Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, June 1, 2015

Lamunan Pekan Biasa IX

Selasa, 2 Juni 2015

Markus 12:13-17

12:13. Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan.
12:14 Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?"
12:15 Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!"
12:16 Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar."
12:17 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, tak sedikit hingga kini orang masih menghargai tata santun dalam berbicara. Bahkan di kalangan orang Jawa tradisional ada kata-kata ajining diri iku saka lati (harga diri seseorang dinilai dari ucapan bibirnya).
  • Tampaknya, karena sadar atau tidak sadar adanya penghargaan akan nilai tinggi kata-kata santun, orang menilai baik dan buruk orang lain dari cara berbicaranya. Orang yang bicara dengan khasanah kata-kata yang dipandang umum kasar dapat langsung mendapatkan cap negatif.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata seindah apapun kesantunan seseorang dalam mengucapkan kata-kata dan menata tata gerak, mimik dan anggota tubuhnya, kalau muncul dari kedalaman batin permusuhan itu hanyalah sebuah kemunafikan belaka. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan memiliki rasa ikhlas terhadap yang dipandang sebagai saingan tetapi memiliki berbagai kebenaran dalam bicara dan bertindak.
Ah, pada jaman kini orang harus berjuang mengalahkan saingan.

0 comments:

Post a Comment