Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, January 11, 2019

Santo Theodosius

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits2565 Diterbitkan23 Juli 2013 Diperbaharui09 Januari 2017

  • Perayaan
    11 Januari
  • Lahir
    Tahun 423
  • Kota asal
    Asia Kecil (sekarang Turki)
  • Wilayah karya
    Yerusalem
  • Wafat
    Tahun 529 di Cathismus; oleh sebab alamiah
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org

Santo Theodosius lahir dari keluarga Kristen yang saleh. Dari usia kanak-kanak ia sudah belajar agama dengan tekun. Pada masa mudanya ia terinspirasi oleh kisah Abraham bapa kaum beriman, hingga iapun meninggalkan rumah untuk mengikuti panggilan Tuhan dan berangkat berziarah ke Yerusalem. Disana dia bertemu dengan para pertapa suci lainnya yang sama seperti dirinya; meninggalkan kehidupan duniawi dan mencari Tuhan dalam keheningan di padang gurun. Santo Simeon dari Antiokhia mengenali kesucian hatinya lalu mengundang Theodosius ke pertapaannya untuk beberapa saat. Setelah itu Theodosius pergi ke Yerusalem di mana legenda mengatakan ia bertemu dan kemudian dibimbing oleh Santo Longginus the Centurian,  seorang suci yang saat itu sudah berusia hampir 500 tahun. 
Theodosius membangun sebuah biara besar di Cathismus, dekat Betlehem. Tak lama kemudian, biaranya telah dipenuhi dengan para biarawan dari Yunani, Armenia, Arabia, Persia dan negara-negara Slav. Pada akhirnya, wilayah itu berkembang menjadi sebuah “kota kecil”. Satu bangunan diperuntukkan orang-orang sakit, satu untuk orang-orang lanjut usia, dan satu untuk kaum miskin dan kaum tuna wisma.
Theodosius senantiasa murah hati. Ia memberi makan suatu antrian fakir miskin yang tanpa akhir. Terkadang tampaknya tak akan tersedia cukup makanan bagi para biarawan. Tetapi Theodosius menempatkan kepercayaan besar pada Tuhan. Ia tidak pernah membiarkan mereka yang datang pergi dengan tangan kosong, bahkan meski nyaris tak tersisa lagi makanan. Biara itu merupakan suatu tempat yang amat damai. Para biarawan hidup dalam keheningan dan doa. Semuanya berjalan begitu baik hingga Patriark Yerusalem menunjuk Theodosius sebagai pemimpin dari segenap biarawan di Timur.
Santo Theodosius wafat pada tahun 529 dalam usia 106 tahun. Patriark Yerusalem dan banyak orang menghadiri pemakamannya. Theodosius dimakamkan di mana ia pertama-tama hidup sebagai seorang biarawan. Tempat itu disebut Gua Para Majus. Orang percaya bahwa Para Bijak tinggal di sana ketika mereka datang dalam perjalanan mencari Yesus.
 Sumber : Katakombe.Org

0 comments:

Post a Comment