Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, February 9, 2019

Santa Apolonia dari Alexandria

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits3282 Diterbitkan27 Juli 2013 Diperbaharui31 Mei 2014

  • Perayaan
    09 Februari
  • Kota asal
    Alexandria - Mesir
  • Wafat
    Tahun 249 di Alexandria, Mesir | Martir; dibakar sampai mati
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org

Pada abad ketiga Umat Kristiani mengalami penganiayaan yang hebat diseluruh wilayah kekaisaran Romawi termasuk di kota Alexandria, Mesir. Romawi pada masa itu dipimpin oleh Kaisar Decius. Seorang Kaisar yang sangat kejam dan tercatat merupakan salah seorang kaisar yang paling keji menganiaya orang-orang Kristen. Dimasa penganiayaan itu hiduplah seorang perawan kudus, yang bernama Apolonia.
Apolonia telah mempergunakan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan. Sekarang, walaupun sudah tidak muda lagi, ia tidak juga hendak beristirahat. Dengan berani ia mempertaruhkan nyawanya untuk menghibur umat Kristiani yang menderita di penjara.
“Ingatlah, bahwa pencobaanmu tidak akan berlangsung lama,” demikian ia akan berkata. “Tetapi sukacita surgawi akan berlangsung selama-lamanya.” Hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum akhirnya Apolonia sendiri juga ditangkap.
Ketika hakim menanyakan namanya, dengan tegas Apolonia menjawab, “Saya seorang Kristen dan saya mengasihi serta melayani Tuhan yang benar.” Rakyat yang marah menyiksa Apolonia, mereka berusaha memaksanya untuk mengingkari imannya.
Pertama-tama, semua giginya dihantam dan kemudian dirontokkan. Sungguh sangat aneh, walau dipukul dengan gada besar namun tidak satupun gigi St. Apolonia yang rontok. Itulah sebabnya mengapa orang seringkali mohon bantuan doa St. Apolonia ketika mereka menderita sakit gigi. Namun demikian, siksaan yang amat menyakitkan itu tidak mampu menggoncangkan imannya. Apolonia kemudian diancam, jika ia tidak mengingkari Yesus, ia akan dicampakkan ke dalam api yang berkobar-kobar.
Apolonia tidak membiarkan rasa takut menguasai dirinya. Ia lebih memilih mati dalam kobaran api daripada mengingkari imannya kepada Yesus. Ketika orang-orang kafir melihat betapa gagah beraninya Apolonia, banyak diantara mereka yang bertobat dan menjadi Kristen. Apolonia beserta para tahanan kristen yang lain kemudian wafat dibakar dalam api sebagai martir kristus sekitar tahun 249.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

 Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment