Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, February 13, 2019

SERUAN USKUP AGUNG KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG MENYAMBUT PEMILIHAN UMUM 17 APRIL 2019


JADILAH PEMILIH BERIMAN, CERDAS, DAN BIJAKSANA
SEBAGAI PERWUJUDAN RASA CINTA TANAH AIR INDONESIA

Saudari-saudara, umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang yang terkasih,

Pada 17 April 2019 mendatang, kita Bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) untuk memilih pasangan Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Propinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Pemilu merupakan salah satu sarana penting pelaksanaan kedaulatan rakyat. Oleh karena itu sikap meremehkan atau memanipulasi dan merekayasa proses dan hasil pemilu oleh pihak mana pun merupakan pelanggaran serius atas hak rakyat dan martabat warga negara, serta pada taraf tertentu dapat meniadakan kedaulatan rakyat itu sendiri.

Maka sebagai gembala umat di Keuskupan Agung Semarang ini, saya menyatakan bahwa umat Katolik harus berperanserta dan bertanggungjawab atas pemilu tersebut dengan menjadi pemilih yang beriman, cerdas, dan bijaksana sebagai perwujudan rasa cinta Tanah Air Indonesia. Demikian juga bagi yang terpanggil dan terlibat sebagai penyelenggara pemilu di berbagai tingkat harus menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dan independen.

Menjadi pemilih beriman artinya menggunakan hak pilih secara benar-benar bebas dan berdasar hati nurani sebagai pertanggungjawaban serta perwujudan imannya. Menjadi pemilih cerdas artinya mampu menggunakan hak pilihnya berdasarkan analisa dan perhitungan yang cermat serta pengenalan yang cukup atas para peserta Pemilu. Sedangkan menjadi pemilih bijaksana artinya tidak mudah diombang-ambingkan oleh bermacam-macam godaan seperti transaksi jual beli suara, money politics (politik uang), janji-janji manis, maupun pengaruh lainnya yang mengakibatkan pribadinya tidak benar-benar bebas. Sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan pilihan hendaknya Anda mengikuti panduan pembelajaran memilih yang disampaikan oleh Penghubung Karya Kerasulan Kemasyarakatan Keuskupan Agung Semarang (PK4AS).

Saudari-saudara yang terkasih,

Terdorong oleh rasa tanggungjawab kami di hadapan Tuhan, umat dan masyarakat, serta masa depan Bangsa dan Negara Indonesia, maka saya menyerukan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, semua umat di Keuskupan Agung Semarang yang sudah mempunyai hak pilih untuk tidak lari dari tanggungjawab menyukseskan pemilu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pilihan GOLPUT merupakan pilihan tidak bijaksana. Karena pilihan kita sangat menentukan bagi proses perjalanan bangsa ini  5 tahun ke depan dan selanjutnya. Kami memandang suara Anda sangat menentukan, karena satu suara Anda memiliki makna yang sangat besar bagi masa depan bangsa.

Kedua, kepada semua partai politik (parpol) dan para calon legislatif (caleg) serta pasangan calon Presiden-Wakil Presiden yang berkontestasi dalam pemilu ini supaya memegang teguh tatakrama dan aturan pemilu yang berlaku dengan kesadaran bahwa kesejahteraan rakyat adalah pegangan yang utama.

Ketiga, semua pihak yang turut serta dalam kampanye, supaya melakukan kegiatan kampanye dalam suasana kekeluargaan dan berdasarkan kesadaran, bahwa kita berkewajiban menjaga keutuhan Negara Kesatuan berdasarkan Pancasila; bukan sebaliknya saling menjelekkan, saling menjatuhkan, saling menghujat, saling memfitnah dan menyebarkan berita-berita bohong. Kampanye hendaknya dimanfaatkan sebagai bagian pendidikan politik untuk memperkenalkan visi, misi, serta program kerja dan untuk mencerdaskan masyarakat.

Keempat, hendaknya KPU dan Bawaslu beserta seluruh jajarannya sebagai penyelenggara pemilu memastikan menyelenggarakan pemilu serentak 2019 dengan menjunjung tinggi sifat hakikinya, yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (luber jurdil). Termasuk memastikan penyelenggara pemilu yang terikat pada kode etik penyelenggara pemilu guna menjunjung tinggi prinsip-prinsip pelaksanaan pemilu. Pemerintah dan aparat keamanan harus mencegah segala macam intimidasi dan ancaman dari manapun atau oleh siapapun juga kepada masyarakat pemilih dan para penyelenggara pemilu, baik yang bersifat paksaan fisik maupun moril, dan menghindarkan segala macam manipulasi serta perbuatan curang baik sebelum, selama maupun sesudah pemungutan suara.

Akhirnya, Saudari dan Saudaraku yang terkasih,

Kami mengajak Anda semua untuk meneruskan pendidikan politik dengan mengawal, mendampingi, mengingatkan, dan menuntut mereka yang kita pilih agar tetap berusaha mewujudkan keadilan sosial bagi semua. Mereka kita pilih bukan untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya, tetapi untuk kepentingan bersama bangsa.

Marilah kita jadikan pemilu ini peristiwa kebangsaan yang menggembirakan dan memerdekakan bukan menakutkan dan menciptakan ketidakpastian. Kami sungguh berharap bahwa cinta Tanah Air dan persaudaraan sebagai Bangsa Indonesia harus kita tempatkan di atas segala kepentingan pribadi dan kelompok/golongan. Aspirasi politik dan pilihan boleh berbeda, tetapi INDONESIA adalah kita.

Selamat menggunakan hak pilih Anda. Tuhan memberkati kita semua. Berkah Dalem.


Semarang, 5 Februari 2019


Mgr. Robertus Rubiyatmoko
 Uskup Agung K.A. Semarang

0 comments:

Post a Comment