Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, February 13, 2019

Percikan Nas Kamis, 14 Februari 2019

Peringatan Wajib
St. Sirilus dan St. Metodius
warna liturgi Putih

Bacaan-bacaan: 
Kej. 2:18-25; Mzm. 128:1-2,3,4-5; Mrk. 7:24-30; BcO 1Kor. 4:1-21.

Nas Injil: 
24 Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. 25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. 26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. 27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." 28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." 29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." 30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

Percikan Nas:
Suatu kali ada orang yang sakit hati dengan sesamanya. Sakit hatinya itu begitu parah. Ia sama sekali tidak mau lagi berhubungan. Bahkan kalau bisa akan selalu menghindar. Ia tidak mau menerima sama sekali bayangan kehadiran orang yang membuatnya sakit hati. Kehadiran orang itu terasa sangat menghantui.
Hari ini ada seorang ibu dari Siro Fenesia, orang Yunani, yang memohon-mohon pada Yesus untuk mengusir setan yang mengganggu anaknya. Yesus sempat menolak. Perempuan itu tidak menyerah. Ia terus memohon pada Yesus bahkan rela merendahkan dirinya. Yesus pun berubah. Ia berubah setelah melihat niat dan maksud baik ibu tersebut.
Memang sangat mungkin orang mengalami sakit hati. Namun bukan berarti kita tidak bisa berubah. Rasa sakit hati yang tersimpan hanya akan melukai diri kita sendiri. Kata-kata perempuan ini menarik untuk direnungkan, “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak” (Mrk 7:28). Kata-kata ini yang membuat Tuhan berubah. Ia pun berkenan menyembuhkan anak si perempuan tersebut. Tuhan pun bisa berubah, masa kita tidak mau berubah?

Doa:
Tuhan hati-Mu terbuka bagi perubahan demi keselamatan banyak orang. Semoga kami pun juga mau berubah demi kebaikan hidup bersama dengan yang lain. Amin.

Berubah
(goeng).

0 comments:

Post a Comment