Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, June 16, 2015

LANSIA TANAH MAS


Paguyuban Wredatama Simeon-Hana, lansia Katolik Paroki Tanah Mas Semarang, pada Minggu 14 Juni mengadakan rekoleksi di Domus Pacis. Mereka sungguh menyiapkan ini dengan rapi. Rama Bambang membantu urusan konsumsi yang pelaksanaannya diurus oleh Bu Tatik  dari Ambarrukmo dan Bu Rini dari Sleman. Bu Tatik menyediakan snak pagi dan makan siang bersama Bu Sri sebagai rekan kerjanya. Sementara itu Bu Rini mengurus pemesanan snak untuk perjalanan pulang menuju Semarang ke Mbak Reni di Sleman. Mbak Reni mengantar snak di Domus Pacis. Rombongan Tanah Mas ini berjumlah 60 orang dengan mengendarai 2 bus masing-masing isi 30 orang ditambah sopir dan keneknya. Mereka datang pada jam 09.00 dan langsung minum dan snak. Jam 09.30 rekoleksi dimulai.

Para peserta umumnya mengenakan seragam baju dengan warna dasar kuning. Mereka amat bergairah. "Nanti kalau kecapekan dapat istirahat di kamar tamu" kata Rama Bambang kepada seorang bapak yang menderita parkinson yang duduk di kursi roda dilayani oleh seorang pramurukti. Tetapi koordinator rombongan menyahut "Beliau amat bersemangat untuk mengikuti acara sampai selesai." Rama Bambang mendampingi pembicaraan yang bertemakan "Tua tidak renta, sakit tidak sengsara, mati masuk surga" bertolak dari pengalamannya dengan beberapa penyakit (hipertensi, kolesterol, trigiserit, asam urat, dan diabetes) dan ketika masuk masa lansia. Pak Cahya, ketua paguyuban ini, memberikan komentar bahwa pembicaraan mengetengahkan padunya kehidupan vertikal (hubungan dengan Tuhan) dan kehidupan horisontal (hubungan kongkret duniawi). Tanya jawab terjadi dalam suasana bergairah. Pak Hartono yang menderita parkinson pun juga mengajukan beberapa pertanyaan. Tetapi tanya jawab harus dihentikan karena keterbatasan waktu. Rama Yadi pada jam 12.00 menutup rekoleksi ini dengan perayaan ekaristi. Sesudah misa para rombongan lansia ini makan bersama dengan para rama Domus. Suasana makan pun tampak menggembirakan. Beberapa orang mendampingi dan melayani beberapa rama. Sementara itu beberapa orang masih meneruskan pembicaraan tema rekoleksi dengan Rama Bambang. Menu makan pun habis dan Mbak Tatik berkata "Sami remen, rama. Lawuh-lawuh sisa sami dipun tembung lan dipun wungkus" (Pada gembira, rama. Lauk-lauk sisa diminta untuk dibawa pulang dan dibungkus).

0 comments:

Post a Comment