Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, February 11, 2019

Percikan Nas Selasa, 12 Februari 2019

Humbelina
warna liturgi Hijau

Bacaan-bacaan:
Kej. 1:20-2:4a; Mzm. 8:4-5,6-7,8-9; Mrk. 7:1-13. BcO 1Kor. 2:1-16.

Nas Injil: 
1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. 2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. 3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; 4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. 5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" 6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. 8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." 9 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. 10 Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. 11 Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban, yaitu persembahan kepada Allah? 12 maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. 13 Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."

Percikan Nas:
Orang Farisi adalah golongan komunitas yang terhormat. Mereka mempunyai cara hidup yang khas. Puasa, bersih-bersih diri dan kurban adalah sebagian tindakan yang mencirikan hidup dia. Namun sayangnya mereka taat aturan tapi lupa tugas utamanya sebagai manusia: membela kemanusiaan. Mereka sering mengkritik orang yang dipandang tidak sama dengan cara hidup mereka (lih Mrk 7:5). Yesus pun mengkritik mereka, “Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban, yaitu persembahan kepada Allah?” (Mrk 7:11).
Mungkin kita pun sering tidak nyaman dengan orang yang suka mengkritik padahal orang tersebut tidak taat aturan, apalagi menghargai manusia lain. Dan mereka yang seperti itu memang umumnya merasa diri paling benar dan yang lain salah. Jangankan meminta maaf, mengakui kesalahan dan berubah pun akan sulit. Kala kita tidak suka dengan orang yang seperti itu, maka kita jangan berbuat begitu. Sikap seperti itu hanya akan menjadi bahan pergunjingan.
Setiap orang boleh-boleh saja menjalani hidup yang ketat dan tertib. Hal itu akan berguna bagi dirinya. Namun bukan berarti meminta bahkan memaksa orang lain berlaku seperti dirinya. Di samping itu ia pun tetap mesti mengutamakan pembelaan pada kemanusiaan sebagai tugas perutusannya. Tertib dan manusiawi.

Doa:
Tuhan semoga kami tertib dan manusiawi. Semoga aku tidak serta merta menilai orang lain menurut kriteria kami sendiri. Sebelum mengkritik orang kami akan berintrospeksi terlebih dahulu. Amin.

Tertib dan manusiawi.
(goeng).

0 comments:

Post a Comment