Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, June 8, 2015

Sabda Hidup

Selasa, 09 Juni2015
St. Efrem
warna liturgi Hijau
Bacaan:
2Kor. 1:18-22; Mzm. 119:129-133,135; Mat. 5:13-16. BcO Yos. 2:1-24

Matius 5:13-16:
13"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.14Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.15Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.16Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Renungan:
Dalam suatu percakapan ada orang muda yang mulai pembicaraan soal iman. Ketika ia membuka percakapan tersebut teman-temannya melarang dan mengatakan bahwa topik suci itu bukan konsumsi mereka.
Percakapan-percakapan iman, suci menjadi seakan-akan percakapan tabu di banyak perkumpulan. Mereka berusaha menghindari hal tersebut dan menganggap percakapan itu hanyalah milik para imam atau pun ulama. Situasi semacam ini sering menghentikan kerinduan orang untuk menyampaikan pengalaman imannya.
Garam sudah tidak menjadi asin lagi. Pelita tak mampu menepiskan kegelapan. Namun demikian sebagai garam kita tetap perlu mengasinkan dan sebagai pelita kita tetap perlu memberi keterangan. Walau ada aneka kesulitan namun marilah tetap kita letakkan pelita kita di atas gantang agar menerangi sekitar kita. "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Mat 5:16).

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu sebagai pelita menyala. Kau hadir dalam kegelapan. Terangilah lingkungan sekitarmu dengan cahayamu.

Refleksi:
Bagaimana menghadirkan cahaya imanmu di dunia sekitarmu?

Doa:
Tuhan, badai banyak. Ia sering berusaha mematikan cahaya pelitaku. Mampukanlah aku menjaga nyala pelitaku agar tetap mampu menerangi sekitarku. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjaga nyala pelitaku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment