Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, June 4, 2015

GANGGUAN JIWA?


"Kasrepen napa, rama?" (Apakah rama sedang merasa kedinginan?) tanya Pak Tukiran ketika datang pada hampir jam 08.00 Jumat 5 Juni 2015 kepada Rama Bambang. Rama Bambang hanya menjawab "Lagi rada gendheng" (Sedang agak gangguan jiwa) sementara dalam hati tertawa. Pada pagi ini sehabis makan Mbak Tari membawa mantol plastik yang langsung dikenakan pada Rama Bambang yang sudah telanjang dada dan punggung. Maka sekalipun tidak ada di bawah hujan dia bermantol. Dengan duduk di kursi roda Rama Bambang memasang badan membiarkan diri diterpa sinar matahari pagi yang masuk di teras gedung induk Domus Pacis. Ketika jam menunjuk angka 08.05 Rama Bambang, yang ditemani oleh Rama Hantoro, bilang pada Mbak Tari "Pun rampung" (Selesai). Mbak Tari memberi komentar "Napa pun kemringet?" (Apa sudah berkeringat?) yang disahut oleh Rama Bambang "Didelok mawon" (Dilihat saja). Mbak Tari dan Mas Abas menghampiri Rama Bambang yang menyibakkan mantol sehingga tampak keringat membasahi punggung dan dada seperti habis kena air mandi. "Cepet ya?" (Bisa cepat ya?) kata Mbak Tari kepada Mas Abas. Ternyata Rama Bambang yang hanya membutuhkan waktu sekitar 12 menit untuk berkeringat berkata dalam hati "Aku kudu kaya ngene pendhak esuk" (Aku harus begini tiap pagi). Pada jam 08.10 ada SMS dari Bu Rini untuk Rama Bambang "Matolan, berjemur jangan lupa" yang dijawab dengan SMS "Lali je he he he" (Aku lupa). Ternyata Bu Rini kemudian juga SMS Mbak Tari "Mbak mboten supe ta rm diemutke dipaksa berjemur spy romo kita sehat" (Mbak tidak lupa untuk mengingatkan dan memaksa rama untuk berjemur akan sehat, ta?).

Bu Rini memang selalu mengingatkan kegiatan berjemur dengan mengenakan mantol plastik. "Kula ditelpon diken ngemutke rama" (Saya ditelpun supaya mengingatkan rama) kata Mbak Tari pagi itu di tengah menyuapi Rama Tri Wahyono ketika waktu makan. Bu Rini memang mendengarkan omongan Pak Marjo kepada Rama Bambang. Pak Marjo adalah ahli pijat dari Pendowoharjo, Sleman. Pada Minggu 31 Mei 2015 ketika sedang memijat Pak Marjo bilang "Lemune dikurangi" (Gemuknya dikurangi) yang dijawab oleh Rama Bambang "Ra isa" (tidak bisa). "Isa wae" (Pasti bisa) sanggah Pak Marjo yang disahut "Ndadak olah raga, enak turu" (harus susah payah olah raga, enakan tidur). "Oraaaa, cukup nganggo mantol plastik terus dhedhe. Mesthi gembrobyos" (Tidak perlu, cukup kenakan mantol plastik terus berjemur di bawah panas matahari. Pasti akan berkeringat banyak). Pada waktu itu Rama Bambang hanya membayangkan akan jadi seperti orang gila.

0 comments:

Post a Comment