Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, June 2, 2015

Sabda Hidup



Rabu, 03 Juni2015
Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga dkk
warna liturgi Merah
Bacaan:
Tob. 3:1-11a,16-17a; Mzm. 25:2-4a,4b-5ab,6-7bc,8-9; Mrk. 12:18-27. BcO Yak. 3:13-18

Markus 12:18-27:
18Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:19"Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.20Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan.21Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga.22Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.23Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."24Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.25Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.26Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?27Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"

Renungan:
Dunia sesudah kematian yang kita pikirkan sering mirip dengan yang ditanyakan oleh orang-orang Saduki. Kita sering menduga situasi di sana akan sama dengan sama dengan situasi hidup kita di dunia ini. Maka kesulitan yang dialami orang Saduki (bc. Mrk 12:19-23) bisa kita alami juga. Namun ternyata hidup sesudah kematian berbeda dengan apa yang terjadi pada masa masih hidup di dunia ini. "Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga" (Mrk 12:25).
Ada banyak yang tidak kita ketahui dalam kehidupan sesudah kematian. Ada banyak pertanyaan yang selalu menjadi PR. Tidak ada orang yang tahu secara pasti apa yang terjadi di sana. Ya banyak. Pertanyaan-pertanyaan dan ketidaktahuan itu bisa meresahkan hidup kita. Namun kita mempunyai satu kepastian bahwa dunia di sana berbeda dengan dunia kita sekarang. Mereka yang dibangkitkan dari kematian hidup seperti malaikat di surga. Keyakinan ini akan membantu kita untuk hidup selaras dengan kehendakNya dan mantap.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu meninggal dan dibangkitkan. Lalu kau hidup seperti malaikat di surga.

Refleksi:
Apa yang perlu kaulakukan agar layak dibangkitkan oleh Allah?

Doa:
Bapa, Engkau pengatur hidupku. Semoga aku tetap menjadi pribadi yang hidup dalam kebangkitanMu. Bebaskanlah aku dari segala keraguan akan karyaMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan hidup selaras dengan jalan kebangkitan Tuhan. -nasp-

0 comments:

Post a Comment