Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, February 25, 2019

Percikan Nas Selasa, 26 Februari 2019

Hari biasa
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan: 
Sir. 2:1-11; Mzm. 37:3-4,18-19,27-28,39-40; Mrk. 9:30-37.
BcO 1Kor. 11:17-34.

Nas Injil: 
30 Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; 31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." 32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. 33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" 34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. 35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." 36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: 37 "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

Percikan Nas:
Banyak orang bercerita tentang seorang bapak yang rajin menyediakan waktu dan tenaga untuk menata taman dan gereja. Dalam cerita-cerita mereka ada rasa kagum dan memuji bapak tersebut. Ia telah memberikan diri untuk sesuatu yang sederhana dan kecil. Pilihan dia ini menjadi kenangan yang indah di hati umat. Mereka pun kehilangan kala sang bapak harus meninggalkan gerejanya dan ikut anaknya di luar kota.
Ketika para murid bertengkar siapa yang akan menjadi yang terbesar Yesus mengambil seorang anak kecil. Ia menunjukkan bahwa untuk menjadi yang terbesar mesti seperti anak kecil tersebut. “Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku” (Mrk 9:37).
Bagi Tuhan kesetiaan dalam perkara kecil menunjukkan seseorang akan setia dalam perkara besar. Orang menjadi besar tidak harus berobsesi mengejar kuasa besar. Menyambut seorang anak, melakukan hal-hal kecil secara tekun dan konsisten, berbuat baik harian akan menjadikannya sebagai pribadi yang besar. Sebaliknya mereka yang rakus kekuasaan dan penghargaan diri malah akan tenggelam dalam rasan-rasan yang buruk.

Doa:
Tuhan berkatilah kami agar mempunyai kesetiaan untuk melakukan kebaikan-kebaikan kecil. Semoga kami tekun menjalankannya dan ikhlas tanpa mengharapkan penghormatan dan penghargaan. Amin.

Kebaikan kecil
(goeng).

0 comments:

Post a Comment