berbeda sekali dengan banyangan mereka sebelum datang. Sebelumnya banyak yang membayangkan akan berjumpa dengan rama-rama yang lemah fisik dan semangat. Tetapi ternyata kondisi usia dan atau fisik yang memberikan keterbatasan tidak menghalangi suasana dinamis kehidupan para rama Domus. Bahkan Rama Harto yang tremor, duduk terus di kursi rodan dan volume suaranya lemah mendapatkan perhatian paling besar dari para ibu. Mereka minta doa bahkan banyak yang menuliskan permohonannya dalam kertas dan menyerahkannya kepada Rama Harto. Kemudian Rama Agoeng menyerahkan microphone kepada Rama Yadi untuk memimpin doa makan. Suasana makan pun penuh  dengan keakraban karena dibarengi celotehan dan omong kelakar antara para rama dan pengunjung. Oh, ya, makan bersama ini dibeayai oleh kelompok Kerabat MSF Paroki Kudus sebagai pengunjung. Tetapi santap siang dimasak oleh tukang masak Domus Pacis dan pengunjung membayarnya. Ternyata Domus Pacis juga bisa menyelenggarakan pesanan makan. 
Lamunan Pekan III Paskah
Sabtu, 20 April 2013

Yohanes 6:60-69

6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
6:62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
6:63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.
6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
6:67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
6:68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
6:69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."


Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, zaman sekarang orang dihadapkan pada sikap keterbukaan. Berbagai peraturan perundangan menuntut orang termasuk kaum elite untuk diketahui keadaannya bahkan dengan kekuatan tekhnologi informasi dapat diketahui secara umum.
  • Tampaknya, sekalipun sikap terbuka menjadi arus tuntutan umum, terhadap orang yang blak-blakan di muka umum orang-orang yang satu kelompok dapat mengalami kegoncangan. Bicara blak-blakan oleh lingkungan sendiri dapat dinilai sebagai sikap keras sehingga dapat banyak yang menyingkiri.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata kata-kata yang muncul dari keterbukaan hati adalah kata-kata beraura ilahi sehingga menjadi daya batin dan kehidupan. Hanya yang hidup dalam karunia ilahi yang dapat hidup di kalangan kaum terbuka.
Wah, itu berbahaya membuat orang dapat asal bicara!

Thursday, April 18, 2013

TIDAK MAU! KE RAMA HARTO SAJA!

Ini adalah peristiwa Rabu lalu, 17 April 2013. Rama Bambang sudah terjaga sejak jam 2an dini hari dan kerja ini-itu serta sejak jam 4.30an sudah di depan laptop. Maka sehabis makan pagi dia leyeh-leyeh (berbaring santai) di tempat tidur. Ketika sedang mulai masuk ke alam lelap, tiba-tiba salah seorang karyawan masuk kamar Rama Bambang berkata "Rama, wonten ibu badhe mijeti. Criyosipun suku tengenipun rama kepuntir" (Rama, ada seorang ibu mau memijat. Katanya kaki kanan rama terpuntir). Rama Bambang langsung berada di kursi rodanya dan langsung keluar kamar. Ada seorang ibu usia sekitar hampir 50an tahun. "Mari, rama, saya pijat kakinya" kata ibu itu. "Kenapa kaki saya?" Tanya Rama Bambang. "Kaki kanan rama terpuntir" dia menjelaskan. Rama Bambang yang mulai merasa berhadapan dengan orang yang kurang beres menyahut "Kaki kanan saya tidak apa-apa." "Saya punya kekuatan supranatural. Saya melihat kaki rama terpuntir." "Tidak bisa! Kaki saya tidak apa-apa!" Rama Bambang berbicara dengan suara keras disertai tekanan. "Tetapi nyatanya rama duduk dengan kursi roda." "Kaki saya memang begini sejak kecil." "Tidak mungkin. Rama jadi begitu pasti sesudah besar. Mari saya pijat. Tidak membayar." "Tidak mau! Saya begini sudah sejak kecil dan saya sudah biasa." "Tetapi mengapa sejak kecil begitu kok dapat menjadi rama?" "Saya mendapatkan dispensasi."

Ketika ibu itu mendesak terus untuk memijat kaki, Rama Bambang tiba-tiba berkata "Ke Rama Harto saja! Nih, kamarnya sebelah kamar saya." "Rama Harto kena apa?" "Dia tremor." "Tremor itu apa?" "Lihat saja!" "Dia begitu sejak kecil atau sesudah besar?" "Sesudah besar." Rama Bambang langsung masuk kamar. Sekitar 2 jam kemudian salah satu karyawan berceritera kepada Rama Bambang. Si ibu memijat Rama Harto hanya dengan menepuk-nepuk tangan dan kaki rama. Kadang-kadang kaki si ibu nggedruk-nggedruk (menghentak-hentak lantai). Ibu itu bilang bahwa penyembuhannya dengan kekuatan prana. Ketika selesai pemijatan si ibu bertanya kepada Rama Harto "Sudah sembuh ta, rama?" Rama Harto dengan volume suara yang lemah menjawab pelan-pelan dalam bahasa Jawa "Deeeereeeeng" (Belum). Dan peristiwa ini ternyata menjadi salah satu kisah yang membuat tertawa bagi rama-rama Domus dan tamu-tamu yang mendengarnya.
Sabda Hidup Jumat, 19 April 2013
Hari Biasa Pekan III Paskah
Warna Liturgi Putih
Bacaan
Kis. 9:1-20; Mzm. 117:1,2; Yoh. 6:52-59

Yoh. 6:52-59
6:52 Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."
6:53 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
6:58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
6:59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.


Renungan
Suatu pernyataan konotatif kala ditangkap sebagai pernyataan denotatif pasti menimbulkan kesalahpahaman. Untuk menangkap suatu pernyataan konotatif dibutuhkan kemampuan menafsir. Kalau tidak mampu menafsir kita bisa bertanya langsung pada sumbernya, karena tebak menebak maksud pun bisa menimbulkan percekcokan.
Yesus mengutarakan bahwa orang harus makan tubuh dan darahNya untuk memperoleh keselamatan. Makan tubuh dan darah ini ditangkap secara lugas oleh pendengarNya. Maka bagi mereka, mungkin, ajaran Yesus kok kayak kanibalisme. Tentu maksud Yesus tidak seperti itu.
Kali ini saya merasa bahwa makan tubuh dan darah Kristus berarti makan seluruh hidup Yesus. Maka Yesus mengajak bahkan mengharuskan mereka untuk makan tubuh dan darahNya, menyatu dengan seluruh hidup Yesus dan mewujudkannya dalam polah-kata hariannya.

Kontemplasi
Bayangkan Yesus tinggal dalam dirimu.

Refleksi
Tulislah pengalamanmu makan tubuh dan darah Yesus Kristus

Doa
Tuhan, semoga aku makin mudah menangkap bahasaMu dan mampu menjadikannya sebagai pegangan dan kekuatan hidup harianku. Amin.

