Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, June 26, 2015

Sabda Hidup



Sabtu, 27 Juni 2015
St. Sirillus dr Aleksandria
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Kej. 18:1-15; Mzm. MT Luk. 1:46-47,48-49,50,53; Mat. 8:5-17. BcO 1Sam. 4:1-18

Matius 8:5-17:
5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 6 "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." 7 Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." 8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." 10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. 11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, 12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." 13 Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. 14 Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. 15 Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia. 16 Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. 17 Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."

Renungan:
Kita masih sering mendengar para pekerja yang tergabung dalam outsource tertentu. Sekalipun banyak haknya hilang kala bergabung namun tetap saja bergabung. Mereka tidak mendapatkan jaminan kerja yang panjang. Waktu kerjanya sebatas perjanjian yang dibuat. Kala sang pemakai jasa sudah tidak menginginkannya mereka gampang saja memutus hubungan kerja, dan sering tanpa pesangon.
Perwira di Injil hari ini berbeda. Ia begitu peduli pada hambanya, "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita" (Mat 8:6). Sakitnya sang hamba menggerakkannya untuk datang kepada Yesus dan memohonkan kesembuhan. Sang hamba yang tak berdaya tidak ia buang, tapi ia selamatkan.
Kepedulian pada pekerja karyawan bukanlah sikap yang akan menghapus jatidiri. Kepedulian seperti itu malah justru akan mengangkat martabat sang tuan. Ketika ada kepedulian maka martabat mereka yang terlibat akan semakin diteguhkan (bdk Mat 8: 10-12).

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Hadirkanlah wajah anak buahmu. Sapalah mereka dengan hatimu.

Refleksi:
Bagaimana sikapmu dengan anak buah, karyawan dan hamba?

Doa:
Tuhan semoga martabat umat manusia semakin dikuatkan karena seseorang melihat yang lain sebagai sesama dan bukan komoditas. Amin.

Perutusan:
Aku akan memberikan hati kepada anak buah, karyawan dan hamba. -nasp-

0 comments:

Post a Comment