Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, June 8, 2015

DEMI RAMA SLAMET?



Pagi itu adalah hari Jumat 5 Juni 2015. Ada rombongan kecil dari Boyolali datang mencari Rama Bambang. Rombongan ini terdiri dari lima orang ibu sepuh, dua bapak sepuh, dan satu bapak muda yang sekaligus menjadi sopir. Kehadiran mereka sudah terdengar beberapa hari sebelumnya di Domus Pacis."Rama, kala wingi wonten telpon saking Boyolali. Badhe wonten ibu-ibu Wanita Katolik kunjungan benjang Jemuwah" (Rama, kemarin ada telpon dari Boyolali. Akan ada ibu-ibu Wanita Katolik berkunjung besok Jumat) kata Mbak Tari kepada Rama Bambang dalam makan pagi 3 Juni 2015. Ternyata Mbak Tari juga memberikan informasi bahwa sudah memberikan nomor HP Rama Bambang. "Kula nggih pun nampa telpon. Sing nelpon asmane Bu Basuki. Ning ketoke mung kunjungan pribadi, sanes rombongan Wanita Katolik" (Saya juga menerima telpon. Yang menelpon Bu Basuki. Tetapi kunjungan ini adalah kunjungan pribadi, bukan rombongan Wanita Katolik) kata Rama Bambang.

Ketika rombongan kecil datang, mungkin karena mereka bilang mau bertemu Rama Bambang, karyawan kemudian menata kursi di depan kamar Rama Bambang. "Niki mung ajeng kepanggih kula napa kalih sadaya rama?" (Ini hanya mau ketemu saya atau semua rama) tanya Rama Bambang yang disahut oleh Bu Basuki "Sakniki Rama Bambang lan mangke ugi rama sanes" (Sekarang dengan Rama Bambang dulu dan nanti para rama lainnya). Dengan jawaban ini Rama Bambang kemudian meminta karyawan menghadirkan rama-rama lain. Dengan demikian rombongan Boyolali ini ditemui oleh Rama Yadi, Rama Harto, Rama Hantoro, Rama Tri Wahyono dan Rama Bambang. Omong-omong antara tamu Boyolali dan para rama cukup meriah terutama ketika berbicara tentang perkembang Simo. Rama Hantoro amat bersemangat berbicara tentang pengalaman Kedung Ombo. Tetapi ketika ada pertanyaan kepada Bu Basuki yang ternyata jadi koordinator kelompok kecil ini berkunjung "Kok kepikir ngunjungi Domus?" (Mengapa terpikir mengunjungi Domus?), Bu Basuki menjelaskan "Niki merga Rama Slamet ngandika ing khotbah 'Rama-rama ki nek wis tuwa terus ra digatekke. Padahal biyen ya makarya. Mbok dha niliki'. Mila kula lajeng tergerak ajak-ajak tuwi mriki" (Ini karena Rama Slamet berbicara dalam khotbah 'Rama-rama itu kalau sudah tuwa tidak diperhatikan. Padahal dulu juga berkarya. Ayo dong dikunjungi'. Maka saya tergerak mengajak beberapa orang berkunjung ke sini). Rama Slamet adalah salah satu Rama di Paroki Boyolali. Terhadap penjelasan itu Rama Bambang berkomentar "Oooooo demi Rama Slamet, ta?" dan semua tertawa.

0 comments:

Post a Comment