Perutusan
Aku akan belajar menangkap bahasa-bahasa orang dengan baik.

Wednesday, April 17, 2013

NUMPANG MANDI

Ini peristiwa yang terjadi kemarin pagi, Rabu 17 April 2013. Rama Bambang sempat agak bingung karena Bu Retno, tukang masak, memberi tahu kalau akan ada 10 rama datang ke Domus Pacis. Bu Retno mendapat informasi dari Rama Toto, Minister Domus Pacis. Rama Bambang langsung bertanya lewat SMS ke Rama Jaka, Rama Yadi, dan Rama Agoeng tanpa mengesampingkan mencari informasi ke Rama Toto. Rama Yadi bilang tidak tahu. Rama Agoeng juga tidak tahu dan mengajak agar kami bebas saja kalau mau pergi karena punya keperluan. Sekitar sejam kemudian Rama Toto baru menelpon memberi tahu bahwa akan ada rapat Tim Persaudaraan UNIO Rama Praja Keuskupan Agung Semarang (KAS) pada jam 10.00.

Pada jam 09.30 Rama Toto dan Rama Tri Margono sudah siap. Namun demikian persis jam 10.00 kalau tidak keliru baru 3 orang siap. Memang, sedikit demi sedikit beberapa rama datang. Sementara itu yang sudah datang menyantap snak dan minuman. Rama Bambang ikut bergabung. Kebetulan ada Rama Kartia dari Keuskupan Ketapang datang ke Komsos. Rama Agoeng mengantarnya mengunjungi Rama Bambang dan kemudian bergabung sebentar di kamar makan. Pada jam 10.45an Rama Ariawan dari Promasan datang disusul Rama Hanjar dari Kalasan. Rama Ariawan beseru "Nunut aduuuus" (Numpang mandi!). Beliau baru saja olah raga tenis. Rama Bambang pun berteriak dari kamar makan "Kana nang kamarku wae" (Sana ke kamarku saja). Ketika Rama Ariawan bertanya yang mana, Rama Bambang memberi aba-aba kepada Rama Ariawan berjalan menuju kamarnya. Ketika hampir jam 11. Rama Ariawan selesai dan berkata dalam kelegaan "Wah segeeer .... Rasane ajeng nggebyur terus" (Wah segaaar .... Rasanya mau ngguyur terus). Para rama Tim Persaudaraan UNIO KAS mulai rapat. Rama Bambang pun kembali ke kamar. Tetapi ketika makan siang, Rama yang rapat, sebanyak 7 orang, menikmati santapan bersama para rama Domus yang kebetulan tidak pergi. Suasana makan siang itu amat meriah penuh canda dengan berceritera sana-sini. Rama Notobudyo yang sudah berusia 73 tahun tetap dapat akrab dengan yang medior dan yunior bahkan bawah lima tahun tahbisan. Ternyata Rama Budyo juga bilang kalau selalu mengikuti renungan harian dari Domus Pacis. Para rama yang rapat tampak enak at home dengan suasana Domus Pacis. Bagi Rama Bambang hal ini amat membahagiakan. Domus Pacis yang cukup lama lengang dan tidak begitu diminati bahkan oleh penghuninya, kini tidak jarang dikunjungi oleh para rama.
Lamunan Pekan III Paskah
Kamis, 18 April 2013

Yohanes 6:44-51

6:44 Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
6:45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.
6:46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa.
6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
6:48 Akulah roti hidup.
6:49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
6:51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."


Butir-butir Permenungan
  • Katanya, bagi orang zaman sekarang pendidikan sekolah telah menjadi kebutuhan dasar. Negara berkewajiban memberikan anggaran terhitung besar untuk menjamin warga masyarakat mengenyam sekolah paling tidak yang bukan pendidikan tinggi.
  • Katanya, tingkat pendidikan sekolah bisa menentukan kualitas dan kecerahan hidup di masa depan. Banyak institusi menuntut aparat dan calon aparatnya untuk memiliki tanda lulus tingkat pendidikan tertentu sehingga tak sedikit orang mengejarnya dengan berbagai cara untuk memperoleh kesetaraan lulusan formal meskipun tanpa proses sebagaimana harusnya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa pengajaran sejati datang dari yang ilahi sehingga orang ditarik mendalami dirinya yang berisi berbagai macam potensi biji-biji tanaman ilahi. Dengan belajar dari apa yang ada dalam diri dan mengembangkannya orang akan mendapatkan hidup yang selalu baru dan diperbarui sehingga santapan sejati selalu tersedia.
Wah, kalau gitu kapan selesainya belajar? Capek dong!

Tuesday, April 16, 2013

RAMA YADI DAN MOTOR RODA 3

Sebenarnya yang memiliki motor roda tiga baru-baru ini adalah Rama Yadi dan Rama Tri Wahyono. Tetapi, karena kondisinya, Rama Tri Wahyono baru menstater dan mendengung-dengungkan gas. Lain halnya dengan Rama Yadi.

Ketika motor datang Rama Yadi langsung mengecek bahwa stel rodanya masih agak seret. Sehari sesudah motor datang, Rama Yadi langsung menuju bengkel. Sehari suntuk beliau berada di bengkel untuk meminta mekanik membuat stel roda lancar. Bahkan di hari berikutnya beliau membawa motornya untuk mengubah sedikit tempat meletakkan krug. Tempat krug ternyata kurang dalam dan hanya seperti motor roda 3 milik Rama Bambang. Padahal ukuran krug Rama Yadi berbeda dengan krug Rama Bambang. Kalau milik Rama Bambang berukuran medium, milik Rama Yadi lebih panjang karena beliau punya ketinggian di atas Rama Bambang. Ketika tukang las sedang mengerjakan tempat krug, ternyata listrik PLN mati. Maka penyelesaiannya harus dilanjutkan hari berikutnya.

Pagi ini, Rabu 17 April 2013, ketika makan bersama Rama Bambang bertanya Rama Yadi sudah berkendaraan motor roda 3 yang baru sampai kemana saja. Ternyata untuk wilayah Yogya sudah cukup ke sana kemari bahkan sampai Kulon Progo. Memimpin misa ke Salam pun juga judah memakai motor tersebut. Rama Yadi juga sudah mengendarai motor konstruksi barunya sampai Sala. Beliau juga berbicara bahwa tarikan motor dan kemantapannya lebih baik dibandingkan yang dulu. Memang, saat ini Rama Yadi masih harus menyesuaikan diri membiasakan irama penempatan tubuh selaras dengan getar jalannya motor. Sebenarnya untuk yang sekarang Rama Yadi sadar tidak perlu khawatir akan jatuh. Kalau motor roda 3 sebelumnya, apabila sedang miring ke kanan ada bahaya jatuh jomplang. Tetapi beliau sudah terbiasa dengan yang dulu. Ketika Rama Bambang bertanya
tetang kecepakatan, dengan yang dulu beliau dapat mengendarai 70 Km per jam. Sementara yang sekarang baru berani 60 Km perjam. Akan tetapi ketika pertama kali mengendarai yang dulu, Rama Yadi untuk beberapa lama hanya berani 30an Km per jam.
Sabda Hidup Rabu, 17 April 2013
Baptista Spagnoli dr Mantua
Warna Liturgi Putih
Bacaan
Kis. 8:1b-8; Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a; Yoh. 6:35-40

Bacaan Injil Yoh. 6:35-40
35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. 36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. 37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. 38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. 39 Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. 40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."

Renungan
Suatu kali seorang anak kecil menangis histeris karena tidak menemukan guling kesayangannya. Semua anggota keluarga itu sibuk mencarikan guling tersebut.
Tidak ada seorangpun yang rela miliknya hilang. Ketika ada sesuatu dari miliknya yang hilang dia akan sibuk mencari dan berusaha menemukannya kembali.
Allah pun selalu mencari ciptaan terbaik. Ia  dengan segala kekuatanNya menjaga semua milikNya agar berada dalam rengkuhanNya. Aneka macam peristiwa dan pribadi disediakan agar tidak ada satupun dari milikNya hilang.

Refleksi
Tulislah pengalamanmu menjaga imanmu pada Yesus.

Doa
Tuhan, utuslah RohMu ubtuk menguatkan imanku sehingga aku pun bisa meneguhkan iman sesamaku dan mengingatkan mereka ketika mau keliar dari jalurMu. Amin.

Perutusan
Aku akan menuntun teman yang krisis iman.

Monday, April 15, 2013

LUCU TAPI SERIUS

Ini adalah kejadian kemarin, Senin 15 April 2013. Ini menyangkut peristiwa meja makan. Dalam kesempatan makan bersama yang biasa menjadi pemimpin doa sebelum dan sesudah makan adalah Rama Yadi dan kalau beliau tidak ada kepemimpinan doa ada pada Rama Harto.

Kemarin pagi Rama Harto, Rama Tri Wahyono, dan Rama Bambang sudah siap di meja makan. Rama Yadi belum tampak. Biasanya kalau dua atau tiga rama sudah siap dan yang lain ditunggu beberapa saat belum datang, doa sebelum makan dilakukan. Dengan demikian makan segera dapat dimulai. Rama yang datang kemudian akan berdoa pembuka sendiri. Tetapi doa penutup makan biasa dilakukan bersama-sama. Walaupun yang membuka doa makan adalah Rama Harto, kalau kemudian Rama Yadi menyusul, doa penutup tetap dipimpin Rama Yadi. Nah, karena Rama Yadi waktu itu belum datang, Rama Harto membuka doa. Di tengah-tengah doa pembuka makan Rama Yadi masuk dengan kursi rodanya. Ketika doa pembuka selesai, tanda salib selalu dibuat dan diucapkan "Konjuk ing asma Dalem Hyang Rama saha Hyang Putra tuwin yang Roh Suci. Amin" (Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin). Rama Yadi pun ikut membuat dan mengucapkan tanda salib. Akan tetapi kemudian Rama Yadi mengucapkan kata-kata "Gusti ..... lsp." (Tuhan ....... dst.). Lho? Ketika ikut membuat dan mengucapkan tanda salib Rama Yadi dikira oleh Rama Bambang sudah numpang doa pembuka ketika masuk ruang makan. Eeee, ternyata Rama Yadi tidak tahu kalau doa pembuka sudah terjadi. Beliau malah mengucapkan doa sebelum makan. Maka tanda salib penutup doa sebelum makan terjadi lagi sesudah doanya Rama Yadi. Maklumlah kalau Rama Yadi tidak tahu. Suara Rama Harto memang lemah tidak dapat keras. Sementara itu kekuatan pendengaran Rama Yadi sudah banyak turun. Di dalam hati Rama Bambang tertawa terbahak-bahak "Ha ha ha ha ...." Tetapi tertawanya ya hanya di dalam hati, karena Rama Harto dan Rama Tri Wahyono tidak bereaksi apa-apa selain terus menikmat makan dan berbicara seperti biasa di kamar makan. Ini gimana ya? Lucu tapi serius atau serius tapi lucu?
Lamunan Pekan III Paskah Selasa, 16 April 2013

Yohanes 6:30-35

6:30 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?
6:31 Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga."
6:32 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.
6:33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
6:34 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."
6:35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.


Butir-butir Permenungan
  • Katanya, makan bukan sekedar kegiatan untuk memenuhi kebutuhan rasa lapar. Makan juga dapat menjadi tanda identitas sosial sehingga ada bangsa dan atau suku bangsa yang makan hariannya nasi, ada yang sagu, ada yang roti, dan tentu ada yang lain.
  • Katanya, makan bukan hanya soal perorangan tetapi juga dapat jadi tanda kebersamaan. Makan dapat menjadi tanda dan alat untuk membuat orang-orang dan atau kelompok-kelompok orang membangun dan mengembangan ikatan dan kesatuan-persatuan.
  • Dalam hal makan BISIK LUHUR berkata bahwa makan pada dasarnya anugerah ilahi. Dalam yang ilahi makan menjadi tanda penyadaran akan rahmat ilahi yang memberikan kepuasan sejati pada segala kelaparan dan kehausan batin.
Wah, makan itu kan soal mulut dan perut. Ngapain dikait-kaitkan dengan soal batin?

Sunday, April 14, 2013

TERIMA DAN JADI BERKAT

Barangkali untuk ukuran kehidupan imam, menu rama-rama Domus Pacis cukup sederhana kalau tidak boleh disebut amat sederhana. Ini tersirat dari perkataan Rama Yadi dalam makan pagi Senin 15 April 2013. Beliau kemarin memimpin misa lansia di Paroki Pringwulung. Di dalam misa juga ada pelayanan penerimaan Sakramen Perminyakan untuk peserta misa. Menurut rama Yadi yang ikut banyak sekali. Ketika Rama Bambang bertanya "Bar misa terus enten dhahar?" (Apakah sesudah misa ada makan bersama?). Rama Yadi mengiyakan tetapi ada susulan kata-kata "Ning dibandhingke ten Domus adoh banget. Sajian teng Domus mboten enten napa-napane" (Tetapi dibandingkan dengan Domus Pacis menunya jauh melampaui jenis dan harganya). Rama Bambang menyahut "Maka kita gak perlu banyak dolan ke paroki-paroki agar rasanya tempat kita sudah oke". "Ha ha ha ha ....." semua tertawa. Saat tertawa yang ikut makan adalah Rama Yadi, Rama Harto, dan Rama Bambang, Tiba-tiba Rama Agung datang masuk bergabung. Beliau memberi informasi mendapatkan beras 1 kwintal dan supermi 10 dos dari Rama Ratmin, Pastor Kepala Paroki Kartasura. Hari Minggu kemarin Rama Agoeng membantu pelayanan misa di Kartasura.

Terhadap pemberian Kartasura tersebut, para rama di meja makan memutuskan memberikan separo kepada karyawan. Mas Tukiran dipanggil. Terhadap 5 karyawan Mas Tukiran diminta membagikan per karyawan 10 kg beras dan 1 dos supermi. Pada saat ini Komunitas Rama Domus memang kerap mendapatkan pemberian sembako bahkan buah-buahan dari umat baik perorangan maupun kelompok. Seperti seminggu ini dari Paroki Kelor dan Paroki Administratif Pringgolayan. Terhadap pemberian untuk rama-rama ini, oleh para rama Domus juga biasa dibagikan ke karyawan. Kalau jumlahnya masih lebih, tetangga Katolik juga sering mendapatkan bagian diantar oleh
karyawan Domus. Bahkan bila berlebihan para tetangga umum termasuk yang beragama lain juga ikut menikmati. Bagi Komunitas Rama Domus segala pemberian adalah berkat ilahi lewat umatnya. Para rama Domus juga berusaha jadi berkat bagi karyawan dan tetangga sekitar. Maka peristiwa beri-memberi hal-hal material bagi rama-rama Domus menjadi peristiwa pembelajaran menerima dan menjadi berkat ilahi.
Sabda Hidup Senin, 15 April 2013
Hari Biasa Pekan III Paskah
Warna Liturgi Putih

Bacaan
Kis. 6:8-15; Mzm. 119:23-24,26-27,29-30; Yoh. 6:22-29


Yoh. 6:22-29
6:22 Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat.
6:23 Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.
6:24 Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.
6:25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"
6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
6:28 Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"
6:29 Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."

Renungan
Satu kalimat yang menarik hati saya adalah kata-kata Yesus (ay 29) "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." Kalimat memancingku untuk bertanya kenapa Yesus mengatakan bahwa percaya kepada Dia adalah pekerjaan yang dikehendaki Allah. Hmmmm aku pun belum menemukan jawaban yang baik. Ada yang bisa membantu?
Satu jawaban yang sempat kutemukan adalah bahwa membuat seseorang untuk percaya itu membutuhkan proses yang panjang dan berliku. Apalagi kalau harus mempercayai seseorang. Dan Yesus secara pribadi dan juga para murid akan menghadapi situasi tidak mudah ketika harus membuat orang percaya bahwa Yesus adalah utusan Allah dan orang harus percaya padaNya.
Gereja sekarang ini menghadapi situasi dunia dengan aneka persoalan yang kompleks. Makin hari makin banyak orang meragukan keberadaan Tuhan. Makin banyak orang yang ingin berusaha memisahkan orang katolik dari keyakinannya pada Yesus sang utusan Allah. Ya (mungkin) inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah: percaya pada Dia yang diutus oleh Allah.

Refleksi
Sejauh mana anda telah meyakini dan percaya pada Yesus yang diutus dari Allah?

Doa
Tuhan sudilah menguatkan imanku untuk selalu percaya kepada Yesus PuteraMu. Amin.

Perutusan
Aku akan berusaha semakin mengenal dan mencintai Yesus.

Saturday, April 13, 2013

MAKIN SAMBUNG

Secara umum Komunitas Domus Pacis makin sambung dekat dengan umat Katolik. Pagi ini, Minggu 14 April 2013, sekitar jam 09.00 Umat Lingkungan Santa Angela Merici, Paroki Administratif Pringgolayan, mulai berdatangan. Padahal Rama Agoeng pagi ini berada di Kartosura diminta membantu memimpin Misa. Rama Yadi juga misa di Salam pada jam 06.00 dan jam 10.00 memimpin misa untuk kaum lansia di gereja Pringwulung. Rama Bambang pergi memimpin misa di Sendangsono jam 06.00 untuk kelompok ziarah rekoleksi. Sementara itu rama-rama yang lain praktis terhalang kondidi fisik untuk menerima tamu pengunjung.

Karena Rama Bambang sudah tiba di Domus pada jam 09.00 lebih sedikit, maka Rama Bambang yang secara resmi menerima umat Pringgolayan tersebut. Rama Harto dan Rama Tri Wahyono ikut hadir. Wakil dari tamu menyampaikan maksud dan tujuan mengunjungi Domus. Rama Bambang memnyampaikan sekilas tentang Domus dan keadaan para rama penghuninya. Kaarena kunjungan ini juga diisi dengan kerjabakti, Mas Rahajo sesuai dengan arahan Rama Agoeng menyampaikan beberapa hal: 1) yang butuh dibersihkan adalah kebun di belakang kamar Rama Yadi dan Kantor Komsos KAS; 2) Domus minta bantuan menanamkan jahe yang sudah tersegia di polibek dan atau pot-pot yang sudah tersedia. Dalam kesempatan ini pengunjung menyampaikan kenangan bungkusan kado dan amplop untuk masing-masing rama dan karyawan. Sebelum bekerja bakti semua menyantap snak dan minuman yang mereka bawa. Sesudah kerjabaakti ada makan bersama dan temu sambung rasa.

Banyak umat makin memanfaat rama Domus untuk membantu pelayanan. Dan juga makin banyak umat perorangan atau kelompok yang berkunjung untuk semua rama Domus. Domus makin sambung dengan umat.
Lamunan Pekan III Paskah Minggu, 14 April 2013

Yohanes 21:1-14

21:1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut.
21:2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.
21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
21:4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
21:5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
21:8 Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu.
21:9 Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.
21:10 Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu."
21:11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
21:12 Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan.
21:13 Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu.
21:14 Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.


Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, mayoritas besar warga masyarakat bukan termasuk golongan pegawai. Meskipun demikian banyak orang ingin menjadi pegawai negri atau swasta karena ingin mendapatkan penghargaan sosial walau harus mengeluarkan banyak uang suap.
  • Tampaknya, keinginan menjadi pegawai juga didorong oleh jiwa ingin kepastian kerja dan penghasilan tetap. Mayoritas besar masyarakat memang memiliki model pekerjaan yang tetap itu-itu saja tetapi penghasilannya tidak tetap dan sulit untuk melepaskan diri dari derajat sosial kaum kecil.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa yang ilahi menyertai model pekerjaan kaum kecil. Sekalipun yang dikerjakan hanya terbatas itu-itu saja, tetapi dalam yang ilahi orang akan selalu menemukan kemunginan-kemungkinan alternatif bahkan kontras dalam mengerjakannya sehingga hasilnya akan besar sekali yang tak akan dapat dicapai oleh orang yang hanya jadi pegawai.
Wah, aneh-aneh saja. Pokoknya jadi pegawai itu keren dan membanggakan.

Friday, April 12, 2013

CAPEK TAPI BAHAGIA

Kemarin, Jumat 12 April 2013, Domus Pacis cukup ramai dan semarak karena kunjungan. Kira-kira jam 11.15 Mas Raharja, pramurukti Domus, mengetok pintu Rama Bambang. Dia bersuara "Wonten tamu, rama" (Ada tamu, rama). Rama Bambang berseru "Manggaaaa, tindak mlebet" (Silakan masuk). Tiba-tiba ada orang-orang berbondong-bondong datang dan kemudian Rama Bambang keluar. Itu rombongan dari Ibu-ibu Paroki Kelor dengan beberapa bapak dan anak kecil. Para karyawan menyilakan mereka masuk ruang rumah yang cukup besar. Ketika Rama Bambang sampai depan ruang, ternyata Rama Yadi dan Rama Harto sudah berada di tempat. Rama Bambang langsung SMS ke Rama Agoeng memberikan informasi kedatangan rombongan dari Kelor yang berjumlah sekitar 80-90 orang. Mereka bilang mau kerja bakti. Tetapi Rama Yadi langsung memegang mikropone dan omong sana-sini. Kemudian wakil dari pengunjung juga berbicara. Setelah itu Rama Yadi meminta Rama Bambang juga berbicara. Akhirnya, ketika Rama Agoeng tampak, Rama Bambang pun meminta beliau berbicara sebagai pengurus Domus. Suasana memang jadi meriah dan menyenangkan. Ketika masuk jam 12.45an Rama Yadi meminta acara makan dilaksanakan. Rombongan memang membawa nasi, sayur-sayuran, dan lauk-pauk untuk makan bersama. Ada ibu yang khusus menyuapi Rama Harto. Rama Tri Wahyono yang ketiduran bangun dan bergabung makan bersama. Diam-diam Rama Yadi, Rama Agoeng dan Rama Bambang berbicara bisik-bisik. Ketiga rama ini bingung "rombongan akan diberi lahan kerja bakti apa". Tak ada satu pun dari para rama, yang ikut menyambut, tahu sebelumnya bahwa akan ada rombongan kunjungan dari Paroki Kelor. Tiba-tiba Mas Tukiran, karyawan Domus, memberi tahu kalau rombongan murid dan guru Katolik dari SMAN 2 Sleman datang. Mereka akan kunjungan paskahan di Domus. Rombongan Kelor ikut tahu kalau akan ada tamu lain dan ketika hampir jam 2 siang mereka berpamitan.

Para rama Domus kemudian duduk di ruang bersama dengan 16 murid dan 2 guru dari SMAN 2 Sleman. Jumlah warga katolik sekolah ini memang sedikit. Rama Yadi membuka dengan ucapan selamat datang dan menjelaskan sedikit tentang Domus Pacis. Sesudah itu ada Ibadat singkat yang dipimpin oleh para siswa. Rama Bambang, tanpa diberi tahu lebih dahulu, diminta untuk homili. Sesudah Ibadat ada pidato dari guru agama dan Rama Agoeng. Tampaknya acara memang seremonial. Tetapi karena para rama Domus sering clemongan (mengungkapan kata-kata celetukan spontan), suasana diwarnai banyak ketawa dan terasa menyenangkan. Para tamu, yang sudah membawa snak, "dipaksa" menyantap makanan yang tersedia (yang sebetulnya sisa oleh-oleh dari rombongan Kelor tetapi jumlahnya masih cukup untuk 30an orang). Sehabis makan para murid keliling-keliling luar dan dalam rumah induk Domus. Mereka lari sana lari sini. Melihat ayam-ayam dan main-main dengan beberapa anjing Domus. Diam-diam Rama Tri Wahyono masuk kamar. Rama Harto berkata "Kula tak istirahat, nggih" (Saya mau istirahat). Jam memang sudah menunjukkan jam 3 sore. Rama Yadi sudah hilang sebelumnya. Tiba-tiba ada tamu untuk Rama Agoeng. Maka hanya Rama Bambang yang menunggu keasyikan para tamu. Dua guru yang menyertainya juga tampak senang berada di Domus Pacis. Jam 4 sore para tamu berpamitan.

Rama Bambang melihat Rama Yadi, Rama Tri Wahyono dan Rama Harto ceria sekali. Padahal mereka biasanya sudah masuk peraduan paling lambat jam 1 siang. Rama Agoeng pun tampak tersenyum-senyum riang. Rama Bambang, yang pada jam 4.30 berjanji menerima tamu dan jam 5.30 berangkat pelayanan Misa Paskahan Lingkungan juga merasa senang.

Sabda Hidup Sabtu, 13 April 2013

Sabda Hidup Sabtu, 13 April 2013
Martinus I
Warna Liturgi Putih

Bacaan
Kis. 6:1-7; Mzm. 33:1-2,4-5,18-19; Yoh. 6:16-21

Bacaan Injil Yoh. 6:16-21
16 Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu 17 dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, 18 sedang laut bergelora karena angin kencang. 19 Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. 20 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!" 21 Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.

Renungan
Takut. Ada banyak alasan yang bisa membuat seseorang mengalami ketakutan. Seorang anak takut dengan kegelapan, takut ditinggal pergi orang tuanya. Seorang anak muda takut dengan masa depannya. Orang tua takut menghadapi hari-harinya yang terasa makin berat. Nelayan takut menghadapi badai ganas. Pegawai takut di-PHK atau pensiun. Setiap orang mempunyai ketakutannya sendiri.
Ketakutan menghambat seseorang melampaui yang sebenarnya mungkin untuk dilampaui. Ketika seseorang takut pensiun biasanya mereka pun akan kesulitan menjalani masa-masa pensiunnya. Ketika takut kegelapan maka ia pun tidak akan berani menantang suasana itu. Ia akan selalu berusaha menghindari padahal di dunia ini selalu memuat keadaan gelap dan terang dan salah satunya seringkali tidak terhindarkan.
Yesus meneguhkan para murid dengan mengatakan (Yoh 6:20), "Aku ini, jangan takut!" Ia memberi keyakinan pada para murid bahwa yang ada bersama mereka adalah Ia, Putera Allah. Para murid pun menjadi tenang.
Tentu adalah sah seseorang mempunyai rasa takut. Namun perlu diingat bahwa ketakutan itu bisa menggagalkan yang semestinya kita dapatkan. Maka kala dalam diri kita muncul rasa takut, kita segera sadar bahwa Tuhan ada bersama kita. Ia selalu siap memberikan pertolongan untuk mengatasi persoalan-persoalan kita. Memang masalah hidup ini besar, namun kita percaya bahwa Tuhan jauh lebih besar dari masalah tersebut dan Ia telah menganugerahkan kemampuan yang cukup untuk mengatasi persoalan kita.

Kontemplasi

Duduklah dengan hening. Hadirkan sesuatu yang paling menakutkan dalam hidupmu. Hadirkan dan jangan kautolak kehadirannya. Yakinlah Tuhan ada bersamamu dan anda bisa melaluinya.

Refleksi

Tulislah hal-hal yang membuatmu takut dan bagaimana anda mengatasinya.

Doa

Tuhan, aku percaya Engkau ada bersama aku dan Engkau telah memberi anugerah yang cukup bagiku untuk mengarungi samodra hidupku. Terima kasih Tuhan. Amin.

Perutusan

Aku akan mengatasi ketakutan yang selalu menghantui hidupku.

