Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, January 8, 2019

Tamu Berurutan


Sebenarnya pagi itu, Selasa 8 Januari 2019, Rm. Bambang ingin menikmati tiduran sesudah sibuk dengan laptopnya. Tetapi yang terjadi hingga hampir jam 13.30 dia harus menerima tamu-tamu:
  1. Tiga Polisi. "Rama onten tamu pulisi ajeng kepanggih" (Rama, ada tamu polisi akan berjumpa) suara Mas Abas pada jam 10.30an membuat Rm. Bambang bangun dari tidurannya. Ternyata ada tiga orang polisi datang dan kemudian masuk kamar Rm. Bambang. Melihat wajah ceria dari para polisi itu, Rm. Bambang berkata "Niki dha ajeng nangkep kula napa?" (Apakah Anda datang akan menangkap saya?). Para polisi itu tertawa terbahak-bahak dan ini menjadikan suasana jadi santai. Dari ketiga polisi itu tampaknya salah satu tidak Katolik sehingga banyak diam dan mendengarkan omong kelakar. Sedang dua polisi lain yang satu adalah warga Paroki Bantul dan yang lain Paroki Kebonarum. Pak Boni yang dari Bantul pernah berjumpa dengan Rm. Bambang dalam sebuah Misa. Sedang dengan Pak Andreas yang dari Kebonarum, tempat tinggalnya di Somokaton membuat Rm. Bambang teringat ketika masih berkarya di Klaten pada tahun 1981-1982. Kedatangan ketiga polisi ini adalah untuk membuat kesepakatan hari. Apa kegiatan dari Polda DIY untuk berkunjung ke Domus Pacis Puren. Dan yang disepakati adalah hari Jumat 11 Januari 2019jam 09.00.
  2. Dua Kunjungan. Ketika keluar mengantar kepulangan para polisi, di luar kamarnya Rm. Bambang melihat Rm. Hantoro di teras depan antara kamar Rm. Harto dan Rm. Bambang. Ternyata beliau datang bersama empat orang: 2 orang dari Katedral, dan 2 orang dari Kudus. "Yok ngunjuk-ngunjuk" (Mari kita minum) Rm. Bambang mengajak mereka ke kamar makan untuk minum bersama. Rm. Harto, Rm. Yadi, dan Rm. Ria menyusul. Makan siangpun yang biasanya jam 12.00 diajukan pada jam 11.30. Ini yang membuat Rm. Tri Hartono tampaknya terlambat. Ketika sedang makan, Mas Abas datang dan berkata kepada Rm. Bambang "Wonten tamu saking Magelang kangge Rm. Bambang" (Ada tamu dari Magelang untuk Rm. Bambang). Rm. Bambang yang sudah selesai makan langsung keluar. Ternyata ada empat orang dengan satu anak kecil dari Lingkungan Giovani, Paroki Ignatius Magelang. Setelah omong-omong beberapa saat di kamarnya, Rm. Bambang mengajak mereka bergabung di kamar makan. Kebetulan Rm. Hantoro pernah berkarya di Magelang, maka reuni kecilpun terjadi.

0 comments:

Post a Comment