Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, January 25, 2019

Percikan Nas Sabtu, 26 Januari 2019

Peringatan Wajib St. Timotius dan Titus
warna liturgi Putih

Bacaan-bacaan: 
2Tim. 1:1-8 atau Tit. 1:1-5; Mzm. 96:1-2a, 2b-3,7-8a,10; Luk. 10:1-9; BcO Rm. 7:14-25.

Nas Injil:
1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. 2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. 4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. 5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. 6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. 8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.

Percikan Nas:
Tidak semua orang bisa dan mau menerima kehadiran kita dengan baik. Ada yang tulus menyambut kehadiran kita. Ada yang nampaknya menerima namun hatinya menolak. Ada yang terang-terangan menolak. Penolakan itu bisa terjadi karena mungkin ada luka, tidak suka dengan kita, keinginannya tidak kita akomodasi dengan baik, monopolinya dan kuasanya kita batasi dll.
Tuhan mengutus 70 orang murid untuk mempersiapkan jalannya. Salah satu pesannya pada mereka, “Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu” (Luk 10:5-6). Mereka yang menerima akan ditinggali oleh damai sejahtera Tuhan.
Setiap orang memang bebas untuk menerima atau menolak orang lain. Namun kita diajari untuk berani datang dan juga menerima kedatangan orang lain. Salah satu kunci untuk itu adalah menghapus dendam dan keegoisan kita. Mari kita gerakkan hidup kita untuk terbuka pada kehadiran damai sejahtera Tuhan. Kalau bisa menerima mengapa harus menolak?

Doa:
Tuhan semoga hati kami selalu terbuka menerima damai sejahtera-Mu melalui orang-orang yang Kauutus hadir kepadaku. Hapuskanlah rasa dendam dan egois kami yang menghambat kehadiran rahmat-Mu. Amin.

Menolak?
(goeng).

0 comments:

Post a Comment