Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, March 1, 2018

Dikira Orang-orang Muda


"Wingi kae kleru, pa?" (Apakah kemarin ada kekeliruan?) tanya Rm. Ria kepada Rm. Bambang ketika makan pagi di hari Minggu 25 Februari 2018. Pertanyaan itu berkaitan dengan peristiwa kehadiran umat Lingkungan Yosep, Paroki Kidul Loji. Ternyata yang hadir kebanyakan ibu-ibu yang sudah masuk golongan tua. Beberapa bapak dan sedikit orang muda dan anak memang juga ada. Untuk para rama barangkali memang ada gambaran bahwa yang akan hadir adalah kaum muda sesuai dengan kata-kata informasi Rm. Bambang "Suk Setu ana sing arep melu misa. Mula misa dijokke jam lima. Mbokmenawa cah-cah enom sekitar patangpuluh" (Besuk Sabtu 24 Februari ada yang akan ikut misa. Maka diajukan jam 05.00 sore. Barangkali anak-anak muda sekitar 40 orang). Maka ketika mendengar pertanyaan Rm. Ria apakah itu keliru, Rm. Bambang menjawab "Aku sing kleru. Suarane sing telpon kaya suwara cah enom. Kanyata ketua lingkungane pancen isih enom" (Aku yang keliru. Ketika omong-omong lewat telepon suara yang terdengar seperti dari anak muda. Ternyata ketua lingkungan memang masih muda).

Pada Sabtu sore jam 05.00 Rm. Bambang memang memimpin misa Komunitas Domus Pacis yang diikuti oleh sekitar 25 orang umat Lingkungan Yosep, Paroki Kidul Loji. Mereka datang dan masuk Domus seperempat jam sebelum mulai. Beberapa orang membawa tempat makanan yang berisi beberapa macam snak. Di dalam perjanjian dengan Rm. Bambang mereka memang akan menyiapkan snak. Sedang minuman teh disediakan oleh Domus yang dikerjakan oleh para karyawan. Tetapi, mengingat mereka akan di Domus Pacis sampai malam, Rm. Bambang berinisiatif menyediakan nasi goreng yang dibeli dari warung. Ketika misa, Rm. Harto, Rm. Tri Hartono, Rm. Yadi, dan Rm. Ria juga ikut. Dua relawan, Mas Handoko dan Bu Rini, juga ada. Memang, sehabis misa Rm. Bambang tidak ikut menyertai makan malam para tamu karena harus memenuhi janji untuk memimpin misa arwah salah satu warga Paroki Pringwulung.

0 comments:

Post a Comment