Thursday, April 11, 2013

COBI SOWAN RAMA YADI

Pada Rabu 10 April 2013 Pak Kris, seorang bapak dari Getas yang masuk Paroki Mlati, datang di kamar Rama Bambang. Pak Kris dan Rama Bambang sudah cukup akrab karena sesama alumni SMA Kolese de Britto. "Rama, napa Rama Harto taksih lenggah ngriki?" (Rama, apa Rama Harto masih di sini?). Pak Kris bertanya tentang Rama Harto Widodo. Rama Harto dahulu memang seangkatan bahkan sekelas dengan Pak Kris. Rama Bambang menunjuk kamar yang sambung dengan kamarnya. Di situlah Rama Harto tinggal. Dari omong sana-sini ternyata Pak Kris akan memperingati arwah untuk keluarganya besok tanggal 27 April malam. Rama Bambang diminta untuk memimpin. Sesudah menengok agenda, ternyata Rama Bambang pada tanggal itu sudah mempunyai janji melayani misa arwah di Lingkungan Malang, Paroki Medari. Ketika Pak Kris berkata "Wah, kalau begitu rama tidak bisa, ya?" Rama Bambang bertanya "Mau rama lain?" "Rama dapat mencarikan?", kata Pak Kris. Rama Bambang langsung menyahut "Cobi sowan Rama Yadi" (Coba datang ke Rama Yadi). Pak Kris bertanya "Apa itu Rama Yadi yang pernah berkarya di Medari merangkap Mlati?" "Benar" Rama Bambang mengiyakan. Kemudian Rama Bambang menunjukkan kamar Rama Yadi. Pak Kris pergi ke Rama Yadi. Beberapa saat kemudian kembali ke Rama Bambang memberikan informasi kalau Rama Yadi bisa memenuhi kebutuhan misa arwah di rumahnya. Ternyata Pak Kris juga sudah mengunjungi Rama Harto di kamarnya.

Komunitas Rama Domus Pacis memang juga menjadi komunitas pelayanan umat. Kebutuhan umat seperti misa dan memberi input dalam pertemuan yang dimintakan ke salah satu rama dapat diserahkan ke rama yang lain. Bahkan untuk pelayanan ekaristi di komunitas biarawan-biarawati
Komunitas Domus Pacis juga siap melayani. Untuk saat ini yang selalu siap adalah Rama Agoeng, Rama Jaka, Rama Yadi, dan Rama Bambang.
Lamunan Pekan II Paskah
Jumat, 12 April 2013

Yohanes 6:1-15

6:1 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias.
6:2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
6:3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
6:4 Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.
6:5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"
6:6 Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.
6:7 Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."
6:8 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya:
6:9 "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
6:10 Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
6:11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
6:12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
6:13 Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
6:14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."
6:15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.


Butir-butir Permenungan
  • Katanya, makan adalah salah satu kebutuhan dasar sehingga orang dari segala kategori menempatkan saat makan sebagai hal yang penting sekali. Kekurangan makan merupakan masalah sosial yang harus ditangani secara khusus.
  • Katanya, orang-orang yang ingin meraih atau mempertahankan kekuasaan dan atau pengaruh dapat menyediakan anggaran khusus untuk berlagak peduli pada. Kebutuhan dasar masyarakat. Massa rakyat pun dapat berbondong-bondong ikut menikmati gratisan sang tokoh.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa dalam yang ilahi pemenuhan kekurangan kebutuhan dasar bukan terutama dari uluran tangan tokoh berkemampuan. Pemenuhan kekurangan justru terjadi karena adanya gerakan bersama kaum
    berkekurangan saling memberi dari kekurangannya.
Wah, apa itu tidak justru makin memiskinkan?
BISA MELUNASI

Ini tentang buku Percikan Iman Rosario. Dari Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama Rama Bambang mendapatkan 1.725 eksemplar. Jumlah ini diterima oleh Rama Bambang dalam 5 tahap pengiriman. Pemasaran buku ini terjadi dalam dua macam peredaran: 1) secara langsung dibawa oleh Rama Bambang ketika melakukan pelayanan umat; dan 2) dilakukan oleh pihak-pihak lain mitra jaringan Komunitas Rama Domus Pacis. Tetapi uang pembayaran kesemuanya dikumpulkan oleh Rama Bambang. Dari pemasaran sejak tanggal 12 Januari 2013 hingga hari ini 11 April 2013 Rama Bambang sudah menyerahkan uang tiga kali kepada Nusatama untuk 1.020 eksemplar.

Dalam hal penerimaan uang Rama Bambang mencatat sudah ada 72 kali penyetoran baik dari pemasaran yang dilakukan sendiri maupun dari mitra jaringan. Sampai dengan pertengahan bulan Maret 2013 Rama Bambang sudah dapat menyisihkan uang yang dapat dimasukkan ke Kas Komunitas Rama Domus Pacis yang dipegang oleh Rama Yadi. Jumlah uang yang akan disetor ke Rama Yadi adalah Rp. 6.500.000,00. Hingga hari ini, buku yang sisa di tangan Rama Bambang ada 6 eksemplar. Sementara itu yang ada ditangan 7 orang mitra jaringan ada 307 eksemplar. Tetapi uang yang ada di tangan Rama Bambang, di luar yang akan diserahkan ke Rama Yadi, sudah cukup untuk melunasi 715 eksemplar yang belum dibayar ke Nusatama.

Wednesday, April 10, 2013

Sabda Hidup Kamis, 11 April 2013
Peringatan Wajib St, Stanislaus
Warna Liturgi Merah

Bacaan
Kis. 5:27-33; Mzm. 34:2,9,17-18,19-20; Yoh. 3:31-36

Yoh 3:31-36
3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.
3:32 Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu.
3:33 Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar.
3:34 Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.
3:35 Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.
3:36 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."


Renungan
Bahasa memuat aneka macam varian. Varian ini tidak lepas dari latar belakang budaya, sosial, politik, psikologis dan lain-lain. Ada banyak unsur yang membentuk suatu bahasa. Bahkan satu bahasa daerah tertentu pun masih bisa berkembang mengikuti aliran jaman. Kondisi ini sering menyebabkan gap bahasa. Seorang anak sulit memahami bahasa orang tua atau kakeknya dan sebaliknya. Mungkin hal ini pula yang seringkali menjadi salah satu alasan  penyebab mengapa bahasa Allah tak ditangkap manusia.
Membahasakan apa yang mau disampaikan supaya bisa ditangkap dengan baik memang membutuhkan ketrampilan. Allah mengutus Yesus Kristus agar bahasa-bahasa Allah bisa ditangkap dengan baik oleh manusia.  Dan benar apa yang dikatakan Yesus mudah ditangkap oleh orang-orang sejamanNya.
Kadang kita pun mengalami kebuntuan dalam berbahasa. Mengenang kembali Tuhan yang memberikan PuteraNya, membuka gambaran bahwa dalam hidup ini kita mesti selalu menemukan langkah untuk mengatasi kebuntuan tersebut. Dan langkah-langkah itu telah banyak tersedia. Tergantung mau tidak mengusahakannya menjadi milik kita.

Kontemplasi
Bayangkan suasana Tuhan kala mengutarakan hatiNya di Yoh. 3:31-36. 

