Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, June 7, 2015

Sabda Hidup

Senin, 08 Juni2015
Nikolaus Gesturi,Maria Droste-Fischering
warna liturgi Hijau
Bacaan:
2Kor. 1: 1-7; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 5:1-12. BcO Yos. 1:1-18

Matius 5:1-12:
1Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.2Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:3"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.4Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.5Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.6Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.7Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.8Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.9Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.10Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.11Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.12Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Renungan:
Suatu kali ada orang dengan suara keras memaki-maki. Namun orang yang dimaki-maki diam saja. Ia mendengarkan seluruh makian itu. Mungkin juga hatinya panas, tetapi wajahnya tetap tenang. Setelah yang mencaci maki diam, ia tersenyum dan bersuara dengan tenang dan lembut. Kata-kata tenang dan lembutnya ternyata meredakan amarah. Orang itu lalu makin terbawa tenang dan kemudian bisa bercakap-cakap dengan baik.
Kisah itu mematriku pada sabda Yesus ini, "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi" (Mat 5:5). Mereka yang lemah lembut mampu menghentikan gejolak amarah dan mereka memiliki bumi.
Marilah kita jaga hati kita agar tetap lemah lembut. Kita sikapi gejolak yang meledak-ledak dengan kelemah lembutan hati yang menyejukkan. Bumi pun akan menjadi milik kita.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu sedang dimaki-maki orang. Hadapilah dengan tenang.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu ketika menghadapi orang marah?

Doa:
Bapa, semoga aku tetap lemah lembut kala kekerasan menimpaku. Aku bisa menenangkan keributan dengan hati tenang. Dan aku boleh merasakan kebahagiaanmu. Amin.

Perutusan:
Aku akan tetap lemah lembut ketika menghadapi keributan. -nasp-

0 comments:

Post a Comment