Refleksi
Tulislah pengalamanmu membahasakan imanmu kepada sesama, atau mereka yang bertanya padamu.

Doa
Tuhan ajarilah aku untuk memahami bahasaMu dan membahasakannya untuk mereka yang membutuhkan sapaanMu. Amin.

Perutusan
Aku akan mempertajam hati dan budi untuk menangkap bahasa Tuhan.

Tuesday, April 9, 2013

DAPAT GANDHULAN

Kata gandhulan adalah istilah Jawa dalam khasanah kendhuri atau doa bersama. Dalam doa bersama tradisional Jawa setiap peserta akan mendapatkan satu paket konsumsi porsi makan (nasi dengan lauk dan perlengkapan lain). Sedang warga yang tidak ikut datang akan mendapatkan bagian yang diantar entah oleh keluarga yang punya hajat entah dititipkan ke peserta kendhuri. Bagian konsumsi untuk warga yang tidak datang inilah yang disebut dengan istilah gandhulan.

Kemarin sore, Selasa 9 April 2013 sekitar jam 4.30, dokter Prawito mengantar dos makan dan dos snak serta kipas kenangan sebanyak masing-masing 7 buah untuk para rama Domus Pacis. Kesemuanya ini terjadi karena dr. Prawito mengadakan peringatan 7 hari arwah kakaknya. Para rama Domus Pacis kerap mendapat gandhulan dari para tetangga yang mengadakan kenduri. Tentu saja hal ini berarti Komunitas Rama Domus Pacis diterima menjadi bagian dari komunitas sosial baik umat Katolik maupun masyarakat kampung pada umumnya.

MUKJIZAT NENG

Tulisan ini saya ketengahkan dalam Blog Domus sebagai sharing pengalaman saya sesudah tidak memiliki tugas resmi dan banyak mengalami hidup sendiri dalam kamar. *Rama Bambang

Pembicaraan berikut sebenarnya berkaitan dengan tema “Mukjizat” Domus Voice[1] dalam Bulan Kitab Suci September 2012. Biasanya saya mengikuti kegiatan Bulan Kitab Suci seminggu sekali di Lingkungan Santo Fransiscus Assisi Puren, Paroki Pringwulung. Tetapi pada tanggal 18 September 2012 saya jatuh di kamar mandi dan harus opname 31 hari di Rumah Sakit Panti Rapih. Saya hanya bisa berbaring dan duduk di tempat tidur selama 30 hari karena kaki harus ditarik dengan alat pemberat 3 kg. Di sinilah saya berpikir-pikir tentang mukjizat apa yang saya alami sebagai warga Domus Pacis.
  
Ora Krasa Sepi?[2]

Pada Minggu 16 September 2012 seorang teman bertanya “Kowé ora krasa sepi nèng omah kaya ngana?”[3] Yang dimaksud apa saya tidak kesepian di rumah tua Domus Pacis. Selanjutnya dia berkata “Aku ki nèk ora ana acara rasané dadi nglangut. Padahal kowé acarané mesthi di bawah 50%.”[4] Saya hanya tersenyum pada sharing teman tersebut. Dalam benak saya memang muncul pelayanan-pelayanan misa (terutama ujub) yang paling banyak hanya 14 kali sebulan. Biasanya antara 5-8 kali. Bahkan ada bulan tanpa permintaan. Kalau dihitung, rata-rata 14 kali waktu pelaksanaan misa dan pergi-pulangnya, paling-paling ini hanya menyita 56 jam. Padahal sebulan rata-rata ada 720 jam. Dengan hitungan ini 92,2222% hidup saya tidak berada di tengah-tengah kerumunan umat. Saya juga membayangkan bahwa saya terutama berada di kamar. Memang, mulai akhir Agustus 2011 para rama Domus selalu makan bersama. Seandainya kumpul di kamar makan tiga kali sehari dihitung 6 jam (karena pada saat tertentu dapat lama berndobosria[5] ha ha ha ....), maka kumpul bareng serumah bisa 180 jam. Dengan demikian suasana kesendirian ada 67,2222% dalam hidup saya.

Saya jadi teringat dua bulan pertama menjadi penghuni Domus Pacis sejak 1 Juli 2010. Saya membuka file Domus Voice edisi pertama. Di situ saya menulis “Jujur saja, pada dua bulan pertama ada rasa “kosong batin” melanda diri saya. Saya dapat gembira bersama Rama Agung untuk omong-omong, dengan rama Joko untuk gojegan[6], bersama rama Harta dengan mengejeknya. Tetapi mengapa ada “kelengangan batin”? Eeeee, hal ini akhirnya kusadari pada 18 Juli 2010 kira-kira jam 6 sore. Ketika itu hujan lebat sehingga hari rasanya sudah gelap gulita. Saya mengendarai Honda Supra X 125D roda 3 dengan mantol menuju Gedung Gereja Wirobrajan. Dalam suasana hati terasa berat karena harus menyibak tebalnya tirai kelebatan hujan, tiba-tiba saya menyadari mengapa hati biasa terlela oleh kekosongan dan kelengangan. Saya “sekarang” tidak memiliki fasilitas mobil dan menjalani pelayanan sendiri tanpa teman-teman tim sebagaimana ketika masih berada di Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner (MMM PAM). Situasi dan kondisi perutusan sudah berubah.”

Rama kok Seperti Ini Sejak Saya Kecil

Pada Rabu 12 September 2012 saya ikut menghadiri peresmian Kantor Majalah Salam Damai milik Keuskupan Agung Semarang. Seseorang yang berasal dari Kalasan mendekati saya. Ternyata dia adalah salah satu anak yang dulu ikut kor kanak-kanak ketika saya ikut aktif di Paroki Kalasan pada tahun 1978-1980. Saat itu dia masih SD kelas 5 dan ketika saya tahbisan Januari 1981 dia SMP kelas 1. Dalam omongannya dia amat menekankan kata-kata “Rama kok masih seperti ketika saya kecil, ta?” Dia kini sudah beranak tiga. Saya menyahut “Ah, kamu baru umur 40an tahun kok sudah katarak.” Dia membantah “Sungguh, rama. Rama tampak tetap segar dan gembira.”

Sebenarnya komentar bernada “masih seperti dulu, segar, gembira” kerap saya dengar bila berjumpa dengan orang-orang tempo dulu. Kalau dengan orang-orang gaulan masa kini yang kerap muncul adalah nada komentar “rama itu selalu ceria”. Tidak sedikit yang mengatakan bahwa kehadiran saya di Domus Pacis juga membawa suasana gembira sehingga Domus tidak seperti panti jompo tempat menanti kematian atau juga tidak seperti tempat tahanan yang menghadirkan suasana frustrasi. Di Domus Pacis saya memang mengalami dinamika yang membuat saya rasa-rasanya makin bergairah dalam hidup sebagai imam bersama para imam lain. Bersama teman imam yang kondisi sebenarnya cukup “menjijikkan”, ternyata saya juga dapat menemukan kegembiraan karena yang buruk itu di mata saya jadi hal lucu yang membuat hati dan mulut tertawa riang. Terhadap watak yang amat saya benci, ternyata hati saya berkembang menjadi pabrik roh yang mendaur ulang berbagai kebencian menjadi rasa toleran bercampur bumbu rasa kasihan. Maka kalau saya berkisah pada orang lain, semua yang buruk dan tak menyenangkan menjadi ceritera yang lucu dan menimbulkan gelak tawa yang menebar aura kegembiraan.

Ternyata ada Rahmat MeNENG

Terhadap komentar-komentar seperti di atas sebenarnya saya selalu teringat pada sosok Rama Agoeng dan Rama Yadi yang secara duniawi menjadi topangan kekokohan hati menghadapi situasi dan kondisi Domus Pacis pada tahun pertama keberadaan saya. Bersama merekalah perjuangan pengembangan Komunitas Rama-rama Domus Pacis terjadi. Namun demikian saya memang harus juga melihat yang terjadi dalam diri saya. Di atas sudah saya katakan bahwa paling tidak 67,222% hidup saya ada dalam kesendirian dalam kamar. Ini belum ditambah dengan kenyataan bahwa perjalanan ke sana-sini juga biasa dalam kesendirian. Kehidupan saya di Domus Pacis memang amat berbeda dengan 27 tahun berada dalam kehidupan gerakan Komisi Karya Misioner Keuskupan Agung Semarang. Meskipun demikian, hati riang gembira saya di Domus Pacis rasanya melampaui perjalanan imamat sebelumnya. Hal inilah yang barangkali membuat orang melihat saya masih seperti dulu. Bahkan beberapa kali saya berjumpa dengan orang-orang yang mengatakan bahwa saya “awet muda” (tentu saja saya selalu tertawa karena nyatanya saya sekarang sudah berjalan pakai krug bahkan juga menikmati kursi roda).

Terhadap kenyataan seperti itu saya juga teringat yang terjadi pada masa pertama sebagai penghuni Domus Pacis. Di dalam Domus Voice Agustus 2011 saya menulis “Situasi dan kondisi perutusan sudah berubah. Sejak saat itulah saya selalu mempersembahkan segala perubahan itu dalam setiap doa batin saya baik dalam doa khusus maupun dalam ucapan-ucapan spontan batin kepada Yesus. Eeeee ..... Pada hari ke 59 di Domus Pacis saya merasa sudah akrab dan enak dengan situasi dan kondisi saya.” Dalam kutipan itu saya menebalkan kata-kata yang saya anggap amat penting. Sebenarnya saya sudah terbiasa dengan doa batin. Saya sudah mulai mengembangkan secara serius sejak tahun 1982. Hal ini berkembang dengan pentingnya pengembangan kebiasaan hening sebagaimana selalu menjadi pokok pengembangan kerohanian dalam gerakan misioner Tim Edukasi Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner (MMM PAM). Dengan merujuk ke Beata Theresa dari Calcuta Tim Edukasi selalu mendengungkan “Dengan hening aku berdoa, dengan doa aku beriman, dengan iman aku mengasih, dengan kasih aku melayani, dengan melayani dengan melayani kualami kedamaian”[7]. Keheningan adalah pusat dari segala derap pengembangan hidup dalam bimbingan Roh.

Dalam hal menjaga dan mengembangkan keheningan, ada hal yang amat mentakjubkan terjadi dalam diri saya justru dengan tinggal sebagai penghuni Domus Pacis. Dengan renungan dalam Domus Voice kali ini saya menyadari bahwa kesendirian yang amat mewarnai hidup saya telah menjadi jalan saya merasakan rahmat ilahi yang amat mentakjubkan. Kesendirian itu tidak membuat saya merasakan yang namanya kesepian. Kesendirian itu membuat saya mengalami diam yang frekuensinya amat besar sekali dalam hidup saya. Suasana diam dalam kamar membuat saya biasa merasa-rasakan dan memikir-mikir apa pun yang terlintas dan terbayang dalam benak saya. Saya juga makin tajam mencermati hati dan perasaan-perasaan yang menggembirakan, menggelisahkan dan menyusahkan. Bahkan tayangan telivisi yang saya lihat dan acara radio yang saya dengar juga mudah masuk dalam hati dan menjadi permenungan-permenungan bahkan kontemplasi spontan alamiah. Saya sering merasa diam-diam dapat merasakan aura pertapaan sebagaimana diciptakan di Pertapaan Trapis Rawaseneng. Keprajaan (keduniawian) imamat saya ternyata mendapatkan anugerah pola rohani seperti para pertapa. Mengapa? Karena saya merasa ada karya ilahi yang menjadikan suasana sendiri menjadi keadaan meNENG (diam)[8]. Sebagai orang yang dibesarkan dalam budaya dan religiositas Jawa, suasana diam (tentu saja dengan biasa menyebut “Gusti”[9] berkali-kali) membuat saya secara spontan mengalami weNING (hening, jernih). Ternyata dengan weNING saya mendapatkan daya batin menimbang apa pun yang masuk dalam hati sehingga saya jadi duNUNG (paham, memahami). Saya mendapatkan pemahaman untuk yakin punya weNANG (wibawa batin) atau meNANG (kemampuan) yang menjadi dorongan untuk bersikap atau bertindak sesuai dengan situasi kongkret demi kepentingan umum. Inilah sikap atau tindakan yang walau sedikit akan ikut memayu hayuning bawana (membawa keindahan atau kebaikan dalam hidup bersama di rumah, dalam kerja/kegiatan dan dalam pergaulan umum). Dalam hal ini, saya sungguh bersyukur karena dominasi kesendirian hidup di Domus Pacis telah diubah oleh Tuhan menjadi keindahan meNENG. Apakah ini bukan mukjizat seperti air menjadi anggur dalam peristiwa pesta perkawinan di Kana dalam Yoh 2:1-12?


[1] Buletin elektronik yang memuat tulisan apa adanya dari rama-rama Domus Pacis. Ini dimulai pada Agustus 2011 hingga Desember 2012. Domus Voive diedarkan lewat email kepada relasi para rama Domus Pacis sebagai sharing pengalaman.
[2] Tidak kesepian?
[3] Apa kamu tidak merasa kesepian berada di rumah seperti itu?
[4] Kalau tak punya acara aku selalu merasa lengang. Padahal acaramu dengan orang lain pasti tak ada separo hidupmu.
[5] Ngobrol sana-sini.
[6] Berkelakar.
[7] Tim Edukasi MMM PAM. Terlibat Biar Hebat Olah Lagu dan Dramatisasi Bahan Keterlibatan Anak dan Remaja untuk Pengembangan Umat. Kerjasama dengan Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta, 2008 hlm. 14.
[8] Bdk. Jalu Suwangsa. Katak pun Ingin Memuliakan Penciptanya. Manunggaling Manungsa dengan Penciptanya. Yogyakarta, Penerbit Kepel, 2011 hal. 111-116.
[9] Kata “Gusti” berasal dari bahasa Jawa yang berarti Tuhan.